Update Terbaru Karhutla di Lokasi Ibu Kota Baru, Penajam Paser Utara, Secara Visual Asap Berkurang

Begini kondisi terbaru karhutla di Penajam Paser Utara yang merupakan lokasi ibu kota baru, BPBD PPU sebut secara visual asap berkurang

Penulis: Heriani AM | Editor: Rafan Arif Dwinanto
tribunkaltim.co/Heriani
Kondisi kabut asap di Penajam Paser Utara 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Titik api di Kabupaten Penajam Paser Utara, atau lokasi ibu kota baru Indonesia, mulai berkurang.

Upaya 210 petugas yang menanggulangi kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Penajam Paser Utara, tepatnya di lahan gambut di RT 11 dan 12 Kelurahan Petung dan RT 03 Desa Girimukti, membuahkan hasil.

Memasuki penanganan hari ke sembilan, titik api dan asap mulai berkurang.

Video Pilihan:

Pendinginan pun dilakukan petugas dilapangan.

Ketua tim penanganan kebakaran hutan dan lahan karhutla di Penajam Paser Utara, Kelurahan Petung dan Desa Giripurwa, Letkol Inf Mahmud, sebelumnya menyatakan bahwa sebanyak 210 petugas dikerahkan untuk menghalau api semakin melebar dan asap yang dihirup masyarakat ini.

Dandim 0913/PPU ini juga, menerima bantuan personel dari BKO Yon Zipur AD/17 sebanyak 31 personel.

Luasan lahan yang terbakar melalui foto udara diperkirakan 110 hektare.

Terpisah, Kasubid Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD PPU, Nurlaila menyatakan, perhari ini, Selasa (17/9/2019), tim akan fokus untuk pemadaman titik asap di jalur masuk rumah makan karawang, Desa Giripurwa, menuju eks lahan karhutla Penajam Paser Utara, 2018 lalu.

"Kemarin (16/9/2019), untuk lokasi pemadaman diperbatasan PT KMS dan Giripurwa, secara visual asap sudah semakin berkurang dan hanya beberapa spot asap kecil yang terpantau di beberapa daerah," katanya.

Selain lokasi diatas, pendinginan asap akan difokuskan ke jalur sebelah jembatan menuju master point.

Berdasarkan survei yang dilakukan pada Senin kemarin, masih terdapat asap dibeberapa titik bekas kebakaran lahan tersebut.

Tim dari UPT PU Waru dan UPT Penajam, juga sudah melakukan pembersihan saluran primer sebagai blok api dan pembuatan akses jalan sepanjang 100 meter untuk antisipasi kedepannya.

Dengan kondisi yang berangsur membaik, personel dilapangan pun akan dikurangi.

"Mengingat pendinginan asap dilapangan sudah semakin berkurang, sehingga akan dilakukan pengurangan personel atau petugas dilapangan," pungkasnya.

Kali ini ada kebakaran hutan di Kelurahan Pamulang SLB area sekitar RT 08 Kelurahan Gunung Seteleng, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur pada Minggu (8/9/2019) pagi.
Kali ini ada kebakaran hutan di Kelurahan Pamulang SLB area sekitar RT 08 Kelurahan Gunung Seteleng, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur pada Minggu (8/9/2019) pagi. (TribunKaltim.Co/Heriani AM)

Pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebut, jumlah titik api atau hotspot di Indonesia tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu.

Di seluruh Indonesia, berdasarkan data BNPB, ada 2.862 titik api.

Berdasarkan data terakhir dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG, terdeteksi asap di wilayah.

Ada Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat.

Kemudian, di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Semenanjung Malaysia, Serawak Malaysia, dan Singapura.

Hal ini membuat kualitas udara di sekitar titik api dan wilayah yang terdampak memburuk.

Berdasarkan aplikasi AirVisual yang dipantau pada Senin (16/8/2019), indeks kualitas udara (AQI) di Pekanbaru mencapai 277 dengan kategori sangat tidak sehat.

Sementara itu, indeks AQI di Palangkaraya sebesar 1.318 dengan kategori berbahaya.

Kemudian, sebagian wilayah Jambi, seperti di Simpang dan Muara Bungo.

Kondisi terkini karhutla di Kelurahan Petung dan Giripurwa. Sementara lahan yang terbakar seluas 80 hektare.
Kondisi terkini karhutla di Kelurahan Petung dan Giripurwa. Sementara lahan yang terbakar seluas 80 hektare. (Tribunkaltim.co/HO BPBD PPU)

Indeksnya cukup tinggi, yakni masing-masing 390 dan 335 dengan kategori berbahaya.

BNPB memetakan enam provinsi dengan angka kebakaran hutan dan lahan terbesar sejak Januari 2019 hingga saat ini.

Berdasarkan data per 16 September 2019, luas hutan dan lahan yang terbakar sebesar 328.724 hektare dengan 2.583 titik api.

Melihat data yang terpampang, lokasi calon ibu kota baru Republik Indonesia, di Kalimantan Timur tidak masuk sebagai provinsi yang paling terparah di tahun ini. 

Kabut asap masih menyelimuti Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, Senin (16/9/2019).
Kabut asap masih menyelimuti Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, Senin (16/9/2019). (Tribunkaltim.co/Muhammad Arfan)

Berikut provinsi dengan kebakaran hutan terparah tahun ini:

1. Riau

Ini Riau menjadi provinsi dengan karhutla terluas.

Per Agustus 2019, 49.266 hektare lahan terbakar di sana.

Ada 90 titik api yang terdeteksi.

Indeks AQI di Riau sebesar 261 yang masuk kategori sangat tidak sehat.

Status siaga darurat ditetapkan sejak 19 Februari-31 Oktober 2019.

2. Kalimantan Tengah

Ini Kalimantan Tengah punya titik api terbanyak dibandingkan provinsi lainnya.

Ada 548 titik api dengan luasan lahan terbakar 44.769 hektare.

Wilayah ini masuk dalam kategori berbahaya dengan indeks AQI sebesar 553.

Status siaga darurat ditetapkan sejak 28 Mei-26 Agustus 2019.

3. Kalimantan Barat

Luas lahan terbakar di Kalimantan Barat sebesar 25.900 hektare dengan 497 titik api.

Kualitas udaranya termasuk kategori sangat tidak sehat dengan indeks 226.

Status siaga darurat ditetapkan sejak 12 Februari-31 Desember 2019.

4. Sumatera Selatan

Luas hutan dan lahan yang terbakar di Sumatera Selatan sebesar 11.826 hektare.

Diketahui, terdapat 472 titik api di sana.

Wilayah ini masuk dalam kategori tidak sehat dengan indeks AQI sebesar 553.

Status siaga darurat ditetapkan sejak 8 Maret-31 Oktober 2019 5.

Jambi Ada 11.022 hektare lahan terbakar di Jambi dengan 78 titik api.

Kualitas udara di Jambi termasuk sangat tidak sehat, dengan indeks 230.

Status siaga darurat ditetapkan sejak 23 Juli-20 Oktober 2019.

Nah, Gubernur Kaltara Irianto Lambrie angkat bicara, melakukan kebijakan dalam menghadapi kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur Kaltara Irianto Lembrie melalui media sosial Instagramnya @irianto_lambrie pada Minggu (15/9/2019).

Berkaitan dengan bencana kabut asap yang sekarang melanda wilayah kita, saya selaku Gubernur telah menginstruksikan kepada seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk bergerak cepat dalam mengatasi, menanggulangi hingga mengatasi dampak dari kabut asap di Kaltara ini.

Pesawat terbang mengudara di langit Kota Balilkpapan yang diselimuti kabut asap pada Selasa (10/9/2019) pagi. Momen kabut asap selimuti Kota Balikpapan, Kalimantan Timur yang menurut BMKG Balikpapan kabut asap ini merupakan kiriman kabut asap dari Penajam Paser Utara.
Pesawat terbang mengudara di langit Kota Balilkpapan yang diselimuti kabut asap pada Selasa (10/9/2019) pagi. Momen kabut asap selimuti Kota Balikpapan, Kalimantan Timur yang menurut BMKG Balikpapan kabut asap ini merupakan kiriman kabut asap dari Penajam Paser Utara. (Tribunkaltim.co/fachmi rachman)

Kepada BPBD, Dishut dan BPBD, saya instruksikan untuk melakukan langkah-langkah cepat dan tepat untuk mencegah semakin meluasnya kebakaran hutan dan lahan di Kaltara.

Dengan terus melakukan koordinasi dengan pihak terkaitnya. Utamanya bersama pihak kepolisian dan TNI. Termasuk dengan BMKG.

Saya sangat berharap, agar bencana tersebut tidak meluas karena akan berdampak pada kesehatan masyarakat luas.

Untuk itu diperlukan langkah cepat dan tepat. Termasuk dengan pendekatan kepada masyarakat.

Pemprov sebelumnya telah mengeluarkan surat himbauan, yaitu Surat Nomor. 660/417/BID.III-DLH, perihal Antisipasi kebakaran hutan dan lahan akibat dampak kekeringan di Daerah.

Surat tersebut ditujukan kepala seluruh DLH kabupaten dan kota se-Kaltara.

Dalam imbauan yang dikeluarkan pada 4 September 2019 lalu ini, berisikan tentang pencegahan kebakaran hutan yang berulang setiap tahun, serta mengantisipasi kondisi iklim beberapa tahun terakhir ini yang sulit diprediksi.

Jauh-jauh hari sudah kita ingatkan. Ini bentuk antisipasi lebih awal, sehingga kejadian kebakaran hutan dan lahan dapat dicegah.

Sesuai arahan Bapak Presiden Jokowi, pada rapat terbatas perihal antisipasi dampak kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan beberapa bulan lalu.

Bapak Presiden menginginkan agar dilakukan pencegahan dini terhadap kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di daerah.

Dengan melakukan langkah-langkah.

Di antaranya, meningkatkan koordinasi dengan aparat terkait (TNI-POLRI) di daerah masing-masing mengingat sebagian besar penyebab kebakaran hutan dan lahan adalah disengaja atau ulah oknum masyarakat.

Kemudian kedua, meningkatkan sosilaisasi kepada masyarakat.

Ini agar lebih waspada bahaya kebakaran hutan dan lahan dan upaya pencegahannya.

Juga mengingatkan masing-masing daerah untuk melakukan pemantauan titik api (Hotspot) dan segera melakukan groundcheck hotspot. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved