18 Orang Daftar Calon Wali Kota Surabaya, 1 Bupati Potensial Ini Pernah Ucap Emoh Gantikan Risma
PDIP Jatim mencatat, ada 18 calon kepala daerah yang mendaftar sebagai calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya di Pilkada 2020 mendatang.
TRIBUNKALTIM.CO - PDIP Jawa Timur (Jatim) mencatat, ada 18 calon kepala daerah yang mendaftar sebagai calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya di Pilkada 2020 mendatang.
Para calon tersebut akan berebut kursi menggantikan pasangan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma dan wakilnya, Wisnu Sakti Buana.
Mereka berasal dari beragam unsur masyarakat dari kalangan pengusaha, aktifis, politisi hingga kalangan seniman.
Sebagian mereka mendaftar sebagai calon wali kota dan sebagian lagi mendaftar sebagai wakil wali kota Surabaya.
Ke-18 nama yang mendaftar adalah :
1. Dyah Katarina (anggota DPRD Surabaya).
2. Armuji (anggota DPRD Jatim)
3. Anugerah Ariyadi (mantan anggota DPRD Surabaya)
4. Mega Djadja Agustjandra (pengusaha)
5. Sutjipto Joe Angga (pengusaha)
6. Chrisman Hadi (seniman)
7. Sri Setyo Pertiwi (pengusaha)
8. Laksda TNI (Purn) Untung Suropati
9. Fandi Utomo (mantan anggota DPR RI)
10. Warsito (mantan anggota DPRD Surabaya)
11. Gunawan (pengusaha)
12. Dwi Astutik (Muslimat NU)
13. Haries Purwoko (pengusaha)
14. Lia Istifhama (fatayat NU)
15. Achmad Wahyuddin (pengusaha)
16. Whisnu Sakti Buana (wakil wali kota Surabaya)
17. Ony Setiawan (aktifis)
18. Edy Tarmidy (politisi PDIP).
Rabu (18/9/2019), ke-18 menjalani fit and proper test di kantor DPD PDIP Jawa Timur di Jalan Kendangsari Surabaya.
Kata Sekretaris PDIP Jawa Timur Sri Untari, materi fit and proper test diantaranya seputar personalisasi calon, komitmen pembangunan hingga materi tentang PDIP.
Kata Untari, Kota Surabaya menjadi kota dengan pendaftar terbanyak di PDIP untuk Pilkada serentak 2020 mendatang dari 18 daerah lainnya.
"Ini bukti jika Surabaya memang kandang banteng dan PDIP mendapat kepercayaan masyarakat di Surabaya," jelasnya.
Gratis
Banyaknya pendaftar karena Sri Untaru juga karena pendaftaran calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah di PDIP tanpa dipungut biaya atau gratis.
Nama-nama tersebut kata Sri Untari selanjutnya akan diserahkan kepada DPP PDIP untuk dipilih dan diberi rekomendasi.
"Fit and proper tes ini adalah proses penjaringan tahap awal, keputusan tetap di DPP PDIP," ujarnya.
Lia Istifhama, salah satu pendaftar calon wali kota Surabaya mengungkap alasannya mendaftar lewat PDIP.
"Saya yakin PDIP sebagai partai besar di Surabaya membutuhkan figur yang mewakili kelompok hijau (NU), karena di Surabaya perlu figur tokoh nasionalis dan religius," jelasnya.
Di Pilkada 2020, PDIP Kota Surabaya bisa mengusung pasangan calon tanpa berkoalisi dengan partai lainnya, karena di Pileg 2019, PDIP berhasil menguasai 15 kursi di parlemen atau lebih dari 20 persen.
Mas Ipin 'Emoh' Gantikan Risma
Bupati Trenggalek M Nur Arifin (Mas Ipin) tidak tertarik untuk jadi pengganti Wali Kota Risma di Pilwali Kota Surabaya 2020 mendatang.
Mas Ipin malah memantapkan diri untuk tetap di daerahnya dan maju pada Pilkada Trenggalek 2020.
"Saya 100 persen, hati saya mantap maju di Pilkada Trenggalek 2020, tidak yang lain. Saya fokus fokus di sana," kata Mas Ipin yang diwawancarai seusai audiensi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, di Grahadi, Rabu (24/7/2019).

Menurutnya, fokus pemikirannya dan juga kinerjanya saat ini tetap untuk memajukan Trenggalek, yang menjadi daerah asal orangtuanya.
Bagi bapak tiga anak ini, Kota Surabaya adalah kota masa kecilnya, tempat dimana ia dibesarkan, dan menyelesaikan pendidikan dari SD hingga mengenyam bangku kuliah.
Namun ia mengaku memiliki fokus mimpin untuk memajukan Trenggalek.
"Saya lahir di Surabaya, kuliah dan besar di Surabaya, dari SD, SMP SMA juga di Surabaya. Artinya saya nyaman Surabaya sebagai kota masa kecil saya. Tapi warisan yang ditinggalkan orangtua saya adalah dulu berasal dari Trenggalek dan dulu masih serba kekurangan. Banyak yang harus dimajukan di Trenggalek," tegasnya.
Itulah yang menjadi obsesi terbesar Mas Ipin saat ini.
Ia ingin agar ke depan Trenggalek bisa lebih berkembang dan maju, baik secara sosial, ekonomi, dan juga infrastruktur.
Kondisi di Trenggalek, dikatakannya, masih membutuhkan sentuhan pemimpin yang mampu membawa Trenggalek ke arah yang berkemajuan.
Beda dengan Surabaya yang menurutnya bahkan sudah bisa dijalankan secara auto pilot.
"Kalau Surabaya, ada atau tak ada wali kota kelihatannya sudah pasti maju. Mau taman cantik, banyak developer. Butuh perumahan banyak pengembang yang mau membangun," ucapnya.
Jikalaupun kelak ada penugasan dari partai, di mana saat ini ia juga dipercaya sebagai Ketua DPC PDIP Trenggalek, untuk maju dalam Pilwali Kota Surabaya, ia mengaku tetap akan melihat situasi dan kondisi.
Terlebih urusan maju dalam Pilkada bukan hal kecil, melainkan butuh komunikasi erat dengan tokoh masyarakat, tokoh elit, belum juga nanti harus ada rekom dari partai.
"Yang jelas, saya fokus di Trenggalek. Besok saya juga akan bertemu dengan Sri Sultan untuk membahas koridor Yogyakarta-Trenggalek tekait kebudayaan dan pariwisara. Jadi orientasi saya sekarang masih di Trenggalek," pungkasnya.
Sementara itu Sholikhul Huda Sekretaris KNPI Jatim mengatakan pihaknya mendorong agar Mas Ipin bisa maju sebagai calon wali kota Surabaya.
Mas Ipin yang juga Ketua DPD KNPI Jatim itu dinilai cocok dan layak memimpin Surabaya.
"Sudah saatnya lah beliau memimpin Surabaya. Kita akan mendukung dan mendorong beliau untuk maju. Kalah perlu kita akan komunikasikan dengan tokoh tokoh strategis agar beliau bisa maju," tegas Sholih.
(*)