Darurat Kabut Asap
Kabut Asap Menipis, Semua Pesawat Bisa Landing di Runway Bandara Juwata Tarakan
Padahal sudah diatas Kota Tarakan pesawatnya, bahkan berputar-putar sampai 30 menit, berharap kabut asap menipis
Penulis: Junisah | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO -Alhamdulillah itu ungkapan sebagian masyarakat Tarakan akhirnya pesawat yang ditumpanginya dapat landing di Bandara Juwata Tarakan.
"Alhamdulillah akhirnya bisa juga landing di Tarakan, setelah dua hari menunggu di Balikpapan karena adanya kabut asap," ucap Susi salah satu penumpang Lion Air rute Balikpapan- Tarakan, yang landing di Tarakan, Rabu (18/9/2019).
Wanita ini mengaku, ia sebenarnya berangkat dari Jakarta menuju Tarakan Senin (16/9/2019) pagi. Pukul 08.40 Wita, seharusnya landing di Bandara Juwata Tarakan.
"Padahal sudah diatas Kota Tarakan pesawatnya, bahkan berputar-putar sampai 30 menit, berharap kabut asap menipis. Tapi ternyata kabut asap masih tebal, akhirnya pilot memutuskan mengalihkan ke Bandara Balikpapan, karena runway bandara Tarakan tidak terlihat," ucapnya.
Sampai di Balikpapan, penumpang diturunkan dan menunggu di ruang terminal keberangkatan sambil menunggu kabut asap menipis dan jarak pandang mencapai 2.300 meter pesawat akan kembali ke Tarakan.
"Tapi ternyata sampai malam hari tidak ada kepastian akhirnya pihak Lion Air menyuruh penumpang melakukan refund tiket, untuk keesokan harinya, berangkat Selasa (17/9/2019)," ucapnya.
Akhirnya, Selasa (17/9/2019) Susi memilih kembali melakukan penerbangan dengan Lion Air dari Balikpapan menuju Tarakan, lagu-lagu pesawat cancel karena masih kabut asap.
"Yah akhirnya, hari ini, Rabu (18/9/2019) saya putuskan untuk kembali naik pesawat, tapi pakai Batik Air. Alhamdulillah bisa landing di Tarakan, setelah dua hari berada di Balikpapan," ujarnya.
Diakuinya, akibat kabut asap, pekerjaannya menjadi terganggu, namun pihak perusahaanya dapat memaklumi, karena ini bukan kesalahannya, namun kondisi yang tidak memungkinkan untuk pesawat landing di Tarakan, karena adanya kabut asap.
Prakirawan BMKG Kota Tarakan, Rainna Nur Ato mengaku, dilihat dari kasat mata kabut asap udah lebih baik daripada hari kemarin.
"Dilihat dari layar monitor hari ini visibilty atau jarak pandang mencapi 6.000 meter. Berdasarkan prosedur dari penerbangan kalau jarak pandang mencapai 6.000 meter, berarti pesawat dapat landing dan take off dari Bandara Juwata Tarakan," ujarnya.
Rainna mengaku, jika empat hari lalu jarak pandang sempat mencapai 1.000 meter, sehingga pesawat di Bandara Juwata Tarakan tidak bisa landing dan take off.
"Kabut asap menipis, karena titik api yang terpantau dari satelit berkurang. Beberapa waktu lalu titik api terpantau dari Kabupaten Berau dan Kabupaten Bulungan. Tapi yang terpantau satelit hari ini titik api sudah berkurang hanya ada 7 titik api di daerah Tanjung Palas Kabupaten Bulungan," ucapnya. (jnh)
Jemaah Haji Sudah Bisa Landing
Kepala Bandara Juwata Tarakan, Fadrianyah Anwar menegaskan, selama kabut asap yang terjadi di Kota Tarakan Provinsi Kaltara, pihaknya tidak pernah menutup bandara dan tetap selalu standby.