Darurat Kabut Asap

Kabut Asap Menurun, Wakil Bupati Berau: Saya Baru Tenang Kalau Titik Api Sudah Nol!

Pemkab Berau bersama jajaran Polres Berau, Kodim Tanjung Redeb, Skadron 13 Helikopter Serbu, BMKG gelar rapat koordinasi.

TRIBUN KALTIM/ GEAFRY NECOLSEN
Pemkab Berau bersama jajaran Polres Berau, Kodim Tanjung Redeb, Skadron 13 Helikopter Serbu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar rapat koordinasi terkait penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Rabu (18/9/2019). 

TRIBUNKAKTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kabut Asap Menurun, Wakil Bupati Berau: Saya Baru Tenang Kalau Titik Api Sudah Nol!

Pemkab Berau bersama jajaran Polres Berau, Kodim Tanjung Redeb, Skadron 13 Helikopter Serbu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar rapat koordinasi terkait penanganan kebaran hutan dan lahan (karhutla), Rabu (18/9/2019).

Dalam rapat ini terungkap bahwa, di Kabupaten Berau sangat rawan terhadap karhutla.

Apalagi sampai melumpuhkan aktivitas penerbangan karena asap tebal yang ditimbulkan karhutla.

Karena itu, Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo yang memimpin rapat ini mencoba melakukan evaluasi, untuk mencari penyebab serta solusi pencegahan dan penanganannya.

Agus Tantomo yang sebelumnya turun langsung ke lapangan untuk memantau proses pemadaman api di Kecamatan Tabalar.

Di wilayah ini, kurang lebih 100 hektare hutan dan lahan sudah rata jadi abu.

"Saya kemarin turun langsung, dan melihat bagaimana teman-teman kita dari Polres dan TNI serta BPBD yang dibantu oleh masyarakat memadamkan api," ujarnya.

Agus menilai, selama karhutla berlangsung sejak awal tahun sampai hari ini, petugas yang bekerja di lapangan berupaya memadamkan api, tanpa dukungan operasional.

"Jangankan honor, makanan dan minuman saja tidak kita siapkan. Mereka tidak minta. Tapi saya tidak sampai hati melihatnya," tegas Agus.

Dalam rapat ini juga terungkap, karhutla terjadi lantaran banyak faktor, selain kemarau, kecepatan dan arah angin juga memicu kebakaran yang meluas.

"Kabut asap (yang menyelimuti Berau) tidak bisa kita klaim sebagai (asap) kiriman. Karena kalau saya lihat titik panas di Berau juga tinggi, jarak pandang kita rendah sekali mulai tanggal 13 sampai 16 (September 2019) ini.

Memang ada asap kiriman, tapi sumber asap juga berasal dari Berau," ungkapnya.

Saat ini, masih tersisa 7 titik api yang harus segara diatasi segera. "Saya lihat di Tabalar, bara api itu masih ada. Kalau ada angin akan jadi api. Karena itu perlu dibuatkan sekat api.

Kita baru tenang kalau titik panas sudah nol. Hari ini tinggal 7 titik. Lokalisir dan padamkan. Kami ingin padam total," tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved