Imam Nahrawi Tersangka
Ada Sudah Nyatakan Siap, Ini Sosok Mengemuka Gantikan Imam Nahrawi, Satunya Kandidat Kuat Ketua DPR
Perbicangan seputar siapa pengganti Imam Nahrawi sebagai Menpora ini mengemuka setelah Imam Nahrawi resmi mengundurkan diri.
Penulis: Doan Pardede | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Kabar seputar siapa yang sosok pengganti Imam Nahrawi sebagai Menpora kini menjadi perbincangan hangat, Jumat (20/9/2019).
Perbicangan seputar siapa pengganti Imam Nahrawi sebagai Menpora ini mengemuka setelah Imam Nahrawi mundur ini sudah resmi mengundurkan diri.
Seperti diberitakan, Imam Nahrawi telah resmi mengundurkan diri sebagai Menpora.
Imam Nahrawi mengundurkan sehari setelah ia resmi menjadi tersangka dugaan kasus suap hibah dana KONI.
Baca juga :
• Bantahan-bantahan Imam Nahrawi Sebelum Ditetapkan Tersangka, Jaksa: Ada Permufakatan Jahat Diam-diam
• Imam Nahrawi Mundur Sebagai Menpora, Pegawai Menangis Saat Acara Perpisahan
Imam Nahrawi juga telah berpamitan dengan sejumlah pejabat dan staf di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kamis sore.
Imam Nahrawi berharap, sosok penggantinya bisa lebih baik.
“Per hari ini saya mengundurkan diri dalam posisi saya sebagai Menpora."
"Semoga pengganti saya nanti lebih baik, bersih, lebih suci, dan lebih bisa menjaga perasaan,” kata dia.
Pengunduran diri Imam Nahrawi sebagai menpora pun membuat jabatan orang nomor satu di Kemenpora itu kosong.
Berbagai saran pun bermunculan.
Ada yang meminta Jokowi menunjuk orang baru, tapi banyak juga yang menganggap Jokowi tak perlu memilih pengganti Imam Nahrawi.
Pasalnya, periode pemerintahan Jokowi bersama Kabinet Kerja I akan selesai dalam waktu dekat.
Berikut kumpulan kabar terkini siapa pengganti Imam Nahrawi, sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:
1. Muncul nama Puan Maharani

Nama Puan Maharani muncul sebagai satu di antara sosok yang akan mengisi pos Kemenpora untuk sementara waktu.
Hal ini dikatakan pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio.
Ia menyarankan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menunjuk Plt atau pejabat baru di Menpora.
Jokowi cukup menugaskan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu untuk merangkap jabatan Menpora hingga akhir periode Kabinet Kerja I selesai Oktober mendatang.
Baca juga :
• Ada Kolam Renang hingga Ruang Tamu Gaya Marocco, Begini Megah dan Luasnya Rumah Menpora Imam Nahrawi
• Imam Nahrawi Tersangka, 3 Agenda Olahraga Terdekat Ini Diharapkan Tak Terganggu, Satunya di Filipina
"Cukup dirangkap saja oleh Menko PMK," ujar pendiri lembaga analisis politik KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com.
Sebab, dia menilai, pengganti Imam Nahrawi akan kesulitan untuk melaksanakan tugas sebagai menteri dengan waktu yang hanya satu bulan tersisa.
"Nanti akan kesulitan nanti penggantinya untuk melaksanakan tugas sebagai menteri dengan waktu yang hanya satu bulan."
"Jadi tidak perlu Plt juga, jadi cukup dirangkap Menko PMK," katanya.
2. Tak perlu tunjuk orang baru

Hal senada juga disampaikan pakar hukum tata negara, Bivitri Susanti.
Bivitri berpendapat, Jokowi tak perlu menunjuk menteri baru karena periode Kabinet Kerja I akan selesai dalam waktu dekat.
"Saya khawatir jika dalam waktu yang dekat nanti ada pelantikan lagi, harus ada Keppresnya lagi dan segala macam, rumit," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
"Padahal sudah tinggal sebentar lagi," kata Bivitri di Gedung Merah Putih KPK, Kamis (19/9/2019).
Baca juga :
• Keluarga Imam Nahrawi Sangat Terpukul Setelah Penetapan Tersangka oleh KPK, Ini Risiko Jabatan
• Gerak Cepat Obib Nahrawi, Istri Menpora Imam Nahrawi Saat Suaminya Jadi Tersangka KPK
Seperti diketahui, periode pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla akan berakhir pada 20 Oktober 2019 mendatang.
Bivitri menyarankan, posisi menteri bisa diisi oleh pejabat eselon I Kemenpora sebagai pelaksana tugas.
"Karena waktunya sedikit bisa ada pelaksana tugas ya. Mungkin bisa satu jajaran eselon I di bawahnya. Jadi enggak perlu ada pengisian jabatan menteri," ujar dia.
3. Nama Gatot S Dewa Broto ikut diusulkan

Usulan berbeda disampaikan mantan Menpora era SBY, Roy Suryo.
Politikus Demokrat itu menyarankan Jokowi menunjuk pelaksana tugas (Plt).
Menurut dia, Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto bisa menjalankan tugas sebagai Plt Menpora selama sisa satu bulan periode Kabinet Kerja.
"Sesmenpora bisa melakukan tugasnya. Jadi Sesmenpora sebagai Plt," jelasnya.
Ia menilai tidak efektif jika Jokowi mengangkat pejabat baru untuk menggantikan kursi Menpora yang ditinggalkan Imam Nahrawi.
"Saya menilai tidak efektif, kalau ada pejabat (menteri) baru."
"Pejabat baru nantinya masih harus melakukan penyesuaian."
"Sudahlah yang ada, Plt saya kira bisa," ujar anggota DPR RI ini kepada Tribunnews.com.
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto mengaku siap jika Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai pelaksana tugas (Plt) Menpora menggantikan Imam Nahrawi yang mengundurkan diri setelah menjadi tersangka kasus dana hibah KONI.
Imam sudah mengajukan pengunduran diri sebagai Menpora kepada Jokowi pada Kamis (19/9). Hingga kini pihak Istana belum mengumumkan pengganti Imam sebagai Menpora.
"Tidak tahu berapa lama, tergantung Istana. Tapi selama belum diputuskan pun pekerjaan di sini tetap jalan. Saya siap kalau ditunjuk [sebagai Plt Menpora]. Kami menunggu arahan dari presiden," ucap Gatot seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga :
• Tak Sendiri, Inilah Sosok Lain yang Ditetapkan Menjadi Tersangka Bersama Menpora Imam Nahrawi
• Perpisahan di Kantor Menpora Diwarnai Isak Tangis, Ini Kata Jokowi soal Pengganti Imam Nahrawi
4. Tunjuk orang baru
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Djayadi Hanan justru meminta Jokowi menunjuk orang baru sebagai pengganti Imam Nahrawi.
Orang itu, kata dia, adalah sosok yang dipersiapkan Jokowi untuk mengisi jabatan Menpora pada Kabinet Kerja Jilid II.
"Sebaiknya orang yang dipersiapkan untuk menjabat Menpora di periode kedua Jokowi."
"Nanti tinggal diumumkan kembali ketika Jokowi mengumumkan kabinet periode keduanya," ujar Djayadi Hanan kepada Tribunnews.com.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) tersebut menilai langlah tersebut akan lebih baik.
Sebab, Menpora yang baru akan punya kesempatan untuk mempelajari dan menyiapkan tugas-tugasnya pada periode kedua Jokowi.
"Jadi yang bersangkutan akan punya kesempatan untuk mempelajari dan menyiapkan tugas-tugas Menpora di periode kedua Jokowi," katanya.
Jokowi juga bisa menunjuk Plt Menpora untuk memimpin Kemenpora hingga akhir masa Kabinet Kerja Jilid I pada Oktober 2019.
"Plt bisa dari kementerian lain atau pejabat yang sekarang ada di Kemenpora," katanya.
Apa kata Jokowi?
Terkait siapa yang akan menggantikan Imam Nahrawi, Jokowi mengaku masih menimbang.
"Tentu saja akan kami segera pertimbangkan apakah segera diganti dengan yang baru atau memakai Plt (pelaksana tugas)."
"Tadi disampaikan ke saya surat pengunduran diri dari Pak Menpora Imam Nahrawi," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (19/9/2019).
Jokowi menyebut surat pengunduran diri telah diantarkan Imam.
Oleh karena itu, ia belum memutuskan siapa yang akan menggantikan posisi politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu.
"Kami pertimbangkan dalam sehari," kata Jokowi, dikutip dari Kompas.com.
Puan Maharani jadi kandidat kuat Ketua DPR
PDIP berjaya di Pemilu 2019 ini. Partai yang dipimpin Megawati Soekarno Putri ini menjadi pemenang di Pileg 2019, dan Pilpres 2019.
Di Pilpres 2019, partai berlambang banteng moncong putih ini sukses mmendudukkan Joko Widodo atau Jokowi untuk periode kedua.
Kemenangan di Pileg 2019 dan Pilpres 2019 membuat PDIP leluasa menempatkan orang di posisi strategis pemerintahan.
Termasuk menentukan orangnya sebagai pimpinan DPR.
Nama Puan Maharani disebut jadi calon terkuat mengisi pos yang kini diduduki Bambang Soesatyo.
Apalagi, Puan Maharani dalam Pileg 2019 tahun ini, berhasil mendapat suara terbanyak nasional.
Wakil Sektetaris Jenderal (Wasekjen) DPP PDI-Perjuangan, Eriko Sotarduga mengaku secara formal belum ada pembahasan ke arah tersebut.
Namun, secara nonformal pembahasan itu sudah mulai dibicarakan.
Terutama di kalangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Menurutnya, pengurus di DPP sudah memiliki nama yang benar-benar diperhitungkan mengisi pos Ketua DPR RI.
"Untuk Ketua DPR memang sampai saat ini kami belum membicarakannya secara formil.
Tapi kalau secara nonformal dalam pembicaraan sesama DPP tentu kami benar-benar ada sosok yang memang sesuai dan tepat sekali untuk posisi tersebut," sebut Eriko di DPP PDI-Perjuangan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/7/2019).
Hanya saja, mereka belum bisa membocorkan nama tersebut ke publik.
Sebelum memutuskan, para pimpinan di DPP akan lebih dulu membahasnya dalam rapat internal bersama Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
"Tapi tentunya itu adalah putusan ketua umum yang nanti dilakukan dalam rapat DPP," ungkap Eriko.
Sebelumnya diberitakan Puan Maharani mengakui dirinya adalah calon kuat untuk menjabat posisi tersebut.
Sebab, ia juga meraih suara terbanyak tingkat partainya sekaligus nasional.
"Proses pemilu yang lalu juga alhamdulillah saya bisa kemudian mendapatkan suara terbanyak nasional.
Ya mungkin bisa jadi salah satu calon yang kuat," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/6/2019).
Meskipun mengakui sebagai calon kuat, ia tidak memungkiri adanya calon lain yang akan dicalonkan.
Menurutnya, nantinya posisi tersebut akan ditentukan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Baru salah satu calon yang kuat karena keputusannya akan diputuskan oleh ibu Ketum," terangnya.
Namun, Puan Maharani mengaku belum mengetahui nama calon kuat lainnya yang akan bersaing dengannya untuk menduduki kursi Ketua DPR RI.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu menuturkan masih menunggu pengumuman penetapan hasil Pemilu Legislatif.
"Belum tahu juga masih nunggu September," tandas Puan Maharani.
(TribunKaltim.co/Doan Pardede)