Bupati dan Ribuan Warga Sudah Salat Istisqa, BMKG Berau Prediksi Bakal Turun Hujan Besok

BMKG Berau memprediksi bakal turun hujan besok. Sebelumnya, ribuan warga Kabupaten Berau bersaa Bupati Muharram gelar Salat Istisqa

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TribunKaltim.co / Geafry Necolsen
Setelah melaksanakan salat istisqa dan memanjatkan doa turun hujan pada hari Kamis (19/9/2019) kemarin, berdasarkan data satleit BMKG Berau, dalam tiga hari ke depan diprediksi akan turun hujan. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Berau, hari Jumat (20/9/2019) melaporkan, hari ini cuaca di Kabupaten Berau masih diselimuti oleh kabut asap.

Namun ada kabar gembira, BMKG Berau mengatakan, Kabupaten Berau ada potensi hujan pada hari Sabtu hingga Senin depan (21-23 September 2019).

“Terdapat potensi hujan mulai tanggal 21 sampai 23 September nanti.

Semoga (bencana kabut asap) bisa segera membaik,” kata Reygik Riskianera Himawan, Prakirawan BMKG Berau.

Meski begitu, BMKG Berau mengatakan, prediksi hujan ini masih sebatas prakiraan berdasarkan data satelit.

Di sisi lain, pantauan satelit juga menunjukan wilayah Kabupaten Berau pada hari Jumat (20/9/2019) ini masih terdapat titik panas atau hotspot.

Jumlahnya titik panas ini menurun drastis jika dibanding beberapa hari sebelumnya.

“Berdasarkan data dari Terra, Aqua, SPNPP dan NOAA, hari ini wilayah Berau masih terdeteksi 22 titik hotspot dengan tingkat kepercayaan (potensi) mencapai 81 hingga 100 persen,” ujarnya.

Jarak pandang saat ini dalam radius 1 kilometer.

Ini juga diperkuat dengan Notice To Airman dari AirNav Indonesia dengan nomor Notam C8695/19 dengan perihal perubahan jarak padang.

Dalam ringkasan Notam disebutkan: Jarak pandang minim karena kabut asap.

Prakiraan Cuaca BMKG Balikpapan Jumat (20/9/2019) Waspada Kabut Asap, Panas, dan Angin Kencang

BMKG: Musim Hujan Rata-rata Mundur 30 Hari, Inilah Belasan Wilayah yang Lebih Lama Turun Hujan

Prakiraan Cuaca BMKG Balikpapan Kamis (19/9/2019) Potensi Terjadi Hujan Sangat Kecil

Karena kabut asap yang masih sangat tebal ini, sejumlah penerbangan mengalami penerbangan dan penundaan.

Di antaranya Garuda Indonesia yang dijadwalkan terbang pada pukul 8.50 wita dan 16.00 wita, ditunda sampai 21 September 2019 besok.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Sriwijaya Air.

Sementara itu, Wing Air penerbangan pukul 8.20 wita, 11.00 wita dan 17.30 wita masih bergantung pada situasi kabut asap di Bandara Kalimarau.

Sedangkan penerbangan rute Balikpapan ke Berau pukul 9.10 wita dipastikan batal karena kabut asap ini.

Sebelumnya, ribuan masyarakat Berau melakukan salat istisqa dan berdoa kepada Allah SWT di Masjid Agung Baitul Hikmah untuk melaksanakan Salat Istisqa, Kamis (19/9/2019) kemarin.

Masyarakat berdoa agar Kabupaten Berau segera diguyur hujan.

Sehingga memudahkan para petugas yang tergabung dalam Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan untuk memadamkan api.

Dan bencana kabut asap yang sudah sejak bulan Agustus 2019 menyelimuti wilayah ini bisa segera berakhir.

Bupati Berau, Muharram dalam kesempatan itu mengajak masyarakat untuk tetap bersyukur, meski Kabupaten Berau sedang ditimpa musibah kabut asap. Menurut Muharram, masih banyak nikmat yang diberikan oleh Allah SWT yang patut disyukuri.

Dirinya juga berpesan, agar masyarakat Berau tetap menjaga lingkungan, terutama di musim kemarau seperti sekarang.

“Kita juga harus menjaga lingkungan, jangan melakukan tindakan-tindakan yang sembrono.

Yang bisa menyebabkan kebakaran,” tegasnya. 

Pesan ini, kata Muharram tidak hanya untuk masyarakat yang tinggal di kampung-kampung yang rawan kebakaran hutan dan lahan.

Namun juga bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan untuk mencegah kebakaran di area pemukiman.

“Karena musim kemarau ini rawan, Tidak hanya di kampung (yang rawan kebakaran) tapi juga di kota.

Pastikan kompor sudah mati, alat-alat listrik sudah mati sebelum meninggalkan rumah atau melakukan aktivitas yang lain,” ujarnya.

Demikian pula jika terjadi pemadaman listrik, Muharram berpesan, agar masyarakat berhati-hati saat menggunakan alat penerangan alternatif, terutama yang menggunakan lilin atau lampu berbahan bakar minyak.

“Kalau listrik padam, usahakan tidak menggunakan lilin.

Dan jangan biarkan anak-anak bermain dengan korek api,” imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved