Ibu Kota Baru

Tidak Pindah Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur dari Sekarang, Davao yang Akan Berkembang

Rencana pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur bisa dibilang butuh proses panjang, ekses dampaknya tak instan.

Penulis: Ilo | Editor: Samir Paturusi
Kolase Tribunkaltim.co/Bappenas dan Aman
Ari Kuncoro, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Indonesia dalam diskusi nasional Pemindahan Ibu Kota Negara yang digelar oleh Bappenas RI di Jakarta, Selasa (16/9/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Upaya pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur bisa dibilang langkah yang tepat untuk dilakukan oleh pemerintah pusat.

Pasalnya, pakar ekonomi prediksi, jika tidak ada pemindahan Ibu Kota Negara di Indonesia bagian tengah, maka negara lain di kawasan asia pasifik yang akan mengambil peluangnya

Selama ini ketimpangan antar daerah di Indonesia masih terjadi, belum teratasi secara maksimal. Pemindahan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur akan memberikan efek yang ke lain.

Demikian disampaikan oleh Ari Kuncoro, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Indonesia dalam diskusi nasional Pemindahan Ibu Kota Negara yang digelar oleh Bappenas RI di Jakarta, Selasa (16/9/2019).

Beberapa waktu lalu pemerintah pusat, melalui Presiden Joko Widodo, sudah umumkan calon lokasi ibu kota baru Republik Indonesia dipindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Nah, kata Presiden Joko Widodo, di Kalimantan Timur sendiri, lokasi persisnya berada di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Bisa dibilang dua lokasi ini sangat berdekatan dengan Kota Samarinda dan Kota Balikpapan, yang secara infrastruktur telah memadai, dari pelabuhan, bandara hingga jalan tol sudah terselenggara.

Ari Kuncoro berpandangan, kondisi ekonomi global sekarang ini sedang tidak bersehabat, terjadi resesi ekonomi, termasuk terjadinya perang dagang yang nyata dan masif, antara China dan Amerika Serikat, tentu membuat hal ini tak enak untuk iklim perdagangan dunia.

"Perang dagang dan resesi ekonomi maka pemilihan pemindahan Ibu Kota Negara jadi peluang," ungkapnya di hadapan para audiens yang hadir.

Dirinya mengibaratkan, lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur itu seperti aquarium, saat diberi tambahan oksigen di sebuah aquarium maka ikan-ikan akan hidup.

Karena itu, prospek ekonomi dari lahirnya lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur menjadi pendorong stimulus untuk mencapai pertumbuhan ekonomi.

"Investor akan mencari ini, kelas menangah Indonesia cukup besar, tentu akan terus bertumbuh, ada prospek ekonomi yang bagus," ujarnya. 

Keberadaan lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur memberi efek yang pas, terutama untuk memulai kemajuan Indonesia dari wilayah tengah.

Selama ini Pulau Jawa, disusul Sumatera sangat dominasi kemampuan ekonomi, pertumbuhan di wilauyah tengah seperti Kalimantan dan Sulawesi masih sangat jauh, parahnya lagi di Kalimantan semakin melorot mengingat teramat bergantung pada sumber daya alam yang saat ini nilai komoditasnya sedang menurun.

Maka, kata Ari, dibuatnya Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur akan membuka peluang bagi yang lain, muncul tempat pertumbuhan yang lain.

"Saya melihat akan banyak peluang. Nanti yang tumbuh bukan lokasi Ibu Kota Negara ya, tapi yang tumbuh itu di kota sekeliling ya Ibu Kota Negara," katanya. 

Sebab, ujar Ari, keberadaan Ibu Kota Negara nanti tidak berdiri sendiri, akan ada kaitannya dengan kota-kota disekelilingnya.

"Ibu Kota Negara tak berdiri sendiri, akan didukung sama Samarinda, sama Balikpapan, sama Palangkaraya, jadi ada segitiga pertumbuhan. Mirip konsep layang-layang, sekali diulur-ukur tarik kena angin semakin terbang tinggi," tutur pria yang pakar dalam bidang  Urban Economics, Industrial Organization and Applied Micro Econometrics.

Keberadaan Jakarta sekarang ini memang menjadi lokomotif.Bila Ibu Kota Negara ditarik ke wilayah Timur sudah terlalu berat di Makassar, namun jika berpindah ke tengah, ditarik pada garis khatulistiwa akan seimbang.

"Kita lihat gambar, kita tarik ke tengah, persis di khatulistiwa yang ditengah-tengah akan tingkatkan peluang. Selat Makassar akan jadui jalur perdagangan di lautan," ujar Ari yang pernah mengambil program doktoral di Brown University.

Rencana pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur bisa dibilang butuh proses panjang, ekses dampak melihat pertumbuhan ekonominya tidak instan, butuh waktu yang panjang.

Keberadaan lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur akan turut menarik investor yang pada akhirnya bertumbuh kota-kota sekitarnya, tercipta pusat pertumbuhan ekonomi baru yang secara kebetulan dekat dengan Selat Makassar dan Asia Pasifik sebagai lokasi strategis, jadi tempat keramaian ekonomi di masa mendatang.

"Bicara dampaknya memang butuh waktu, tapi kalau tidak mulai dari sekarang nanti Davao Filipina yang berkembang. Peluang sangat besar pindahkan Ibu Kota Negara. Momen sudah tepat," tegas Ari, yang pernah mengenyam pendidikan Master of Arts, di University of Minnesota, USA.

Nah, Presiden Joko Widodo Sebut Nama Samboja

Penepatan lokasi ibu kota baru Republik Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur sudah terjawab. Melalui Presiden Joko Widodo, secara langsung sampaikan lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur ada di sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara dan sebagian lagi di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Namun masih banyak pihak yang masih bertanya-tanya, dimana lokasi persis lokasi ibu kota baru RI di dua kabupaten tersebut. Lantaran luas wilayah Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara sangat lapang, banyak tanah kosong.

Di Kutai Kartanegara saja ada 18 kecamatan sementara di Penajam Paser Utara angkanya ada empat. Nah, hal yang paling menarik, belakangan ini, Presiden Joko Widodo membuat tulisan di media sosial Instagram miliknya pada Selasa (10/9/2019).

Disebutkan oleh Presiden Joko Widodo, nama Kecamatan Samboja di Kutai Kartanegara sebagai lokasi ibu kota baru negara Indonesia. Dirinya menggambarkan, ada bentangan infrastruktur jalan tol Balikpapan ke Samarinda atau disingkat Tol Balsam.

Panjang jalan tol ini melewati Kutai Kartanegara, Samboja. Keberadaan tol ini masih dalam tahap proses pengerjaan, memiliki panjang 99,350 kilometer sampai ke Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Sebentar lagi, kemungkinan liburan Natal 2019 tol sudah bisa beroperasi, menjadi tol pertama kalinya di Pulau Kalimantan.

"Selain itu, jalan tol ini akan melewati Kecamatan Samboja di Kutai Kartanegara, yang rencananya menjadi lokasi ibu kota negara yang baru," tulis Presiden Joko Widodo.

Berikut tulisan lengkapnya, Presiden Joko Widodo dalam Instagramnya. Dari Balikpapan ke Samarinda, melintasi Samboja di Kutai Kartanegara. Ini bukan sampiran pantun, tapi jalan tol yang akan rampung pada akhir tahun 2019 di Pulau Kalimantan.

Ya, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda terentang sepanjang 99,350 kilometer di antara dua kota di Kalimantan Timur itu. Waktu tempuh yang dulu sampai empat jam melalui jalan biasa, melalui jalan tol hanya sekitar satu jam saja.

Menteri Perhubungan Kagum Lokasi Ibu Kota Baru RI di Kalimantan Timur, 3 Tempat Ini Disebut Cantik

Bappenas Jelaskan Soal Kabar Lokasi Ibu Kota Baru RI di Kalimantan Timur Dikuasai Sukanto Tanoto

Selain itu, jalan tol ini akan melewati Kecamatan Samboja di Kutai Kartanegara, yang rencananya menjadi lokasi ibu kota negara yang baru. Instagram Presiden Joko Widodo singgung soal Samboja Kutai Kartanegara sebagai lokasi ibu kota baru Republik Indonesia.

Kali ini pemindahan ibu kota negara sudah masuk ke tahapan parlemen. Pijakan pembahasan pemindahan ibu kota negara pun kini sudah terbentuk dalam Pansus Pemindahan Ibu Kota Negara.

Mengutip dari Kompas.com, Ketua Panitia Khusus atau Pansus Pemindahan Ibu Kota Negara Zainudin Amali angkat bicara. Dia mengatakan, ada tiga poin yang akan dibahas Pansus Pemindahan Ibu Kota Negara. Salah satunya mengenai sumber pembiayaan pemindahan ibu kota negara.

DPR membentuk pansus pemindahan ibu kota negara guna mengkaji lampiran pemindahan ibu kota negara yang diserahkan pemerintah ke DPR. "Kedua adalah tentang bagaimana tempat atau lokasi lebih spesifik lahan lingkungan, itu bukan hanya menyangkut lingkungan hidup saja, tetapi berbagai hal termasuk lingkungan sosial dan semacamnya," kata kata Zainudin saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/9/2019).

Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kaltim Demi Hilangkan Ketimpangan Saat Indonesia Berusia 100 Tahun

Hal pokok berikutnya ialah mengenai aparatur dan regulasi terkait. Zainudin mengatakan, pihaknya akan mengkaji lampiran tersebut secara kuantitatif dan kualitatif sehingga lebih obyektif. Selain itu, Pansus Pemindahan Ibu Kota Negara akan mengundang pemerintah pusat untuk menjelaskan lampirannya serta melibatkan pemerintah daerah yakni DKI Jakarta dan Kalimantan Timur. "Kita dalami (lampiran pemindahan ibu kota) dan kita akan mengundang kembali pemerintah, bayangan saya kira-kira pemerintah pusat akan minta penjelasan lagi.

Kemudian, pemda minimal pemda tempat rencana lokasi ibu kota baru negara Indonesia dan pemda yang akan ditinggalkan, DKI Jakarta. Jadi Kalimantan Timur dan DKI Jakarta harus dilibatkan," tutur dia.

Selanjutnya, Zainudin memprediksi, pengkajian lampiran pemindahan ibu kota bisa diselesaikan dalam masa jabatan periode ini. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menetapkan Panitia Khusus atau Pansus Pemindahan Ibu Kota Negara pada rapat paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/9/2019).

(Tribunkaltim.co/BudiSusilo)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved