Warga Bantu Mahasiswa Saat Bentrokan dengan Polisi di Depan Gedung DPR, hingga Kronologi Kericuhan
Warga Bantu Mahasiswa Saat Bentrokan dengan Polisi di Depan Gedung DPR, hingga Kronologi Kericuhan
Dipukul mundur, mahasiswa terpencar
Tembakan gas air mata dan semprotan air dari water cannon akhirnya memukul mundur para mahasiswa.
Area depan Gedung DPR seketika bersih dari kerumunan para mahasiswa.
Mereka melarikan diri ke sejumlah titik seperti Stasiun Palmerah, lampu merah Slipi, Semanggi, hingga Jakarta Convention Center.
Namun, melarikan diri bukan berarti mereka berhenti melakukan perlawanan.
Pada pukul 18.35 WIB, puluhan mahasiswa berkerumun di gerbang masuk Jakarta Convention Center.
Mereka berniat masuk ke dalam yang merupakan tempat polisi berjaga. Kapolda Metro Jaya Kombes Gatot Eddy Pramono dan Dirlantas Kombes Yusuf ada di dalam JCC.
Polisi lalu memasang tameng dan menyiagakan mobil barakuda. Mobil pikap polisi juga sudah dinyalakan.
Dalam keriuhan itu, polisi sempat meminta massa untuk mundur.
"Mundur! Rekan-rekan mahasiswa mundur, ayo mundur!" teriak seorang polisi lewat pengeras suara.
Pingsan kena gas air mata Sejumlah mahasiswa pun jatuh karena terkena gas air mata.
Sebanyak enam orang peserta unjuk rasa tampak digotong pasca polisi menembakkan gas air mata di depan gedung DPR, Selasa (24/9/2019) sore.
Keenamnya adalah mahasiswa pria. Mereka tampak lemas dan digotong temannya menuju ke arah ambulans.
Sementara itu seperti dikutip dari Antara, sebanyak lima mahasiswa terkapar di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (24/9/2019), akibat kehabisan oksigen setelah terkena asap gas air mata saat perjalanan balik dari aksi di depan Kompleks Parlemen Senayan.
Lima mahasiswa tersebut terdiri dari dua laki-laki dan tiga perempuan yang berasal dari pergurungan tinggi berbeda.