Darurat Kabut Asap
Kutai Timur Kawasan Terbanyak Titik Api Karhutla, Tingkat Kepekatan Udara Sampai 76 Persen
Wilayah Kutai Timur, menurut Suroso, masuk dalam kawasan dengan titik api yang paling banyak, bersama Kabupaten Berau dan Paser.
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan atau karhutla terus dilakukan jajaran Kepolisian bersama TNI serta unsur masyarakat dan instansi pemerintahan terkait. Rabu (25/9/2019), Kecamatan Sangatta Utara bersama kepolisian, TNI dan masyarakat menggelar apel gabungan dalam rangka kesiapsiagaan Karhutla di wilayah Sangatta Utara, Kalimantan Timur.
Dalam kesempatan tersebut, AKBP Suroso, Kasatgas Asistensi karhutla Polda Kaltim, Kalimantan Timur untuk wilayah Samarinda, Kutai Timur dan Bontang mengatakan karhutla di wilayah Kaltim, masih kondusif dibanding enam provinsi lainnya di Kalsel, Kalbar, Kalteng, Jambi, Riau dan Sumatera Selatan.
Berkat kerja sama TNI-Polri dan masyarakat titik api di wilayah Kutim, yang banyak terdeteksi berada di Kecamatan Sangatta Selatan, Bengalon dan Muara Ancalong, sudah mengalami penurunan.
"Muara Ancalong sudah menurun tiga titik, dari sebelumnya terdeteksi 50 titik, Sangatta Selatan dan Bengalon hanya terdapat satu titik,” ungkap Suroso.
Wilayah Kutai Timur, menurut Suroso, masuk dalam kawasan dengan titik api yang paling banyak, bersama Kabupaten Berau dan Paser.
Bahkan, sampai sekarang Paser masih yang paling parah.
Udara Tanah Grogot, ibukota kabupaten sudah tak sehat lagi.
"Tapi, di Kutim masih aman dengan tingkat kepekatan udara, 76 persen,” kata Suroso.
Suroso mengajak peserta apel membentuk tim kecil terpadu antara TNI Polri dan masyarakat peduli api. Mengingat musibah karhutla kerap terjadi setiap tahun, yakni mulai Juni hingga September.
“Tim kecil bisa bergerak secara preventif, mulai dari sosialisasi, diskusi hingga imbauan ke masyarakat. Sehingga terpadu dengan apel satgas Karhutla,” ujarnya.
Apel Satgas Karhutla juga memeragakan bagaimana mengendalikan api dan memadamkannya.
Sisi lainnya, upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla terus dilakukan secara intensif di wilayah Kodam VI Mulawarman.
Berkaitan dengan hal tersebut Pangdam VI/Mlw Mayjen TNI Subiyanto, beserta Kapolda Kaltim Irjen Pol Priyo dan Gubernur Kaltim Isran Noor.
Dan Pejabat terkait lainnya memantau langsung beberapa titik sisa-sisa bekas lahan yang terbakar di wilayah Tabang Kab. Kukar, Kalimantan Timur pada Rabu, 25 Septembet 2019.
Berdasarkan dari pemantauan di udara masih terdapat beberapa bekas lahan terbakar yang perlu menjadi perhatian dan pengawasan dibeberapa titik di wilayah sepanjang Muara Wis, Kenongan dan Tabang, Kab. Kukar.
Pada arahan singkatnya kepada Dandim 0906/Tgr, para Satgas Karhutla, dan Unsur petugas lainnya, Pangdam VI/Mlw Mayjen TNI Subiyanto menyampaikan.
"Agar dapat mendeteksi potensi timbulnya kembali Karhutla maka akan dilakukan giat terpadu dari Unsur TNI-Polri, bersama para Stake Holder dan pelaku usaha lainnya untuk mencegah dan mewaspadai terjadinya karhutla.
Oleh karena itu, berkaitan dengan giat terpadu tersebut agar pos kotis TNI-POLRI dapat di arahkan sedekat mungkin dengan bertitik berat pada areal yang memiliki titik api terbanyak agar mudah dilakukan tindakan pemadaman bila sewaktu-waktu terjadi Karhutla. "Jelas Mayjen TNI Subiyanto.
Disaat yang bersamaan di wil Tabang telah dilakukan program penangganan Karhutla yang ditandai dengan apel kesiapan penangganan karhutla yang dipimpin oleh Dandim 0906/Tgr Letkol Inf Charles Alling dimana dalam pelaksanaanya mengedepankan “model Korelatif” yang melibatkan semua stake holder baik TNI-POLRI, pemerintah daerah serta pelaku usaha utk menghadapi karhutla.
Dalam metoda tersebut sejatinya merumuskan 3 aspek penting yaitu;
Yakni tindakan Pre emtive (penyuluhan bahaya karhutla dan solusi membuka lahan tanpa membakar) dilakukan secara door to door kepada masyarakat.
Tndakan Preventif dengan melaks patroli aktif utk mendeteksi dan menanggani kebakaran di wilayah tabang.
Dan melakukan proses penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran lahan.
Sementara itu Kapendam VI/Mlw Kolonel Kav Dino Martino, S.I.P menerangkan, secara umum Karhutla yang terjadi di wilayah Kodam VI/Mlw yang meliputi Provinsi Kaltim, Kaltara dan Kalsel telah dapat ditanggulangi.
Maka sesuai dengan arahan dan petunjuk Pangdam VI/Mlw, agar tidak berpotensi munculnya kembali Karhutla, maka dibutuhkan pengawasan dan kontrol secara terpadu dan intensif oleh para Petugas terkait dilapangan, sehingga potensi Karhutla dapat dideteksi secara dini dan cepat ditanggulangi sebelum Karhutla terjadi," ujar Kol. Kav. Dino Martino.
(Tribunkaltim.co)