Sejumlah Aktivis Mahasiswa Mengaku Diteror Jelang Aksi Demo di DPRD Kaltim, Ada Pakai Seragam Aparat
Teror dialami sejumlah aktivis mahasiswa jelang aksi demonstrasi lanjutan Aliansi Kaltim Bersatu jilid III.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Doan Pardede
Ditanya apakah ada kaitanya dengan aksi pengeroyokan seorang perwira Kepolisian pada aksi Kamis (26/9) lalu, Richardo menjelaskan belum dapat memastikan tujuan dari teror itu dilakuakan, apakah mencari pelaku pengeroyokan atau ada motif lain dibalik aksi teror tersebut.
Bahkan, hingga saat ini pihaknya belum ada yang dipanggil untuk dijadikan saksi, maupun dimintai keterangan terkait dengan pengeroyokan anggota Kepolisian.
"Hingga saat ini belum ada panggilan," pungkasnya.
Aksi unjuk rasa di Samarinda, Kamis (26/9/2019) yang berakhir ricuh
Menimbulkan korban, Kanit Inteldikeroyok massa aksi, dan harus mendapat perawatan di rumah sakit.
Kericuhan tidak terhindarkan saat unjuk rasa di DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Kamis (26/9/2019).
Hingga pukul 17.00 Wita, massa aksi masih memadati jalan depan DPRD Kaltim.
Massa tidak dapat terkontrol lagi, batu, kayu, tongkat dan sejumlah benda padat lainnya dilemparkan ke arah aparat.

Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Vendra Riviyanto menjelaskan, dirinya berempati atas terjadinya kericuhan yang terjadi pada penyampaian aspirasi tersebut.
"Kita berempati, mereka ini anak-anak kita, adik kita.
Kalau bisa sampaikan aspirasinya dengan tertib dan santun," ucapnya, Kamis (26/9/2019).
Kendati terus menerus terjadi kericuhan, namun hingga saat ini kepolisian belum ada mengamankan siapa pun dari massa aksi.
"Sampai saat ini belum ada yang diamankan," tegasnya.
Dirinya mengaku prihatin dengan adanya siswa yang ikut serta dalam aksi unjuk rasa.
Kapolres Samarinda meyakini, siswa yang ikut serta tidak paham mengenai tujuan dari aksi tersebut.