Sejumlah Aktivis Mahasiswa Mengaku Diteror Jelang Aksi Demo di DPRD Kaltim, Ada Pakai Seragam Aparat
Teror dialami sejumlah aktivis mahasiswa jelang aksi demonstrasi lanjutan Aliansi Kaltim Bersatu jilid III.
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Teror dialami sejumlah aktivis mahasiswa jelang aksi demonstrasi lanjutan Aliansi Kaltim Bersatu jilid III.
Aksi demonstrasi lanjutan Aliansi Kaltim Bersatu jilid III.direncanakan berlangsung pada Senin (30/9) besok di DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Kecamatan Sungai Kunjang, sekitar pukul 09.00 Wita.
Humas Aliansi Kaltim Bersatu, Yohanes Richardo menjelaskan, sejumlah teror dialami mahasiswa di dua lokasi yang berbeda, yakni di sekretariat GMNI, Jalan Ir Suwandi dan sekretariat LMND, Jalan Proklmasi B, berkisar pukul 00.00 - 01.00 Wita, Minggu (29/9) dini hari tadi.
• Unjuk Rasa di Samarinda Ricuh, Korban Berjatuhan, Berikut Enam Tuntutan Aliansi Kaltim Bersatu
• Aliansi BEM Seluruh Indonesia Tolak Undangan Jokowi, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Presiden
• Unjuk Rasa di Depan DPRD Kaltim Berakhir Rusuh, Anggota Dewan Ini Sebut Massa Aksi Tidak Solid
• Anak STM Jadi Bintang Pada Demonstrasi di Depan DPRD Kaltim, Aksinya Selalu Menjadi Perhatian
Terdapat belasan pria yang pada saat itu ada yang menggunakan pakaian sipil, serta terdapat diantaranya yang menggunakan seragam aparat.
Di sekretariat GMNI terdapat belasan oknum aparat menggunakan seragam lengkap yang mendatangi tempat berkumpulnya mahasiswa.
Sedangkan di sekretariat LMND, terdapat empat orang pria diduga aparat menggunakan pakaian sipil.
Kendati tidak melakukan maupun melontarkan ancaman langsung namun hal itu menurutnya merupakan bentuk intimidasi terhadap gerakan mahasiswa.
"Kita alami teror, namun untuk motifnya belum kita ketahui," ucapnya, Minggu (29/9/2019).
Bahkan, sejumlah pria tersebut sempat masuk ke dalam sekretariat kendati pada saat itu terdapat sejumlah mahasiswa di dalamnya.
Pria-pria tersebut seperti mencari seseorang untuk dibawa oleh pihaknya, namun karena tidak ada orang yang dicarinya, pria-pria tersebut lalu keluar dan langsung meninggalkan sekretariat.
"Informasi yang kita dapatkan, mereka mencari 13 orang, tapi tidak diketahui siapa nama orang yang dicari mereka," ungkapnya.
"Bahkan mereka sempat gedor-gedor pintu sekretariat. Untuk dokumentasi kita tidak punya, karena kondisnya kaget tidak sempat berbuat apa-apa," sambung Richardo.
Kendati demikian, aksi teror itu tidak membuat pihaknya untuk berhenti melakukan aksi.
Demonstrasi tetap dilakukan besok di tempat yang sama.
"Tetap besok kita lakukan aksi, semangat kita tidak kendor. Komunikasi dengan teman-teman di nasional juga terus kita lakukan, agar isu ini bisa kita kawal sampai tuntas," tegasnya.