6 Fakta Unik Unjuk Rasa di Balikpapan, Pencitraan Wawali, Polwan Bagi Kue, dan Brimob Pungut Sampah
Banyak fakta unik dari unjuk rasa di Balikpapan yang berpusat di DPRD Balikpapan, ada tuduhan untuk Rahmad Masud, hingga akurnya pengunjukrasa Brimob
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Rita Noor Shobah
Rahmad Masud pun menanggapi hal tersebut dengan santai.
Menurutnya hal tersebut wajar saja dalam sistem demokrasi di Indonesia ini.
Justru ia mendukung mahasiswa dalam penolakan revisi UU KPK dan RKHUP yang disahkan anggota DPR RI.
"Saya setuju undang-undang ditolak.
Itu bagian dari demokrasi.
Kami di pemerintahan hanya mengatur agar kondisi tetap kondusif.
Hidup mahasiswa!," seru Rahmad ketika diwawancarai awak media.
Selain itu DPRD Balikpapan akhirnya bertemu dengan mahasiswa.
DPRD Balikpapan pun menyetujui permintaan mahasiswi untuk menandatangani petisi.
Isi petisi tersebut antara lain mendesak Presiden Joko Widodo untuk mengeluarkan Perppu UU KPK.
Hingga berita ini diturunkan Senin (30/9/2019) pukul 15.42 WITA. para pengunjuk rasa masih berada di depan gedung DPRD.
2. Rumah Makan Tetap Buka
Aksi unjuk rasa di Balikpapan yang digagas Mahasiswa Aliansi Penyelamat Demokrasi berlangsung di depan gedung DPRD Balikpapan, berlangsung tertib.
Seperti di daerah lainnya, unjuk rasa di Balikpapan ini berlangsung untuk menolak RKUHP dan menuntut Perppu UU KPK.
Aksi unjuk rasa di Balikpapan ini mengakibatkan jalan di sekitar kantor DPRD Balikpapan, tepatnya Jalan Jenderal Sudirman, ditutup.