7.278 Orang Mengungsi Pasca Kerusuhan Wamena, Mereka Butuh Ikan dan Daging Ayam

Sampai saat ini jumlah pengungsi akibat kerusuhan Wamena sudah mencapai mencapai 7.278 orang.

Editor: Samir Paturusi
(KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI)
Warga Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, yang kini tengah nengungsi di mes lanud Silar Papare, Kabupaten Jayapura, Minggu (29/9/2019) 

TRIBUNKALTIM.CO,BANDUNG–Sampai saat ini jumlah pengungsi akibat kerusuhan Wamena sudah mencapai mencapai 7.278 orang. Mereka tersebar di sejumlah titik pengungsian.

“Kalau siang hari, pengungsi (dipersilahkan) untuk mengecek rumahnya. Tapi di malam hari disarankan untuk kembali ke pengungsian,” ujar salah satu relawan Rumah Zakat, Azis saat dihubungi Senin (30/9/2019) seperti dilansir Kompas.Com.

Azis menjelaskan, meski mulai membaik, kondisi Wamena tidak bisa diprediksi. Pada malam hari terkadang masih terjadi penjarahan dan kerusuhan.

Menahan Tangis, Ustaz Abdul Somad UAS Tanggapi Rusuh di Wamena: Kita Adalah Nusantara

Ada yang Tak Pernah Ganti Pakaian hingga Alami Trauma, 6 Fakta Nasib Pengungsi Kerusuhan Wamena

Selain itu, pengungsi membutuhkan beberapa hal. Untuk kebutuhan pokok seperti beras dan mi, masih cukup hingga 4-5 hari ke depan.

Namun para pengungsi kesulitan mendapat lauk pauk. Mereka membutuhkan telur, ikan, daging ayam, ataupun lauk pauk lainnya.

Selain itu, pengungsi membutuhkan perlengkapan bayi mulai dari susu, makanan bayi, popok, selimut, dan lainnya.

“Pengungsi juga memerlukan pakaian dalam hingga pembalut. Karena kebanyakan rumah mereka habis terbakar,” tuturnya.

Hal penting lainnya yang dibutuhkan pengungsi adalah pendampingan psikososial, terutama anak-anak.

CEO Rumah Zakat, Nur Efendi mengatakan, saat ini relawannya berada di tempat pengungsian posko induk Kodim di Wamena.

Pihaknya tidak bisa membuka posko sendiri karena berbahaya.

“Kami tidak terkendala masalah bahasa karena kami berada di pengungsian pendatang seperti dari Minang, Bugis, dan Jawa. Kendala di sana hanya transportasi,” ucapnya.

Wagub Sulawesi Selatan Kunjungi Pengungsi di Kota Wamena, Bawa Bantuan Rp 1 Miliar

Warga Sampang Korban Kerusuhan Wamena Memilih Pulang Kampung

Nur mengungkapkan, dari Sentani ke Wamena dibutuhkan waktu satu jam lewat udara. Namun penerbangan di sana sangat minim, hingga warga pun mengandalkan Hercules yang terbatas.

“Data terakhir, kerusuhan Wamena menyebabkan 33 orang tewas, 84 luka, 7.278 warga mengungsi, dan 2.589 warga eksodus (ingin keluar dari Wamena),” imbuhnya.

Butuh pendampingan psikososial

Mengingat pengungsi Wamena membutuhkan pangan, selimut, tikar, obat-obatan, hingga pendampingan psikososial, pihaknya mengirimkan relawan tambahan. Di antaranya terdiri dari tim medis dan tim psikososial.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved