Ada yang Tak Pernah Ganti Pakaian hingga Alami Trauma, 6 Fakta Nasib Pengungsi Kerusuhan Wamena
Hingga hari Minggu (29/9/2019), jumlah warga yang mendaftar untuk mengungsi mencapai kurang lebih 10.000 orang.
TRIBUNKALTIM.CO - Rasa trauma pasca- kerusuhan Wamena, Jayapura, sangat dirasakan oleh ribuan pengungsi.
Bagi mereka yang tak memiliki kerabat, akhirnya memilih untuk pulang kampung, antara lain ke Mekassar dan Pulau Jawa.
Menurut Komandan Lanud Silas Papare Jayapura Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso, hingga hari Minggu (29/9/2019), jumlah warga yang mendaftar untuk mengungsi mencapai kurang lebih 10.000 orang.
• Wagub Sulawesi Selatan Kunjungi Pengungsi di Kota Wamena, Bawa Bantuan Rp 1 Miliar
• Warga Sampang Korban Kerusuhan Wamena Memilih Pulang Kampung
• Aktifitas di Kota Wamena Mulai Normal Tapi Warga Masih Trauma
• Satu Dokter Meninggal saat Kerusuhan di Wamena, Menkes Minta Pengawalan untukTenaga Kesehatan
Sementara itu, menurut Muhammad Qoimuddin, salah satu pengungsi Wamena asal Sampang, mengatakan, rumah kos tempat mereka tinggal dibakar massa saat terjadi kerusuhan.
Baca fakta lengkapnya:
1. Sebanyak 10.000 orang daftar mengungsi
Bowo menyebutkan, hingga kini jumlah warga yang mendaftar mencapai 10.000 orang.
"Sekarang yang daftar sudah sekitar 10.000. Ada 2.670 yang sudah diangkut ke Jayapura," ujar Bowo di Jayapura, Minggu (29/9/2019).
Sementara itu, dari data yang dimiliki Kodim 1702/Jayawijaya, tercatat ada 6.784 orang di Wamena yang kini tengah mengungsi.
Mereka seluruhnya sudah mendaftar untuk dievakuasi ke Jayapura.
Namun, jumlah tersebut diperkirakan akan terus berubah, karena ada arus pengungsian baru dari kabupaten di sekitar Jayawijaya.
"Dari pos-pos di sekitar pegunungan sekarang banyak menuju ke Wamena. Memang sempat ada isu bahwa di Tolikara akan terjadi gejolak juga, sehingga mereka banyak yang merapat ke Wamena," kata Bowo.
2. Evakuasi pengungsi ke Jawa dan Makassar
Bowo menyebutkan, kini sudah ada dua unit pesawat Hercules yang digunakan untuk mengevakuasi warga dari Wamena ke Jayapura.
Namun, ada juga pengungsi yang ingin dipulangka ke Jawa dan Makassar.