Heboh Grup WA Pelajar STM Tagih Duit Demo, Saat Nomor HP Dicek Ternyata Mengarah ke Anggota Polisi
Dalam percakapan itu, para anggota grup mengeluhkan tentang kondisi pasca-aksi demonstrasi yang ternyata tidak diberi uang sebagaimana dijanjikan
TRIBUNKALTIM.CO - Pasca-aksi demo yang diikuti oleh para pelajar STM di Jakarta, tersebar sejumlah percakapan di WhatsApp Group (WAG) dengan nama grup mengatasnamakan perkumpulan pelajar tersebut.
Nama grup itu misalnya “G30S STM ALLBASE”, “STM SEJABODETABEK”, dan beberapa nama grup percakapan lainnya.
Dalam percakapan itu, para anggota grup banyak mengeluhkan tentang kondisi pasca-aksi demonstrasi yang ternyata tidak diberi uang sebagaimana dijanjikan koordinator sebelumnya.
• Ikut Demo Tolak RKUHP, Andina Ima Sebut Banyak Mahasiswi Pulang Kuliah Malam Karena Kerja Pagi Hari
• 13 Polisi Ditahan Setelah Dua Mahasiswa UHO Tewas Saat Demo di Kendari
• Mahasiswa Tarakan Kembali Demo, Minta Presiden Berhentikan Menkopolhukam, Kapolri, dan Panglima TNI
• Unjukrasa Lagi, Mahasiswa Menolak Anggota DPRD Kaltim untuk Berdialog
“Ayolah kita pulang aja, kagak ada duitnya juga ini mah udah gitu dibilang provokator juga pula,” tulis salah satu kontak di sebuah WAG.
Dikarenakan tidak memiliki uang, mereka pun banyak yang mengaku terlunta-lunta dan tidak bisa kembali ke rumah.
“Emak gue nelepon suruh pulang, mana ongkos kagak ada lagi ini,” tulis akun lain di WAG yang berbeda.
Percakapan di dalam WAG yang mengatasnamakan anak STM(WhatsApp) Nomor telepon dalam tangkapan layar percakapan WAG itu terlihat dengan jelas dan utuh, sehingga memudahkan upaya konfirmasi yang coba dilakukan Kompas.com.
Menggunakan aplikasi bernama Getcontact yang dapat mengidentifikasi sebuah nomor ponsel disimpan dengan nama apa saja, kami melakukan penelisikan itu.
Dari sejumlah tangkapan layar percakapan WAG anak STM itu, 3 nomor kami coba telusuri.
Hasilnya, ketiga nomor itu mengarah pada identitas petugas kepolisian dari Mabes.
Konfirmasi Polri Menelusuri lebih lanjut, kami pun menghubungi Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen. Pol Dedi Prasetyo untuk meminta tanggapan resmi.
Ia pun menyampaikan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terkait nomor-nomor yang beredar di WAG tersebut.
“Sudah di-profiling dan identifikasi akun-akunnya oleh siber,” kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/10/2019) siang.
Tidak hanya itu, bahkan Dedi mengaku pihaknya sudah menetapkan beberapa di antaranya sebagai tersangka dalam kasus ini.
“Sudah ada 4 tersangka tapi nanti kalau sudah ditangkap akan disampaikan,” ujar Dedi.

Nama-nama mengarah ke Kepolisian
Polri menetapkan 4 orang sebagai tersangka dalam kasus percakapan sejumlah orang dalam grup WhatsApp yang mengatasnamakan pelajar STM.
Percakapan tersebut terjadi di sejumlah grup dengan nama yang mencirikan sekumpulan pelajar STM, misalnya dengan nama " G30S STM ALLBASE" dan "STM Sejabodetabek".
Di dalam grup tersebut terdapat sejumlah kontak yang aktif berkirim pesan namun tidak diketahui dengan jelas identitasnya.
Anggota grup terlibat dalam obrolan yang menunjukkan kondisi mereka setelah mengikuti aksi demo.
Kata-kata kasar pun kerap kali muncul dalam grup-grup tersebut.
Namun, salah satu yang menjadi sorotan adalah perkara pembayaran terkait aksi demo yang mereka lakukan.
Dalam tangkapan layar yang beredar, mereka menyebut tidak menerima uang seperti yang dijanjikan oleh sang koordinator aksi sehingga hanya menerima lelah atas unjuk rasa yang telah mereka lakukan.
Mengenai kasus ini, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menyebut bahwa sudah dilakukan penetapan status tersangka.
Hal ini disampaikan Dedi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/10/2019) siang.
“Sudah di-profiling dan identifikasi akun-akunnya oleh siber,” kata Dedi.
“Sudah ada 4 tersangka tapi nanti kalau sudah ditangkap akan disampaikan,” lanjutnya.
Namun hingga sejauh ini pihak kepolisian belum bisa merilis secara gamblang kepada publik siapa sajakah keempat orang yang dimaksud.
Satu hal yang menarik dalam kejadian ini, nomor-nomor yang terlibat dalam percakapan tersebut ketika ditelusuri rupanya bukanlah milik para pelajar STM atau SMK, melainkan oknum-oknum kepolisian.
Hal itu diketahui ketika memasukkan nomor yang terlihat di aplikasi Getcontact.
Aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk mengetahui sebuah kontak disimpan dengan nama siapa saja oleh orang lain.
Saat nomor-nomor dalam percakapan WAG anak STM itu dimasukkan, muncul lah nama-nama yang mengarah pada anggota kepolisian.
Hal itu karena terdapat pangkat serta lokasi tugas orang yang bersangkutan yang terlihat dalam nama kontak yang muncul dalam hasil pencarian.
• Di Kota Ini, Brimob dan Mahasiswa Berinisiatif Bersama Pungut Sampah Hasil Unjuk Rasa
• Karena Pintar, Mahasiswa Pelaku Asusila Ini Selalu Lepas Hukuman Penjara, Kasusnya Tak Cuma 1
• Mahasiswa Puas, Walikota dan Ketua DRPD Balikpapan Minta Presiden Joko Widodo Terbitkan Perppu KPK
• Video Viral Mahasiswa Ditabrak Mobil Sedang Saat Demo di Depan DPRD, Begini Fakta Sebenarnya
(Kompas.com)