Karena Pintar, Mahasiswa Pelaku Asusila Ini Selalu Lepas Hukuman Penjara, Kasusnya Tak Cuma 1
Seorang pelaku pelecehan seksual malah terhidar dari hukuman penjara karena ia pintar di kampusnya.
TRIBUNKALTIM.CO - Setiap orang yang melanggar hukum sudah seharusnya mendapatkan hukuman yang setimpal dengan pelanggaran apa yang dilakukan.
Hukum juga seharusnya tidak memandang bulu bagi siapapun pelaku pelanggaran hukum tersebut.
Sayangnya kasus yang terjadi di Singapura ini berbeda, seorang pelaku asusila malah terhidar dari hukuman penjara karena ia pintar di kampusnya.
• Bantahan Atta Halilintar Terkait Tindakan Asusila, Disambut Bebby Fey, Singgung Soal Rasanya
• Tindakan Asusila Terhadap Anak di Bawah Umur di Balikpapan, Ini Tanggapan Walikota Rizal Effendi
• Tahun Ini, 32 Kasus Kekerasan Perempuan & Anak di Balikpapan, Terbanyak Tindak Asusila Terhadap Anak
• Kasus Tindak Asusila Oknum Polisi Pada Lima Bocah SD di Balikpapan, Ini Komentar Kementrian PPPA
Dilansir The New Papper pada Kamis (26/9), diketahui pelaku pelecehan ini bernama Terence Siow Kai Yuan, seorang mahasiswa di National University of Singapore (NUS).
Pelaku ini bahkan sudah tiga kali melakukan tindakan asusila kepada seorang wanita namun tidak pernah dipenjara karena dianggap sebagai orang yang pintar di kampusnya.
Bahkan Hakim Distrik Jasvender Kaur menghukumnya selama 21 bulan masa percobaan yang diawasi.
Tak hanya itu, hakim tersebut juga mengatakan bahwa tindakannya terhadap wanita itu dianggap sebagai "gangguan kecil", meskipun ia sengaja menyentuhnya tiga kali.
Dari tiga tuduhan pelecehan yang dituduhkan kepada pria berusia 23 tahun ini hanya satu kasus saja yang dianggap bersalah.
Sedangkan dua tuduhan pelecehan yang dituduhkan kepadanya sementara ini masih dipertimbangkan.

Tiga tindakan asusila yang dilakukan Siow
Kejadian pelecehan yang dilakukan Siow ini terjadi pada 12 September tahun lalu.
Saat itu Siow sedang berada di MRT menuju stasiun Punggol sekitar jam 11.30 malam.
Ia pun melihat korban yang mengenakan celana pendek dan berkata kepadanya bahwa koban memiliki kaki yang panjang.
Siow dan korban pun duduk bersebelahan di dalam kereta itu.
Siow pun mulai berkeinginan untuk menyentuhnya dan menggunakan tangan kirinya untuk menyentuh bagian luar paha kanannya.