Kisah Unik Walikota Balikpapan Saat Masih Jadi Jurnalis, Foto Kebakaran Tak Ada, Lupa Pasang Rol

Ada pengalaman unik Walikota Balikpapan Rizal Effendi saat masih menjadi jurnalis. Rizal Effendi menuturkannya

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO/JINO PRAYUDI KARTONO
Walikota Balikpapan Rizal Effendi meninjau tenda vaksin khusus binatang di lapangan merdeka, Minggu (29/9/2019). Kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Karantina Pertanian bersama DKK Balikpapan dalam rangka peringatan World Rabies Day 2019. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Ada pengalaman unik Walikota Balikpapan Rizal Effendi saat masih menjadi jurnalis.

Di sela-sela wawancara tentang peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Walikota Balikpapan Rizal Effendi bercerita tentang pengalamannya sebagai seorang jurnalis 40 tahun silam.

Ia membuka kisah saat Tribunkaltim.co mewawancarai dirinya tentang peringatan Hari Kesaktian Pancasila.

"Wartawan sekarang enak ngetik berita bisa langsung dari hape kan. Kalau dulu susahnya minta ampun," ucapnya.

Hari Kesaktian Pancasila, Rizal Effendi Sebut Tak Ada Lagi Isu Tapol PKI di Balikpapan

Manchester United Ditahan Imbang Arsenal, Walikota Balikpapan Rizal Effendi : Pelatihnya Bisa Keluar

Walikota Balikpapan Rizal Effendi Berpesan di Hari Kesaktian Pancasila, Ingat Persatuan Bangsa

Ia bercerita wartawan di masa lalu benar-benar cukup melelahkan dan menguras banyak tenaga.

Di mana pada masa itu alat untuk mengetik berita tidak semudah masa kini.

Harus merekam ataupun mencatat terlebih dahulu apa yang diutarakan narasumber kemudian pulang ke kantor untuk mengetik.

Bahkan dalam proses pengetikan berita menggunakan mesin ketik.

Yang dimana saat mengetik berita harus membutuhkan ketelitian ekstra hati-hati.

Sebab jika salat tulis atau typo harus mengulang lagi dan mengganti kertas ketik yang baru.

Belum lagi saat meliput pertandingan sepakbola di malam hari.

Rizal Effendi merasakan perjuangan yang keras saat meliput bola.

Di mana habis liputan kemudian pergi ke kantor untuk mengetik berita.

Zaman dulu belum ada internet untuk mengirim berita secara langsung.

"Apalagi saat liputan bola malam hari.

Dikejar deadline yang mepet dan harus segera diketik.

Jadi habis liputan ke kantor lagi buat ngetik," ucapnya.

Sementara itu peralatan seperti kamera pun saat ini berbeda dengan dengan kamera zaman dulu.

Jika dulu kamera masih menggunakan analog atau menggunakan film untuk mengeluarkan hasil gambar.

Belum lagi proses cucinya yang lama tentunya membutuhkan waktu lebih panjang.

Bahkan ia pernah lupa memasasang rol film ke dalam kamera.

Jadi saat ia memotret dan pulang ke kantor ternyata hasil foto liputan tadi tidak ada.

"Rol film sudah masuk tapi tidak terpasang sempurna.

Waktu itu pas liputan kebakaran foto-foto habis foto ke kantor lah pas dicek ternyata tidak terpasang," kenang Rizal Effendi.

Kesulitan lainnya yang pernah ia rasakan jadi wartawan tempo dulu pernah ia alami ketika liputan haji medio tahun 70an.

Setelah menulis berita liputan haji ia harus ke kantor pos di Mekkah.

Di sana menggunakan telex untuk mengirimkan tulisannya.

Saat proses pengiriman telex ternyata saluran telepon terganggu sehingga beberapa tulisannya terputus di tengah jalan.

Dari situlah ia merasa teknologi saat ini cukup membantu siapapun.

Semua profesi terbantu dengan teknologi saat ini sehingga semua pekerjaan dikerjakan dengan mudah.

Namun sisi lainnya wartawan masa kini tidak bisa ngeles alias berleha-leha.

"Kalau dulu pas lagi malas ngetik bisa alasan.

Sekarang ada email, ada hape engga bisa alasan lagi sudah," kelakarnya.

Menurutnya media cetak masih belum memasuki senjakala.

Sebab beberapa orang menganggap media cetak masih menjadi sumber media yang lebih dipercaya ketimbang media online yang belum jelas asal-usulnya.

Belum lagi dengan adanya media sosial (medsos) yang tidak memiliki kode etik jurnalistik membuat berita hoax dengan mudah disebar.

"Menurut saya media cetak masih jadi referensi yang dipercaya," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved