Permintaan Maaf Terbuka Wiranto, hingga Kondisi Gempa Ambon, Ada yang Melahirkan di Pengungsian
Permintaan Maaf Terbuka Wiranto, hingga Kondisi Gempa Ambon, Ada yang Melahirkan di Pengungsian
Penulis: Cornel Dimas Satrio | Editor: Samir Paturusi
Selain korban jiwa, gempa tersebut juga mengakibatkan kerusakan rumah-rumah warga, sekolah, rumah ibadah, perkantoran dan fasilitas publik lainnya.
Berdasarkan catatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon, hingga Jumat (4/10/2019) pagi pukul 09.00 WIT, telah terjadi 1.006 kali gempa susulan yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya.
Sejumlah warga sempat panik dan berhamburan keluar rumah karena gempa susulan tersebut.
Lima Ibu Melahirkan di pengungsian
Sejumlah warga masih menempati beberapa camp pengungsian di Maluku.
Seluruh aktivitas warga dilakukan di tempat pengungsian, termasuk ibu yang melahirkan.
Jumat malam, seorang ibu hamil bernama Heny Tomia (31), melahirkan bayinya di tenda darurat di dusun tempat tinggalnya.
Heny merupakan warga Dusun Wainuru, Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
Heny masih beruntung karena saat proses persalinan ditangani langsung oleh bidan dari Puskesmas dan sejumlah relawan.
Salah satu relawan mahasiswa kesehatan Maluku mengaku Heny melahirkan bayinya di tenda pengungsian tepatnya di hutan dekat pepohonan cengkih.
Ibu dan bayi selamat.
"Baru bersalin sekira pukul 18.41 WIT tadi. Kebetulan kita dapat informasi ada warga yang mau bersalin di tenda lalu kita datang dan kita bantu," kata Sandi Salamun, koordinator relawan mahasiwa kesehatan Maluku.
Minggo, salah satu anggota keluarga Heny mengatakan perut Heny mulai sakit sejak sore.
Saat itu, keluarga tidak bisa membawanya ke puskesmas ataupun rumah sakit lantaran lokasi pengungsian sangat jauh dan berada di perbukitan.
Sebelum Heny, sebelumnya ada empat ibu hamil yang juga melahirkan bayinya di lokasi pengungsian, tepatnya di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku.
"Ada empat ibu hamil melahirkan di posko pengungsian di Rindam Waimital, Kecamatan Kairatu," kata humas Satuan Tugas Penanganan Bencana Gempa Provinsi Maluku, Frona Koedoeboen.