Ali Mochtar Ngabalin Sebut Penusukan Menkopolhukam Wiranto Pertama Dalam Sejarah, Brutal dan Biadab

Ali Mochtar Ngabalin ikut angkat suara soal penusukan Menkopolhukam Wiranto. Menurutnya, Wiranto ditusuk secara brutal dan biadab.

Editor: Rafan Arif Dwinanto
(Kompas.com/Kristian Erdianto)
Ketua Umum Badan Koordinasi Mubaligh Seluruh Indonesia (Bakomubin) Ali Mochtar Ngabalin saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2017). 

TRIBUNKALTIM.CO - Ali Mochtar Ngabalin sebut penusukan Menkopolhukam Wiranto pertama dalam sejarah, brutal dan biadab.

Ali Mochtar Ngabalin ikut angkat suara soal penusukan Menkopolhukam Wiranto.

Menurutnya, Wiranto ditusuk secara brutal dan biadab.

Pengamat Terorisme Sebut Penusuk Wiranto Anut Paham Serangan Amaliyah Tebang Pilih, Incar Pejabat

Penusuk Menkopolhukam Wiranto, DIkenal Pintar, Pernah Cerai, dan Judi Togel, Tapi Semua Berubah

Sosok Penusuk Wiranto di Mata Sahabat: Berubah Setelah Pulang dari Malaysia hingga Telan 12 Kurtak

Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin ‎bereaksi keras atas peristiwa yang menimpa Menkopolhukam Wiranto, ditusuk saat kunjungan ke Pandeglang, Banten.

"Butuh doa dan dukungan bagi seluruh masyarakat.

Ini peristiwa pertama kali dalam sejarah Republik Indonesia, ada pejabat negara pemerintah, Menko diserang dengan cara brutal, dengan cara biadab," tutur Ngabalin, Kamis (10/10/2019) malam di lobi Paviliun Kartika RSPAD, Jakarta Pusat.

Tidak hanya itu, Ngabalin juga menyatakan pelaku penyerangan pada Wiranto ‎sangat tidak berprikemanusiaan dan pastinya jauh dari ajaran Agama Islam yang penuh damai dan santut.

Ngabalin menjelaskan Islam‎ selalu mengajarkan kedamaian dan saling menghormati.

Dia juga mengecam aksi pelaku yang menusuk Wiranto saat menjalankan tugas negara, memenuhi undangan masyarakat.

‎"Hari ini bisa terjadi pada Pak Wiranto dan tidak mustahil besok-besok akan terjadi pada orang lain, pada pejabat lain. Pak Presiden menyebut harus ditunda tegas, dicari setuntasnya.

Atas nama pemerintah saya minta dukungan masyarakat," tambahnya.

‎Seperti telah diberitakan sebelumnya, Wiranto diserang orang tidak dikenal, Kamis (10/10/2019) usai mengikuti acara peresmian Universitas Mathala'ul Awal Pandeglang.

Dua terduga pelaku penyerangan telah berhasil diamankan kepolisian.

Mereka masing-masing berjenis kelamin laki-laki dan peremppuan.

Pelaku laki-laki berinisial SA alias Abu Rara (31) warga Medan, Sumatera Utara sedangkan pelaku perempuan FA (21) warga Brebes.

Keduanya merupakan pasutri yang mengontrak rumah di Kampung Sawah, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang.

Abu Rara diduga terpapar paham radikal ISIS.

Mirisnya, Abu Rara justru mengajak istrinya FA untuk ikut menusuk Wiranto.

Pasutri ini baru sekitar dua bulan tinggal di Pandeglang.

Kini Abu Rara dan Istri menjalani pemeriksaan intensif di Mabes Polri dan kasus ini ditangani langsung oleh Densus 88.

INILAH FOTO 2 PELAKU Penusukan Wiranto, Pelaku Cewek Masih 21 Tahun, Lihat juga Pisaunya!
INILAH FOTO 2 PELAKU Penusukan Wiranto, Pelaku Cewek Masih 21 Tahun, Lihat juga Pisaunya! (IST)

Penjelasan Pengamat Terorisme

Menkopolhukam Wiranto ditusuk, dan harus menjalani perawatan intensif di RSPAD.

Kedua pelaku penusukan Wiranto diduga terpapar paham radikalisme ISIS.

Kedua pelaku penusukan Wiranto itu adalah seorang pria berinisial SA dan seorang wanita berinisial FA.

 Penusuk Menkopolhukam Wiranto, DIkenal Pintar, Pernah Cerai, dan Judi Togel, Tapi Semua Berubah

 Sosok Penusuk Wiranto di Mata Sahabat: Berubah Setelah Pulang dari Malaysia hingga Telan 12 Kurtak

 Cermati 1 Bagian Tubuh Ini Saat Menusuk Wiranto, Peneliti Terorisme: Pelaku Bukan Orang Sembarangan

Polisi pun kini juga mendalami kaitan keduanya dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Pemerhati terorisme Al Chaidar menyatakan, JAD menganut paham serangan amaliyah tebang pilih.

Artinya, mereka hanya menyerang pejabat atau pihak tertentu.

"Dalam alam pikiran mereka, pejabat dianggap public enemy yang adalah para penguasa mulkan jabriatan (penguasa yang bersuara sombong) di media," ujar Chaidar kepada Kompas.com, Jumat (11/10/2019).

"Setidaknya hal ini terverifikasi dari ekspresi-ekspresi kebencian mereka kepada Wiranto dan pejabat-pejabat lainnya," sambungnya.

Visi mereka yang terpapar paham radikalisme ISIS dan terjaring kelompok JAD, seperti diungkapkan Chaidar, adalah menyerang para pejabat negara yang dianggap thagut (setan).

"Thagut adalah penghalang berlakunya hukum-hukum Tuhan di muka bumi dan harus dieliminasi dengan cara-cara kekerasan.

Jumlah mereka lumayan banyak dan terus bertambah sekitar 30 ribuan," jelasnya.

Diberitakan, Wiranto ditusuk oleh orang tak dikenal pada Kamis (10/10/2019).

Ia ditusuk saat tengah berada di Banten, seusai menghadiri acara peresmian di Universitas Mathail Anwar, Pandeglang Banten.

Akibat peristiwa penusukan ini, Wiranto mengalami dua luka tusuk pada perut sebelah kiri, dan menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Dalam jumpa pers di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, Kamis (10/10/2019), mengatakan, polisi mengamankan dua pelaku, seorang pria berinisial SA dan seorang wanita berinisial FA.

Selain Wiranto yang terluka, Kapolsek Menes, ajudan Wiranto dan tokoh masyarakat Fuad Syauki, juga mengalami luka serius.

Saat menjenguk Wiranto di RSPAD, Presiden Joko Widodo meminta masyarakat memerangi radikalisme dan terorisme.

"Kepada seluruh masyarakat kami ajak bersama memerangi radikalisme dan terorisme di tanah air.

Hanya dengan upaya bersama terorisme dan radikalisme bisa kita selesaikan dan berantas dari negara yang kita cintai ini," ujar Jokowi.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved