Menkopolhukam Wiranto Ditusuk
Menkopolhukam Wiranto Ditusuk di Wilayahnya, Irna Narulita: JAD Harus Enyah dari Bumi Pandeglang
Bupati Pandeglang Irna Narulita bakal keluarkan sejumlah kebijakan terhadap pendantang setelah Menkopolhukam Wiranto ditusuk
TRIBUNKALTIM.CO - Bupati Pandeglang Irna Narulita akui pihaknya kecolongan soal Wiranto ditusuk, ini pengakuannya.
Menkopolhukam Wiranto ditusuk teroris saat sedang bertugas di Pandeglang, Banten.
Bupati Pandeglang Irna Narulita mengakui pihaknya kecolongan hingga terjadinya peristiwa penusukan Wiranto.
• Kembali Dijenguk Presiden Joko Widodo, Menkopolhukam Wiranto: Pak Saya Ingin Pulang
• Kondisi Terkini Wiranto, Dijenguk Moeldoko dan Budi Karya Sumadi, akan Ada Penjelasan dr Terawan
• Ali Mochtar Ngabalin Sebut Penusukan Menkopolhukam Wiranto Pertama Dalam Sejarah, Brutal dan Biadab
Menurutnya, keamanan yang diberikan oleh pejabat terkait di wilayah hukum Banten, Pandeglang sudah cukup baik.
Hanya saya memang dia kecolongan karena pasutri penusuk Wiranto bukan warga asli Pandeglang melainkan hanya pendatang.
'Keamanan rasanya sudah cukup untuk memberikan pengawalan ke Beliau.
Tetapi mohon maaf ini kami sedikit kecolongan dan mudah-mudahan kejadian ini tidak terulang kembali.
Kami akan terus melakukan sosialisasi, edukasi agar anak-anak kami tidak terpapar paham radikal," ujar Irna, Kamis (10/10/2019) malam di RSPAD, Jakarta Pusat.
Irna Narulita melanjutkan pada hari ini, Jumat (11/10/2019) pihaknya menggelar rapat dengan unsur keamanan hingga perangkat camat serta kades.
Dalam kesempatan itu, Irna Narulita ingin mengingatkan anak buahnya agar lebih selektif menerima tamu-tamu yang dari luar Pandeglang.
Tujuannya apa,maksud tujuannya apa tinggal di sana.
"Termasuk menanyakan sumber penghasilan dari mana, profesinya sebagai apa sehingga kami tidak kecolongan seperti ini lagi," tegasnya.
Langkah selanjutnya, sambung Irna, pihaknya akan melakukan edukasi dan silaturahmi dengan ibu-ibu muda, majelis taklim, pesantren, anak-anak sekolah di setiap apel Senin untuk terus melakukan yang terbaik.
"Saya sangat-sangat dirugikan sekali dengan adanya jaringan JAD.
Mereka harus enyah dari bumi Pandeglang," tambah Irna.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, Wiranto diserang orang tidak dikenal, Kamis (10/10/2019) usai mengikuti acara peresmian Universitas Mathala'ul Awal Pandeglang.
Dua terduga pelaku penyerangan telah berhasil diamankan kepolisian. Mereka masing-masing berjenis kelamin laki-laki dan peremppuan.
Pelaku laki-laki berinisial SA alias Abu Rara (31) warga Medan, Sumatera Utara sedangkan pelaku perempuan FA (21) warga Brebes.
Keduanya merupakan pasutri yang mengontrak di Kampung Sawah, Kec Menes, Kab Pandeglang. Abu Rara diduga terpapar paham radikal ISIS.
Mirisnya, Abu Rara justru mengajak istrinya FA untuk ikut menusuk Wiranto. Pasutri ini baru sekitar dua bulan tinggal di Pandeglang.
Kini Abu Rara dan Istri menjalani pemeriksaan intensif di Mabes Polri dan kasus ini ditangani langsung oleh Densus 88.

Brutal dan Biadab
Ali Mochtar Ngabalin sebut penusukan Menkopolhukam Wiranto pertama dalam sejarah, brutal dan biadab.
Ali Mochtar Ngabalin ikut angkat suara soal penusukan Menkopolhukam Wiranto.
Menurutnya, Wiranto ditusuk secara brutal dan biadab.
• Pengamat Terorisme Sebut Penusuk Wiranto Anut Paham Serangan Amaliyah Tebang Pilih, Incar Pejabat
• Penusuk Menkopolhukam Wiranto, DIkenal Pintar, Pernah Cerai, dan Judi Togel, Tapi Semua Berubah
• Sosok Penusuk Wiranto di Mata Sahabat: Berubah Setelah Pulang dari Malaysia hingga Telan 12 Kurtak
Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin bereaksi keras atas peristiwa yang menimpa Menkopolhukam Wiranto, ditusuk saat kunjungan ke Pandeglang, Banten.
"Butuh doa dan dukungan bagi seluruh masyarakat.
Ini peristiwa pertama kali dalam sejarah Republik Indonesia, ada pejabat negara pemerintah, Menko diserang dengan cara brutal, dengan cara biadab," tutur Ngabalin, Kamis (10/10/2019) malam di lobi Paviliun Kartika RSPAD, Jakarta Pusat.
Tidak hanya itu, Ngabalin juga menyatakan pelaku penyerangan pada Wiranto sangat tidak berprikemanusiaan dan pastinya jauh dari ajaran Agama Islam yang penuh damai dan santut.
Ngabalin menjelaskan Islam selalu mengajarkan kedamaian dan saling menghormati.
Dia juga mengecam aksi pelaku yang menusuk Wiranto saat menjalankan tugas negara, memenuhi undangan masyarakat.
"Hari ini bisa terjadi pada Pak Wiranto dan tidak mustahil besok-besok akan terjadi pada orang lain, pada pejabat lain. Pak Presiden menyebut harus ditunda tegas, dicari setuntasnya.
Atas nama pemerintah saya minta dukungan masyarakat," tambahnya.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, Wiranto diserang orang tidak dikenal, Kamis (10/10/2019) usai mengikuti acara peresmian Universitas Mathala'ul Awal Pandeglang.
Dua terduga pelaku penyerangan telah berhasil diamankan kepolisian.
Mereka masing-masing berjenis kelamin laki-laki dan peremppuan.
Pelaku laki-laki berinisial SA alias Abu Rara (31) warga Medan, Sumatera Utara sedangkan pelaku perempuan FA (21) warga Brebes.
Keduanya merupakan pasutri yang mengontrak rumah di Kampung Sawah, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang.
Abu Rara diduga terpapar paham radikal ISIS.
Mirisnya, Abu Rara justru mengajak istrinya FA untuk ikut menusuk Wiranto.
Pasutri ini baru sekitar dua bulan tinggal di Pandeglang.
Kini Abu Rara dan Istri menjalani pemeriksaan intensif di Mabes Polri dan kasus ini ditangani langsung oleh Densus 88. (*)