VIDEO Saat Arteria Dahlan Protes tak Dipanggil 'Yang Terhormat' oleh Pimpinan KPK

Rupanya sikap Arteria Dahlan juga pernah menjadi sorotan saat raker antara Komisi III dengan pimpinan KPK di Senayan, Jakarta tahun 2017.

Editor: Syaiful Syafar
IG @arteriadahlan
VIDEO Saat Arteria Dahlan Protes tak Dipanggil Yang Terhormat oleh Pimpinan KPK 

TRIBUNKALTIM.CO - Nama Arteria Dahlan seketika menjadi buah bibir selepas tampil di acara Mata Najwa. Arteria Dahlan menjadi trending topic di jagad maya lantaran debat panasnya dengan Prof Emil Salim dan Direktur Pusaka Universitas Andalas, Feri Amsari.

Sikap Arteria Dahlan dalam debat Mata Najwa itulah yang menjadi sorotan. Ia naik pitam sampai menunjuk-nunjuk lawan debatnya.

Rupanya sikap Arteria Dahlan juga pernah menjadi sorotan saat raker antara Komisi III dengan pimpinan KPK di Senayan, Jakarta tahun 2017.

Kala itu, Arteria Dahlan pernah protes karena tak dipanggil 'Yang Terhormat'.

Setelah Tunjuk-tunjuk Emil Salim, Arteria Dahlan Dicap Pembohong oleh Laode M Syarif KPK

Arteria Dahlan Desak Feri Amsari Soal Bayaran KPK, Jawab Najwa Shihab Ini Buat Hadirin Tepuk Tangan

Siasat Najwa Shihab Stop Debat Arteria Dahlan vs Emil Salim, lalu Skakmat saat Jeda Iklan Mata Najwa

Ada Kata Politisi Gila Hormat, Inilah Perubahan Profil Arteria Dahlan di Wikipedia yang Jadi Sorotan

Arteria Dahlan memang dikenal sebagai sosok yang vokal atas dukungannya terhadap UU KPK sejak beberapa tahun belakangan.

Pada 2017, Arteria Dahlan pernah protes kepada KPK gara-gara tak dipanggil dengan sebutan 'Yang Terhormat'.

Ia justru membandingkan dengan sikap Tito Karnavian yang memanggil KPK dengan sebutan 'Yang Mulia'.

Protes Arteria Dahlan terjadi saat rapat kerja antara Komisi III dengan pimpinan KPK digelar di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, pada Senin (11/9/2017).

Arteria Dahlan yang berada di Komisi VIII mendapatkan tugas untuk mengikuti rapat di Komisi III.

Pria 44 tahun tersebut melayangkan protes kepada lima pimpinan KPK setelah diberi kesempatan bicara.

Kelima pimpinan KPK diprotes lantaran tak menyebut anggota DPR dengan panggilan 'Yang Terhormat'.

Saat pimpinan KPK menjawab serta memberi penjelasan, Arteri Dahlan menilai tak ada suasana kebangsaan.

"Ini mohon maaf ya, saya kok enggak merasa ada suasana kebangsaan di sini. Sejak tadi saya tidak mendengar kelima pimpinan KPK memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat'," katanya, dikutip dari Kompas.com.

Arteria menilai, pimpinan KPK sepantasnya memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat' selama rapat.

Pria yang juga berprofesi sebagai pengacara tersebut membandingkan sikap KPK dengan sikap Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian.

Bahkan Jokowi juga disebut memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat'.

"Malahan Pak Tito memanggil kita kadang dengan sebutan 'Yang Mulia'. Ini pimpinan KPK sejak tadi enggak ada yang memanggil kita dengan sebutan 'Yang Terhormat'," tambahnya.

Permintaan Arteria Dahlan tersebut kemudian dikabulkan oleh pimpinan KPK.

Simak videonya:

Komentar Arteria saat dianggap tidak sopan terhadap Emil Salim

Arteria Dahlan, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berkomentar saat dianggap tidak sopan saat berdebat dengan Prof Emil Salim dalam acara Mata Najwa, Rabu (9/10/2019).

Arteria menyatakan tidak bersalah atas sikapnya tersebut.

"Saya mewakafkan diri saya untuk menyatakan yang benar. Walau terkesan tidak populer sekalipun," ujar Arteria, Kamis (10/10/2019).

Pendapat Emil Salim justru disayangkan oleh Arteria karena dianggap di luar kapasitasnya.

Menurut Arteria, Profesor Emil Salim bukan pakar hukum, namun berpendapat perihal Rancangan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (RUU KPK), seperti dilansir oleh Tribunnews.com.

"Saya hanya sayangkan seorang tokoh senior yang saya hormati, dimanfaatkan untuk mengutarakan hal-hal yang sebenarnya di luar kapasitas beliau," ujar Arteria.

Arteria menilai acara debat soal RUU KPK seperti sudah dirancang.

Emil Salim (menurut Arteria) banyak menyerang kehormatan DPR, daripada berbicara substansi RUU KPK.

"Dan itu dilakukan secara tanpa dasar, berulang-ulang dan dipertontonkan dihadapan jutaan pemirsa TV, maupun suporter Najwa," ujar Arteria.

Arteria merasa dirinya tidak emosi saat berdebat soal RUU KPK itu.

Diakui olehnya, ia hanya memperjuangkan ideologi dan kehormatan DPR.

"Bagi saya ini masalah perjuangan ideologi, saya datang untuk melakukan dialektika kebangsaan bukan untuk debat kusir dan penggiringan opini. Dari sejak awal saya melihat ini sudah tidak sehat," kata Arteria.

Perdebatan Arteria Dahlan dan Emil Salim

Sebelumnya, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Arteria Dahlan, terlibat perdebatan dengan Prof. Dr. Emil Salam di acara Mata Najwa Trans7, Rabu (9/10/2019) malam.

Sayangnya, Arteria Dahlan kerap memakai kata-kata yang dianggap terlalu vulgar kepada Prof. Dr. Emil Salim.

Saat ini mungkin nama Prof. Dr. Emil Salim kurang populer.

Namun di masa lalu, Emil Salim adalah seorang menteri di era Orde Baru, sejak 1971-1993.

Emil sudah memegang jabatan menteri, namun yang melekat di dirinya adalah Menteri Lingkungan Hidup.

Saat ini, Prof. Dr. Emil Salim adalah Guru Besar Pascasarjana Universitas Indonesia (UI).

Dalam tayangan 'Mata Najwa' di TRANS7, Rabu (9/10/2019) Arteria Dahlan dan Prof. Emil Salim menjadi narasumber acara tersebut.

Mulanya, Arteria Dahlan menanggapi ucapan Emil Salim yang dipanggilnya Prof itu soal UU KPK hasil revisi melemahkan KPK itu sendiri.

Ia menyoroti soal berhasil atau tidaknya KPK dalam melakukan tugasnya.

"Prof saya ingin katakan pelemahannya di mana, berhasil atau tidak berhasilnya KPK Prof, yang tahu itu kami," ujar Arteria.

"Kenapa begitu? Begitu 2015 kepilih, dia buat grand design, dia buat role map, isinya janji-janji apa yang dia kerjakan," tambah Arteria.

Disinggungnya bahwa tak ada publik yang tahu apa yang telah dilakukan KPK.

Menurutnya ada banyak tugas yang dilewatkan oleh KPK.

"Publik ini enggak tahu, publik ini terhipnotis dengan OTT-OTT (operasi tangkap tangan), seolah itu hebat. Padahal janji-janjinya KPK itu banyak sekali di hadapan DPR yang kita katakan itu 10 persen pun belum tercapai ya Prof," katanya.

Emil Salim lantas menyakan mengenai banyaknya politisi yang masuk penjara sebagai bukti keberhasilan KPK.

"Apa semua ketua partai yang masuk penjara, apa itu tidak bukti keberhasilan KPK," ungkap Emil Salim.

Arteria kemudian mengatakan KPK tak hanya melakukan penindakan.

"Lho, dengan segala hormat saya sama Profesor, Profesor bacalah tugas fungsi KPK tidak hanya melakukan penindakan," jawab Arteria.

"Tapi hukum telah dijatuhkan," kata Emil Salim.

Sementara itu Arteria meneruskan bahwa ada tugas KPK lain seperti koordinasi, supervisi monitoring dan sebagainya.

"Bagaimana penindakannya, bagaimana supervisi monitoringnya, koordinasi, ini kan tidak dikerjakan Prof," sebut Arteria.

"Kemudian yang kedua saya ingin katakan untuk dewan pengawas, saya ingin sampaikan biar Prof juga jelas. Kita bicara hukum sama ahli hukum, bicara pidana korupsi sama pidana korupsi. Bukan saya mengdiskreditkan Prof," paparnya.

Ia lantas mengatakan bahwa ada sejumlah peristiwa yang terjadi oleh KPK.

"Biar enggak kaya begini Prof, berita hasil rampas emas batangan diambil seolah ada titel KPK, kemudian uang dirampas tapi ternyata enggak masuk ke kas negara. Ini gunanya dewan pengawas," sebut Arteria.

Dirinya kemudian menunjuk kepada seorang di kursi penonton dan memintanya berdiri.

"Itu ada buktinya, berdiri sini, ini buktinya ke mana uang itu," kata Arteria menunjuk seseorang di belakang kamera.

Najwa Shihab lantas bertanya siapa yang dimaksudnya.

"Siapa? Anda menujuk ke siapa? Anda nunjuk ke siapa? Anda nunjuk penonton saya," tanya Najwa Shihab.

"Kau ke sini, sini, berdiri sini," cetus Arteria meminta seorang yang ditunjuknya naik ke panggung.

Najwa yang melihat hal itu lantas menghentikan seseorang dari kursinya.

"Sebentar, saya yang berhak menunjuk orang untuk naik ke panggung saya. Tunggu dulu di situ Bapak, saya akan cek dulu Anda siapa karena tidak sembarangan orang masuk. Saya akan cek Anda siapa. Silakan dilanjutkan," kata Najwa Shihab.

Arteria kemudian mengaku mengetahui ada kejadian saat KPK yang disebutnya gadungan meminta sejumlah harta kepada orang yang akan diperiksanya.

"Bicarakan KPK gadungan, ternyata pada saat pemeriksaan itu Prof semua orang dipanggilin, 'Kamu mau dipanggil apa enggak dipanggil, kalau enggak mau dipanggil, serahin harta kamu' tiba-tiba begitu ketahuan dan ketangkep dia bilang itu KPK gadungan," paparnya.

"Padahal bukan KPK gadungan, namanya saya sebutin ada semua. Nah Prof orang Sumatera Barat, Rp 6 triliun, dana bencana, kemudian juga masalah KONI, pasar, enggak pernah diangkat, kenapa? Ada banyak lagi, serah terima kelapa sawit, motor-motor besar, siapa yang menerimanya, tanyakan sama beliau. Kita tidak boleh menutup mata," tambahnya.

Emil Salim lalu angkat bicara bahwa ada laporan yang telah dilakukan oleh KPK setiap tahun.

Disoraki penonton saat tinggalkan panggung Mata Najwa

Sebuah video yang memperlihatkan detik-detik politisi PDIP Arteria Dahlan tinggalkan panggung Mata Najwa beredar dan viral di jagad maya.

Video Arteria Dahlan tinggalkan panggung Mata Najwa tersebut diunggah ke Twitter oleh akun @risma_sjahrir.

Tampak dalam video tersebut, Arteria Dahlan langsung beranjak meninggalkan panggung Mata Najwa setelah acara selesai.

Dalam keterangan video dijelaskan bahwa Arteria Dahlan tidak berjabat tangan dengan para panelisnya di acara Mata Najwa.

Sementara, anggota panelis seperti Prof Emil Salim, Feri Amsari, Johnny G Plate, Supratman Andi, dan Djayadi Hanan masih terlihat di atas panggung.

Mereka saling berjabat tangan dan berbincang dengan presenter Najwa Shihab.

Detik-detik Arteria Dahlan meninggalkan panggung Mata Najwa disambut teriakan penonton.

"Salaman dong pak, salaman. Ini cuma debat pak," teriak penonton di studio Mata Najwa.

Cuplikan video berdurasi 13 detik itu sontak menjadi viral di medsos.

"So.. this is how a loser @arteriadahlan walked out from a civilised democratic debate at #MataNajwa last night. He did not even shake hands with the rest of the panelists. Gosh! Your mom should be ashamed having a son with bad attitude like you. Shame on you #ArteriaDahlan," tulis @risma_sjahrir.

Postingan video Arteria Dahlan itu juga banjir komentar.

@Ras_aff: Yang (katanya) terhormat

@ordinarypersone: maklum saja, pas kecil dia gak punya banyak teman, jadi tingkahnya kebawa sampe tua...

@Sonny1801: Kaya gini kok bisa jdi anggota DPR, gaya kampungan.

@RahmatPutraS2: No brain no gain.

Ada Kata Politisi Gila Hormat, Inilah Perubahan Profil Arteria Dahlan di Wikipedia yang Jadi Sorotan

Respon Arteria Dahlan, Soal Sebutan Kabinet Gemuk Bagi Kue Kekuasaan oleh Mardani Ali Sera

Arteria Dahlan Tunjuk Seseorang Naik ke Panggung Mata Najwa, Najwa Shihab: Saya yang Berhak Menunjuk

Siapakah Arteria Dahlan yang Bentak Emil Salim di Mata Najwa? Segini Deretan Harta Kekayaannya

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved