Heboh Wiranto Diserang, Pertolongan yang Tepat Bagi Korban Luka Tusuk, Jangan Coba-coba Dicabut
Direktur RSUD Berkah yang merawat Wiranto, dokter Firmansyah, menjelaskan, Wiranto mendapat dua luka tusuk dan cukup dalam
Itulah mengapa, pelatihan bantuan hidup dasar (basic life support) perlu dipelajari, utamanya untuk menjaga korban bisa tetap bernapas.
"Bagaimana orang itu harus tetap bisa bernapas, sirkulasinya stabil. Bagian dari menstabilkan sirkulasi adalah menghentikan pendarahan. Itu ada pelatihannya," pungkas Adi (TribunStyle.com/Febriana)
Luka Tusuk Wiranto Tampak Tak Berdarah, Begini Penjelasan Dokter Direktur RSPAD Gatot Subroto
Peristiwa penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Jenderal TNI (Purn) Wiranto di Banten memunculkan teka-teki, di antaranya soal tidak tampak darah yang mengucur.
Diketahui, Wiranto ditusuk oleh dua orang tak dikenal di pintu gerbang Lapangan Alun-alun Menes Desa Purwaraja Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).
Banyak pihak yang bertanya-tanya mengenai tidak tampaknya darah dari perut Wiranto yang tertusuk oleh pria bernama Syahril Alamsyah.
Tenaga Ahli Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Ngabalin, memberi penjelasan medis dari keterangan dokter sekaligus Direktur RSPAD Gatot Subroto, Terawan.
Dilansir TribunWow.com, keterangan Terawan dijelaskan Ali Ngabalin dalam tayangan 'Apa Kabar Indonesia Pagi' unggahan kanal YouTube Talk Show tvOne, Jumat (11/10/2019).
Berdasarkan keterangan Terawan, Ali Ngabalin menjelaskan soal dalamnya luka yang dialami Wiranto.
Lantaran luka tersebut cukup dalam, maka darah memang tidak mengucur keluar.
"Menurut keterangan Pak Terawan itu kan dua tusukan, jadi kedalamannya sekitar 10 centimeter, kalau dari luar memang darahnya tidak terlalu banyak," jelas Ali Ngabalin.
Luka tusuk itu menembus organ usus Wiranto sehingga darah mengalir di dalam tubuh sang jenderal.
"Tetapi karena dalam dinding perut itu, senjata tajam itu menembus usus kecil, diperkirakan darah yang tertampung itu sekitar 3 liter," terang Ali Ngabalin.
Akibat insiden penusukan itu, Wiranto disebut sempat mengalami masa kritis hingga akhirnya dioperasi selama 4 jam.
"Jadi memang ada masa yang sangat kita khawatirkan kemarin," imbuhnya.
Selain kedalaman luka, Ali Ngabalin juga menjelaskan panjang luka di perut Wiranto.