Liburan Bersama Istri ke Pulau Maratua, Dubes India Pradeep Kumar Rawat Dapat Sambutan Mengejutkan

Liburan bersama istri ke Pulau Maratua, Dubes India, Pradeep Kumar Rawat dapat sambutan mengejutkan

Editor: Rafan Arif Dwinanto
tribunkaltim.co/Geafry Necolsen
Wabup Agus Tantomo menyambut kunjungan Dubes India untuk Indonesia, Pradeep Kumar Rawat beserta istri di Bandar Udara Kalimarau. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Liburan bersama istri ke Pulau Maratua, Dubes India, Pradeep Kumar Rawat dapat sambutan mengejutkan.

Dubes India untuk Indonesia , Pradeep Kumar Rawat mendarat di Bandara Kalimarau, Kabupaten Berau, Kamis (17/10/2019).

Pradeep Kumar Rawat tiba di Kabupaten Berau bersama istrinya, dalam rangka liburan ke Pulau Maratua.

 Penajam Pagi Ini, Kodam VI Mulawarman Terjunkan 200 Prajurit Pastikan Situasi Ibu Kota Baru Kondusif

 Situasi Penajam Terkini, Sekolah di Area Ring 1 Lokasi Keributan Diliburkan, Diimbau Percaya Hukum

 Kondisi Penajam Terkini, Sudah Kondusif, Polda Kaltim Minta Masyarakat Percaya Hukum

Namun, sambutan mengejutkan diterima Pradeep Kumar Rawat.

Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo, menyambut langsung kedatangan Duta Besar atau Dubes India untuk Indonesia, Pradeep Kumar Rawat, di Bandar Udara Kalimarau.

Pradeep Kumar disambut dengan tradisi tepung tawar, tradisi khas masyarakat Kabupaten Berau untuk tamu kehormatan.

Pradeep Kumar juga mendapat pengalungan manik khas setempat dan tarian selamat datang di gedung VIP Bandara Kalimarau.

Dubes India ini sebenarnya hanya berencana berkunjung ke Pulau Maratua, untuk berwisata bersama istrinya.

Namun saat berdikusi di Bandara Kalimarau, kata Wabup Agus Tantomo, Duta Besar India, menawarkan kerja sama peningkatan kompetensi sumber daya manusia aparatur pemerintahan kampung.

Pemerintah India melalui Kedutaan di Indonesia menawarkan program kunjungan kepala kampung untuk studi ke India.

Pada tahun lalu, menurut Agus Tantomo, Pemerintah India telah membiayai sebanyak 14 kepala desa di sejumlah daerah untuk berkunjung ke India.

"Ada tawaran kunjungan ke India untuk kepala kampung.

Tahun lalu kata pak dubes (duta besar) mereka membiayai 14 orang untuk kunjungan ke India,” ucapnya.

Selain tawaran kepada Kepala Kampung, Duta besar India, Pradeep Kumar Rawat juga menawarkan kursus singkat bagi aparatur sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Berau untuk berkunjung dan studi singkat di India.

Program ini juga telah dijalankan Pemerintah India sebagai bentuk kerja sama dengan Pemerintah Indonesia.

“Kita juga mendapat tawaran kerjasama untuk kursus singkat bagi ASN ke India,” ungkapnya.

“Kita akan menindaklanjuti tawaran kerjasama Pemerintah Kabupaten Berau bersama Keduataan Besar India,” tandasnya.

Di luar hubungan kerja sama ini, kunjungan Pradeep Kumar ke Pulau Maratua, kata Agus Tantomo juga memberikan nilai positif bagi daerah.

Dengan hadirnya duta besar dari negara besar seperti India, akan mendongkrak promosi wisata daerah ini.

“Dengan kehadiran Dubes India yang berkunjung ke pulau wisata kita, tentu memberikan dampak luar biasa bagi Berau, khususnya promosi pariwisata,” kata Agus Tantomo.

Agus Tantomo berharap Duta Besar India untuk Indonesia, dapat menikmati seluruh keindahan alam bahari Kabupaten Berau selama berkunjung ke Pulau Maratua.

Dan menitip pesan untuk dapat meneruskan informasi keindahan Kabupaten Berau kepada masyarakat India.

Pemkab Berau berencana menjadikan Pulau Maratua dan Pulau Derawan sebagai objek wisata eksklusif. Salah satunya karena keterbatasan sumber air tawar dan listrik di kedua pulau ini.
Pemkab Berau berencana menjadikan Pulau Maratua dan Pulau Derawan sebagai objek wisata eksklusif. Salah satunya karena keterbatasan sumber air tawar dan listrik di kedua pulau ini. (TRIBUNKALTIM.CO/ GEAFRY NECOLSEN)

Jadi Wisata Eksklusif

Pemkab Berau akan Batasi Wisatawan ke Pulau Maratua dan Pulau Derawan, Ini Alasannya

Pemkab Berau berencana menjadi objek wisata Pulau Derawan dan Pulau Maratua, sebagai objek wisata eksklusif, layaknya Pulau Sangalaki, yang membatasi jumlah pengunjung.

Pembatasan ini bukan tanpa alasan.

Pulau Sangalaki misalnya, meski terdapat resort di sana, namun jumlah wisatawan yang bisa berkunjung di sana, sangat terbatas.

Karena Pulau Sangalaki merupakan pulau konservasi penyu.

 Sosok Purnawirawan TNI Ini Bayar Rp 25 Juta untuk Memata-matai Wiranto, Tapi Berdamai di RSPAD

 Copot Dandim Kendari, Istri KSAD Andika Perkasa, Diah Erwiany Ternyata Putri Tokoh Penting Indonesia

Selain itu, pembatasan ini juga perlu dilakukan, mengingat di Pulau Sangalaki sumber air tawar dan listrik sangat terbatas.

Keterbatasan sumber air tawar dan listrik juga terjadi di Pulau Maratua dan Pulau Derawan.

Karena keterbatasan itu, Pemkab Berau berencana menjadikan dua pulau tersebut sebagai tempat wisata eksklusif.

Hal ini disampaikan oleh Staf Ahli Bupati Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam, Saipul Rahman, kepada Tribunkaltim.Co.

“Kebetulan saya juga mengikuti diskusi bersama Duta Besar Sychelles, membahas tentang rencana pengembangan wisata di Pulau Maratua,” ungkapnya.

Republic Sychelles saat ini memang tengah membantu Pemkab Berau untuk mengembangkan pariwisata di Pulau Maratua, menjadi objek wisata kelas dunia.

“Wisatawan yang masuk harus disesuaikan kebutuhan air bersih dan produksi listrik.

Karena dua sumber daya itu sangat terbatas,” jelasnya.

Menurut Saipul Rahman, jika dipaksakan dengan sumber daya yang terbatas sementara jumlah wisatawan yang berkunjung tidak dibatasi,

justru akan memberikan kesan buruk bagi citra pariwisata Kabupaten Berau.

Pesona Pulau Derawan dan Maratua di Kabupaten Berau, Kaltim
Pesona Pulau Derawan dan Maratua di Kabupaten Berau, Kaltim (Kolase Kompas.com dan TribunKaltim.co)

Wisatawan yang kesulitan mendapat air bersih dan fasilitas listrik, dikhawatirkan akan mengeluh.

Demikian pula sebaliknya, masyarakat yang menghuni kedua pulau ini juga akan mengeluh,

jika sumber daya yang terbatas itu habis digunakan untuk mengakomodir keperluan wisatawan yang datang.

“Pulau Maratua jangan dijadikan wisata masif, harus jadi wisata eksklusif. Sama halnya dengan Pulau Derawan ,” imbuhnya.

Menurutnya, Pulau Derawan dan Pulau Maratua bisa menjadi objek wisata eksklusif dengan sendirinya.

Karena biaya untuk menuju kedua pulau wisata itu memang lumayan mahal, jika digabungkan biaya transportasi dan akomodasinya.

Apalagi jika wisatawan dari luar daerah Berau.

Meski begitu, Saipul mengatakan, masyarakat lokal masih tetap bisa berkunjung ke Pulau Derawan dan Maratua, namun menginap di tempat lain.

Atau bisa menginap di kedua pulau tersebut, saat wisatawan tengah sepi.

“Wisatawan kelas menengah ke bawah bisa berkunjung ke Tanjung Batu, Semanting, Ulingan, Kasai atau ke Bidukbiduk.

Tapi di Bidukbiduk juga harus dibatasi jumlah pengunjung ke Labuan Cermin,” kata Saipul Rahman.

Hiu tutul merupakan ikan hiu dengan ukuran yang paling besar. Mamalia laut ini masuk dalam kategori biota laut yang dilindungi. Namun kerabat dekatnya, hiu tokek saat ini justru jadi hewan laut yang banyak diburu di Pulau Derawan dan Maratua.
Hiu tutul merupakan ikan hiu dengan ukuran yang paling besar. Mamalia laut ini masuk dalam kategori biota laut yang dilindungi. Namun kerabat dekatnya, hiu tokek saat ini justru jadi hewan laut yang banyak diburu di Pulau Derawan dan Maratua. (TRIBUN KALTIM / GEAFRY NECOLSEN)

Labuan Cermin adalah objek wisata unik yang hanya ada dua di dunia.

Danau Labuan Cermin memiliki keunikan, dimana air laut dan air tawar bertemu dalam satu danau, namun keduanya tidak bercampur.

Saipul Rahman meyakini, kelak jika wacana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) benar-benar terealisasi, Pulau Maratua dan Pulau Derawan akan dibanjiri pengunjung.

Karena itu perlu diantisipasi dengan mulai membatasi jumlah pengunjung. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved