Tengku Zulkarnain Beberkan Kejanggalan Penusukan Wiranto, Wasekjen MUI Sayangkan Sikap BIN

Tengku Zulkarnain Beberkan Kejanggalan Penusukan Wiranto, Wasekjen MUI Sayangkan Sikap BIN

Kolase/Tribun Kaltim/Istimewa
Tengku Zulkarnain Beberkan Kejanggalan Penusukan Wiranto, Wasekjen MUI Sayangkan Sikap BIN 

"Tadi alasannya Pak Sulistiyo mengatakan yang berhak memberitahu pasien itu dokter, dan dokter tidak bisa memberitahu tanpa izin pasien," tegas Tengku Zulkarnain.

SIMAK VIDEONYA:

"Sehingga akhirnya apa keadaan Pak Wiranto sekarang? Katanya enggak ada darahnya, katanya keluar tiga setengah liter, padahal darahnya manusia paling banyak hanya enam liter," papar Zulkarnain.

"Nah ini simpang siur," tambahnya.

Ia heran bahwa posisi Sulistyo bukan dokter namun dapat menyampaikan mengenai kesehatan Wiranto.

"Tadi nyatanya Pak Sulistyo polisi bukan, dokter bukan, tapi dia bilang Pak Wiranto dipotong 40 centi. Yang berhak memberitahu polisi, ternyata polisi tidak memberitahu, dokter tidak memberitahu, Pak Sulistiyo memberitahu."

"Nyatanya berita ini terus berkembang. Kenapa tidak polisi yang ngomong, berdasarkan rekam jejak yang dibuat dokter sehingga tidak liar," tegas Tengku Zulkarnain.

Penjelasan Dokter Melalui Ali Ngabalin

Tenaga Ahli Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Ngabalin, memberi penjelasan medis dari keterangan dokter sekaligus Direktur RSPAD Gatot Subroto, Terawan.

Dilansir TribunWow.com, keterangan Terawan dijelaskan Ali Ngabalin dalam tayangan 'Apa Kabar Indonesia Pagi' unggahan kanal YouTube Talk Show tvOne, Jumat (11/10/2019).

Berdasarkan keterangan Terawan, Ali Ngabalin menjelaskan soal dalamnya luka yang dialami Wiranto.

Lantaran luka tersebut cukup dalam, maka darah memang tidak mengucur keluar.

"Menurut keterangan Pak Terawan itu kan dua tusukan, jadi kedalamannya sekitar 10 centimeter, kalau dari luar memang darahnya tidak terlalu banyak," jelas Ali Ngabalin.

Sosok Abu Rara, Pelaku Penusukan Wiranto
Sosok Abu Rara, Pelaku Penusukan Wiranto (Tribunnews)
Luka tusuk itu menembus organ usus Wiranto sehingga darah mengalir di dalam tubuh sang jenderal.

"Tetapi karena dalam dinding perut itu, senjata tajam itu menembus usus kecil, diperkirakan darah yang tertampung itu sekitar 3 liter," terang Ali Ngabalin.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved