Sandiaga Uno Singgung Gerindra Partai Prabowo Subianto dalam Menatap Pemerintahan Jokowi Maruf Amin
Sandiaga Uno singgung Gerindra yang notabene pendirinya Prabowo Subianto dalam menatap ke depan terhadap Pemerintahan Jokowi - Maruf Amin.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Sandiaga Uno sikapi Pemerintahan Joko Widodo dan Maruf Amin ke depan.
Jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam Pilpres 2019, Sandiaga Uno memberikan pernyataan.
Soal kabarnya oposisi atau mendukung dalam Pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi - Maruf Amin, Sandiaga Uno memberikan penjelasan.
Sosok pengusaha Sandiaga Uno singgung Gerindra yang notabene pendirinya adalah Prabowo Subianto dalam menatap ke depan terhadap Pemerintahan Jokowi - Maruf Amin.
Mengutip dari Kompas.com, Politikus Partai Gerindra Sandiaga Uno kurang sreg apabila semua partai politik bergabung ke koalisi pendukung pemerintah.
Kali ini Sandiaga Uno sebenarnya ingin ada partai politik besar.
Partai Gerindra misalnya.
Yang berada di luar pemerintahan untuk melakukan check and balances
Soroti terhadap roda kekuasaan
Sehingga demokrasi akan menjadi lebih kuat.
Kita kasih masukan yang konstruktif dan bersahabat
Sehingga lima tahun ke depan ini masyarakat bisa fokus.
Enggak gaduh politiknya, enggak pecah belah.
Pemerintah itu butuh masukan kok," ujar Sandiaga Uno di kediamannya, Jalan Pulombangkeng, Kebayoran Baru, Kamis (17/10/2019).
Kritik dan masukan kepada pemerintah, menurut Sandiaga Uno, tidak bisa hanya diutarakan oleh parpol yang menjadi pendukung.
Apalagi, saat ini media sosial sangat berkembang pesat
Dan sudah menjadi salah satu sarana kritik dan masukan bagi pemerintah.
Nah, Sandiaga Uno mengaitkan pernyataannya tersebut
Dengan fenomena buzzer politik yang kritik
Dan masukan mereka seringkali mendistorsi aspirasi masyarakat.
Oleh sebab itu, ia merasa kritik, masukan dan kontrol harus datang dari pihak yang benar.
Yaitu salah satu kekuatan politik di Indonesia sendiri.
Kan enggak bisa (pemerintah) dikelilingi dengan masukan 'asal bapak senang'
Atau didengungkan oleh para buzzer yang mendistorsi masukan dari rakyat.
Itu sangat berbahaya bagi demokrasi," kata Sandiaga Uno.
Ia sekaligus menyinggung masyarakat yang lebih menginginkan adanya kekuatan politik besar
Di luar pemerintah demi mengontrol jalannya kekuasaan.
Ia yakin keinginan masyarakat itu sudah terlepas dari narasi rivalitas pesta demokrasi yang sudah lewat.
Nah, Sandiaga Uno yakin masyarakat pasca - Pilpres 2019 sudah bersatu
Dan ingin pemerintahan ke depan berjalan kuat
Dengan adanya kelompok yang melakukan kontrol ketat
Dan berasal bukan dari bagian pendukung pemerintah.
Saya merasakan itu sendiri ya.
Saya punya data masyarakat secara elektoral lebih menghargai
Jika ada check and balance daripada unity government," ujar Sandiaga Uno.
Sebenarnya kita ini sudah bersatu kok.
Kemarin itu, jelas kepentingan Gerindra itu kepentingan nasional," lanjut dia.
Menunggu Prabowo Subianto
Diberitakan, Partai Gerindra sudah menyerahkan mandat kepada Prabowo Subianto sebagai Ketua Dewan Pembina
Sekaligus Ketua Umum untuk menentukan sikap politik partai Gerindra dalam lima tahun ke depan.
Dengan demikian, Prabowo Subianto memegang kewenangan penuh untuk menentukan
Apakah Partai Gerindra akan bergabung dengan koalisi parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo - Maruf Amin atau tetap menjadi oposisi.
Kendati demikian, Prabowo Subianto belum memutuskan sikap politiknya secara tegas
Soal wacana koalisi atau oposisi.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani belum dapat memastikan kapan Prabowo mengumumkannya secara resmi.
Ia hanya menegaskan bahwa seluruh kader Partai Gerindra akan mendukung apapun keputusan Prabowo Subianto.
"Kami semua bertekad berada di belakang beliau apa yang menjadi keputusan," kata Muzani.
Muzani kemudian mengungkap adanya kemungkinan Prabowo Subianto akan melanjutkan komunikasi dengan Presiden Jokowi terkait koalisi.
Komunikasi itu melanjutkan pertemuan Prabowo dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019) lalu.
Namun, Muzani tidak menyebutkan secara spesifik apakah komunikasi tersebut akan dilakukan Prabowo Subianto dengan bertatap muka atau melalui telepon.
Ia juga enggan menjawab saat ditanya apakah komunikasi akan dilakukan Prabowo Subianto setelah pelantikan Jokowi sebagai Presiden pada 20 Oktober 2019 mendatang.
"Ya kan nanti Pak Jokowi mestinya nanya ke Pak Prabowo Subianto,
'sudah saya timbang-timbang, akhirnya begini ya, Pak'.
Begitu kan. Memang itu kan ngomong.
Entah bertemu, entah telepon," ucap Muzani.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sandiaga Uno Kurang Sreg Jika Semua Parpol Bergabung ke koalisi Jokowi", https://nasional.kompas.com/read/2019/10/18/06060651/sandiaga-kurang-sreg-jika-semua-parpol-bergabung-ke-koalisi-jokowi?page=all#page2.
Penulis : Haryanti Puspa Sari
Editor : Fabian Januarius Kuwado