Peresmian Tol Balikpapan-Samarinda Akhir Tahun Ini, Progres Pembangunan Sudah Capai 87,4 Persen

Peresmian Tol Balikpapan-Samarinda Akhir Tahun Ini, Progres Pembangunan Sudah Capai 87,4 Persen

Editor: Samir Paturusi
TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
MASIH DALAM PENGERJAAN - Beberapa kendaran proyek beraktifitas di Proyek Jalan Tol Balikpapan Seksi 5A di kawasan Manggar Balikpapan, Selasa (9/7). Seksi 5A yang merupakan bagian dari seksi 5 sepanjang lebih dari 11 KM yang menghubungkan KM 13-Manggar ini masih dalam proses pengerjaan. 

"Belum ada membahas soal tarif.

Ya di bawah Rp 100 ribu kira-kira.

Kan untuk menentukan itu, sudah ada ukurannya," katanya.

Terkait adanya investasi Pemprov Kaltim dalam proses pembangunan jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Isran mengungkapkan, hal tersebut bisa dijadikan pertimbangan untuk mengurangi tarif jalan Tol Balikpapan-Samarinda.

"Tinggal gubernur gimana.

Kalau kata gubernur investasi dan segala macam itu bisa jadi faktor pengurangan, bisa kita usahakan," jelasnya.

Isran Noor juga menjelaskan soal adanya kemungkinan pemberian subsidi untuk masyarakat pengguna jalan tol Blsam tersebut.

"Bisa jadi," lanjutnya lagi.

Soal molornya penyelesaian pembangunan seluruh seksi di jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Isran tidak ingin mengambil pusing.

Ia menyatakan,tidak mengapa penyelesaian jalan Tol Balikpapan-Samarinda molor dari jadwal yang telah ditentukan.

Namun, pemungsian jalan tersebut dapat dilakukan pada Oktober mendatang.

"Tidak apa-apa molor.

Bisa saja digunakan dulu sisi-sisi yang telah selesai dibangun.

Kalau yang belum bisa nanti digunakannya.

Peresmian kan bisa dilakukan di lokasi yang sudah siap untuk difungsikan.

Jadi, tidak masalah," paparnya.

Seperti disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR PERA), Taufiq Fauzi mengungkapkan, jalan tol pertama di Kalimantan tersebut akan difungsikan bulan depan. 
Khususnya, seksi satu dari arah Samarinda.

Bahkan, untuk persiapannya, dibeberkan Taufiq, Jasa Marga sudah membuat 4 buah gate.

"Terutama, pada sisi Samarinda dari arah Jembatan Mahkota II.

Sudah ada 4 buah gate, Kantor di sekitaran jalan tol tersebut dan juga telah ada jalur keluar masuk jalan tol.

Untuk titik tepatnya jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang akan difungsikan, berada di sekitar daerah Simpang Pasir, Kecamatan Palaran," jelasnya.

"Tidak masalah kalau jalan tol diremikan perkilometer. 
Misalkan, diresmikan dulu 20-30-40 kilometer dulu. Yang penting, jalan tol dapat segera difungsikan.

Sebab, itu juga menjadi target Jasa Marga bahwa ada open trafic pada jalan tol, dan khusus untuk digunakan oleh warga sekitar," lanjutnya.

Ruas Tol Tambahan

pembangunan ruas jalan tol juga akan dilaksanakan di sekitaran lokasi ibu kota baru Indonesia.

"Jalan tol juga akan dibangun," tuturnya.

Jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang ada saat ini, ditegaskan Isran, merupakan sebuah awal untuk jalur transportasi bebas hambatan di Kalimantan Timur.

Bukan hanya menyambungkan Balikpapan dan Samarinda saja.

Tapi, dijelaskan Isran, juga akan menyambungkan dua kota penyanggah ibu kota baru Indonesia tersebut dengan ibu kota baru Indonesia itu sendiri.

"Kan jalan tol ini nantinya akan ada cabang-cabangnya.

Nah, itu akan menghubungkan antara Samarinda dengan lokasi ibu kota baru Indonesia, dan juga Kota Balikpapan dengan ibu kota baru Indonesia.

Jadi, ada beberapa jalan tol akan dibangun itu untuk menunjang transportasi menuju lokasi ibu kota baru Indonesia," jelasnya.

Persoalan lahan, dikatakan Isran, tidak menjadi sebuah persoalan serius seperti pada pembangunan infrastruktur negara lainnya.

Seperti halnya pada pembangunan jalan Tol Balikpapan-Samarinda, yang sampai saat ini menyisakan persoalan pembebasan lahan.

Untuk jalan tol penghubung ibu kota baru Indonesia ini, ditegaskan Isran, tidak akan memiliki masalah seperti itu.

"Tidak akan sama dengan jalan Tol Balikpapan-Samarinda.

Sebab, lahan yang akan digunakan untuk pembangunan jalan tol dan jalur kereta api itu semuanya tanah milik negara, bukan milik perorangan.

Dan memang tidak ada pemukiman di sana.

Artinya, tidak ada lagi pembebasan. Jadi beda dengan pembangunan sebelumnya," tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved