Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Tewas Bunuh Diri, Dua Istrinya juga Ikut Tewas
Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Tewas Bunuh Diri, Dua Istrinya juga Ikut Tewas
Dilansir dari Kompas.Com, operasi itu disebut total membunuh sembilan orang, termasuk petinggi senior ISIS bernama Abu Yamaan, anak-anak, dan dua perempuan.
Seorang warga bernama Abdel Hameed mengungkapkan, dia langsung berlari keluar begitu mendengar helikopter, deru tembakan, dan kobaran api di malam hari.
"Rumah itu langsung ambruk. Begikutnya yang saya lihat adalah tenda dan kendaraan yang hancur. Juga dua jenazah di dalam mobil," tuturnya.
Lama menjadi buruan oleh koalisi yang dipimpin AS, Baghdadi beberapa kali diberitakan tewas dalam beberapa tahun terakhir.
Baghdadi juga diketahui jarang tampil di depan publik. Pada April 2014, dia sempat tampil dalam sebuah video menyerukan pengikutnya "membalas dendam" atas kematian anggota ISIS.
Kemudian pada September lalu, ISIS merilis rekaman video yang diklaim berasal dari Baghdadi. Berisi pujian atas operasi mereka di kawasan.
Rekaman itu juga menyerukan kelompok ekstremis tersebut untuk membebaskan anggota mereka yang ditahan oleh milisi Kurdi sekutu AS, Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Dua Istrinya Juga Tewas
Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi dikabarkan tewas bersama dengan dua istri ketika pasukan khusus AS melakukan penyerbuan.
Berdasarkan laporan dari sejumlah media AS, operasi itu diperintahkan langsung oleh Presiden Donald Trump dengan menyasar kawasan utara Suriah.
Abu Bakar al-Baghdadi diberitakan tewas dengan cara meledakkan rompi bom bunuh diri setelah dia tahu tak punya kesempatan untuk kabur.
Diberitakan Newsweek via Daily Mirror Minggu (27/10/2019) yang dilansir Kompas.Com, selain dua istri si pemimpin ISIS, tidak ada korban luka dari pasukan AS.
Kabar itu terjadi setelah Trump berkicau "sesuatu yang besar baru saja terjadi" di Twitter tanpa memberi detil lebih lanjut.
Sumber dari internal Washington menuturkan, Pentagon mengerahkan operasi yang menyasar salah satu markas tersisa ISIS di Suriah.
Misinya adalah mencari lokasi "target bernilai tinggi", yang diyakini adalah Abu Bakar al-Baghdadi. Pernyataan itu juga dibenarkan sumber militer.