AHY Putra SBY Tak Jadi Menteri Jokowi, Syarief Hasan Luruskan Hubungan Demokrat dan Megawati PDIP
AHY Putra SBY tak jadi Menteri Jokowi, Syarief Hasan luruskan hubungan Demokrat dan Megawati PDIP
Andi Arief mencari kambing hitam atas keputusan Jokowi tidak menyertakan Demokrat dalam koalisi.
"Bayangin kemesraan ibu Mega ketika dengan mas AHY dan mas Ibas, dan mbak Puan di Teuku Umar."
"Itu kan pertemuan yang luar biasa, momentum yang luar biasa, kemudian ditarik ke soal penyusunan kabinet, ibu Mega yang dijadikan kambing hitam. Lho di mana? Tidak boleh dong,"katanya.
Ia meminta Andi Arief untuk mengedepankan etika politik. Jangan sampai tidak masuk dalam kabient, lalu membuat kegaduhan baru.
"Ayolah kita sama-sama mawas diri mengedepankan etika dalam berpolitik sehingga tidak perlu membuat kegaduhan baru. Itu menurut saya sih," pungkasnya.
Jangan asal bunyi
Ketua DPP PDIP Said Abdullah meminta Wasekjen Demokrat Andi Arief tidak asal berbicara soal tudingan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri masih dendam kepada Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan juga kepada anaknya Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) .
"Ya menurut saya yang pertama itu, letakanlah segala sesuatu sebagaimana porsinya, jangan Andi Arief jangan main politik asal bunyi, tidak beretika," kata Said saat dihubungi, Minggu, (27/10/2019).
Menurut dia, dalam konstitusi di Indonesia sudah jelas disebutkan bahwa pemilihan menteri merupakan hak prerogatif presiden.
Sehingga, katanya, tidak ada sama sekali hubungannya dengan Parpol Pengusung atau pimpinan Parpolnya.
"Karena apa? Dalam konstruksi konstitusi kita, pemilihan menteri itu adalah wewenang penuh prerogatif presiden, sehingga tidak ada hubungan dengan bu Mega. Itu yang pertama," katanya.
Menurut Said, Megawati merupakan politikus senior.
Megawati tidak menyimpan dendam kepada AHY.
Sehingga, ujarnya, tidak masuknya AHY dalam kabinet tidak ada hubungannya dengan Megawati.
"Tidak mungkin lah seorang ibu Megawawati, seorang negarawan, sudah makan asam garam politik Indonesia, tiba-tiba ditembak oleh Andi Arief seolah-olah dendamnya ibu Mega," katanya.
Tidak ada itu, di kami semua tidak ada itu. Berakhir sudah itu, enough is enough. Tak boleh lagi kita mengembangkan istilah dendam dan sebagainya," kata dia. (*)