Di Hari Sumpah Pemuda, Begini Cara Mendikbud Nadiem Makarim, Suami Franka Franklin Jawab Kritik

Di Hari Sumpah Pemuda, begini cara Mendikbud Nadiem Makarim, suami Franka Franklin jawab kritik

Editor: Rafan Arif Dwinanto
kolase Tribun Kaltim
Mendikbud Nadiem Makarim suami Franka Franklin jawab kritik 

TRIBUNKALTIM.CO - Di Hari Sumpah Pemuda, begini cara Mendikbud Nadiem Makarim, suami Franka Franklin jawab kritik

Diketahui, Presiden Joko Widodo atau Jokowi, bersama Maruf Amin memasukkan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud di kabinet Indonesia Maju.

Nadiem Makarim suami Franka Franklin memiliki basik pebisnis justru diangkat menjadi Mendikbud.

 Menkopolhukam Mahfud MD Pengganti Wiranto Mau Dijewer Amien Rais, Jokowi Ungkap Ada yang Kecewa

 Uang Muka Prostitusi Artis Diduga Putri Amelia Balikpapan Pengakuan Lengkap PA Soal Putri Pariwisata

 Ada Prabowo Subianto di Dalamnya, Begini Komentar Amien Rais Pada Kabinet Indonesia Maju Jokowi

 Puisi Dewi Dee Lestari Dibacakan Presiden Jokowi di Hari Sumpah Pemuda, Getarkan Jiwa Nasionalisme

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Mendikbud Nadiem Makarim mengakui ada yang mempertanyakan kemampuannya dan tanggungjawabnya dalam mengelola Kementerian yang ia pimpin saat ini.

Hal ini disebabkan latar belakangnya yang bukan seorang akademisi, melainkan pebisnis.

 

Namun, mantan CEO Gojek itu enggan ambil pusing.

Termasuk dalam memenuhi ekspektasi masyarakat yang begitu tinggi.

Hal tersebut ia sampaikan saat memberi sambutan dalam Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91 di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud, Jakarta, Senin (28/10/2019).

“Waktulah yang akan menjawab,” ujar Nadiem Makarim, sebagaimana dikutip dalam siaran pers Sekretaris Kabinet.

Nadiem Makarim menyebut, pemilihannya sebagai Mendikbud justru membuka gerbang peluang bagi generasi muda.

Saat diberikan kesempatan dari Presiden untuk membantu generasi berikutnya, ia tidak berpikir dua kali.

“Saya melangkah ke depan, apapun risikonya,” kata dia.

Nadiem Makarim mengingatkan, saat ini generasi muda Indonesia hidup dalam dunia yang bising karena banyak bisikan, godaan, dan pendapat.

Di dalam kegaduhan tersebut, sering sekali suara hati generasi muda terabaikan.

Ia meyakini pemuda Indonesia sadar di hatinya masing-masing ke mana tujuan mereka ingin melangkah.

Namun seringkali suara-suara sumbang tersebut membuat generasi muda malah meragukan kemampuan dirinya karena takut dipermalukan, takut dimusuhi, atau takut gagal.

Untuk itu, Nadiem Makarim memberikan motivasi kepada para pemuda.

“Kawan-kawan pemuda, satu-satunya kegagalan adalah kalau kita hanya diam di tempat.

Dan satu-satunya kesuksesan adalah kalau kita terus melangkah ke depan," kata Nadiem Makarim.

"Kita mungkin tersandung-sandung, kita mungkin jatuh, tapi kita tidak akan tiba di tujuan hati kita kalau kita tidak melangkah bersama,” lanjut dia.

Nadiem Makarim juga mengimbau generasi muda tak hanya menunggu dunia berubah, karena justru pemudalah yang akan mengubah dunia.

“Asal kita berani melangkah, kita tak akan pernah kalah,” kata dia.

Dijelaskan dalam siaran pers, ada sejumlah hal yang berbeda dalam Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Kantor Kemendikbud kali ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Setelah rangkaian upacara selesai, ada sejumlah pertunjukan seni, yaitu Tari Kolosal tentang Persatuan Indonesia, Musikalisasi Puisi, dan penampilan Band Prodijis dari anak-anak berkebutuhan khusus.

Di akhir upacara, Mendikbud bahkan sempat melakukan swafoto bersama dengan pegawai Kemendikbud yang menjadi peserta upacara.

Alasan Jokowi Pilih Nadiem Makarim

Terungkap Alasan Jokowi Pilih Nadiem Makarim jadi Mendikbud, Bos Gojek Cerita Tentang Programnya

Dipihnya Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud ) Kabinet Indonesia Maju mengejutkan banyak pihak.

Pasalnya Bos Gojek itu sebelumnya sama sekali tak diperhitungkan ditunjuk Jokowi mengangani bidang pendidikan dalam kabinet.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi melihat sosok Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud ) Nadiem Makarim dapat membuat sebuah terobosan yang besar di dunia pendidikan.

Awalnya, Jokowi menjelaskan, ada 300 ribuan sekolah dari tingkatan Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) tersebar diribuan pulau di Indonesia, dengan jumlah sekitar 50 juta pelajar.

"Bayangkan mengelola sekolah, mengelola pelajar, menajamen guru yang sebanyak itu dan dituntut oleh sebuah standar yang sama," ucap Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019).

Namun, setelah masuknya teknologi, Jokowi berharap akses ke pendidikan semakin mudah dan Kemendikbud dapat membuat sebuah lompatan besar, yang dulunya dirasa tidak mungkin menjadi mungkin.

"Oleh sebab itu kenapa dipilih mas Nadiem Makarim, beliau sudah bercerita pada saya apa yang akan dikerjakan," kata Jokowi.

"Sehingga kita harapkan lompatan kualitas sumber daya manusia nanti betul-betul bisa terjadi. Ada peluang besar, ada terobosan untuk melakukan itu," sambung Jokowi.

Wawancara Lengkap dengan Nadiem Makarim

Inilah wawancara Bos Gojek Nadiem Makarim Mendikbud Indonesia, Bocoran Terobosan Pijakan ke Depan Serta Sentuhan Teknologi

Sejak kemarin, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Wakil Presiden atau Wapres Maruf Amin telah umumkan kabinet, para Menteri yang menduduki kabinet Indonesia maju. 

Di antaranya ada bos Gojek yang sudah tidak asing lagi di dunia start up Indonesia. 

Dialah Nadiem Makarim, yang dipercaya Presiden Joko Widodo menduduki jabatan Mendikbud atau Menteri pendidikan dan Kebudayaan. 

Sosok Nadiem Makarim tidak memiliki latar belakang di dunia pendidikan meski ditunjuk sebagai Menteri pendidikan dan kebudayaan kabinet Indonesia Maju.

Namun demikian, Nadiem Makarim memilih untuk mengawali pekerjaan besar dengan cara mendengarkan.

Pria kelahiran Singapura, 4 Juli 1984 itu memilih untuk lebih banyak berbicara dengan para pakar pendidikan.

Selama 100 hari pertama Nadiem Makarim akan belajar seperti layaknya seorang murid.

Sebagai langkah pertama, alumnus Harvard Business School Brown University itu tidak ingin memberikan solusi terhadap dunia pendidikan Indonesia.

Dia ingin mempelajari dunia pendidikan lalu memahami kondisi di lapangan.

Ini termasuk kondisi murid, guru, birokrasi dan administrasi.

Latar belakang Nadiem Makarim adalah dunia bisnis digital.

Bermodalkan pengalamannya tersebut, Nadiem Makarim memiliki visi untuk melibatkan teknologi ke dunia pendidikan Indonesia.

Wartawan Tribun Network Reza Deni Saputra sempat mewawancarai Nadiem Makarim secara singkat setelah acara pisah-sambut di KeMenterian Pendidikan dan Kebudayaan atau Mendikbud Jakarta, Rabu (23/10).

Berikut ini petikan wawancara dengan Gojek tersebut.

Sebagai Menteri pendidikan dan kebudayaan, apa tantangan yang Anda dan keMenterian ini hadapi ke depannya?

Tantangan ke depan itu terutama skalanya.

Kita punya sistem pendidikan terbesar keempat di dunia.

Tiga ratus ribu sekolah itu luar biasa.

Jumlah muridnya, jumlah gurunya, jumlah pemerintah daerahnya

Dan semuanya tersebar di archipelago terbesar kedua di dunia.

Yaitu Kepulauan Indonesia.

Jadi, challenge utamanya adalah skala.

Tadi Anda bilang rencana 100 hari kerja Anda mau belajar lebih dulu.

Kira-kira berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk belajar?

Cepat. Saya pasti cepat belajarnya.

Anda besar di dunia bisnis digital, kemudian ke pendidikan sebagai Menteri.

Apakah hal yang Anda geluti dulu akan dibawa dan dimanfaatkan?

Sudah pasti peran teknologi akan ada di situ, tetapi dalam bentuk apa, kita belum pasti.

Hal yang terpenting adalah kita mulai bukan dengan aksi, tapi belajar terlebih dulu dengan semua stakeholder yang ada.

Bukan berarti ini memakan waktu lama, tapi step pertama adalah jangan selalu memberikan solusi terlebih dulu. Pertama harus seperti murid yang baik.

Belajar lebih dulu, mengetahui seperti apa kondisi lapangan, kondisi guru, kondisi murid serta kondisi birokrasi dan administrasi.

Dari situ baru kita menemukan solusi-solusi, baik teknologi maupun nonteknologi, yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan kita.

Dalam jajak pendapat dengan DPR ada nilai serap di Kemendikbud yang kurang maksimal. Kira-kira bagaimana ke depannya?

Kalau soal itu saya belum bisa mengomentari karena belum saya dalami lebih lanjut, tapi tentunya optimalisasi bujet APBN itu penting sekali.

Kita harus memastikan semua rupiah yang kita keluarkan untuk negara ada benefit-nya, terutama di pendidikan.

Soal kebudayaan, apakah Anda sudah punya rencana terobosan?

Saya belum bisa bilang terobosannya seperti apa, tapi yang jelas berhubung saya milenial dan background-nya teknologi, sudah pasti ada perubahan ke arah sana.

Saya belum bisa mention apa rencana yang saya lakukan. Hal yang sudah jelas adalah kita ingin fokus kepada manusia yang keluar dari sistem pendidikan ini seperti apa.

Satu, harus berkarakter, merupakan suatu sistem pendidikan berdasarkan kompetensi, bukan informasi saja. Kedua, harus relevansi.

Presiden selalu bilang link and match antara industri dan institusi pendidikan.

Skill-skill tersebut yang kita pelajari harus relevan.

Tentunya prinsip utamanya yaitu gotong-royong dan kolaborasi. Kita tidak bisa melakukan ini sendirian, harus ada gotong-royong.

Pusat dan daerah, orangtua, guru, murid, semua harus gotong-royong menciptakan institusi dan kualitas pendidikan yang lebih baik. 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved