Anies Baswedan Respon Isu Gerindra Tinggalkan Dirinya Karena Prabowo Subianto Jadi Menteri Jokowi

Anies Baswedan respon isu Gerindra tinggalkan dirinya karena Prabowo Subianto jadi Menteri Jokowi

Editor: Rafan Arif Dwinanto
kolase Tribun Kaltim
Anies Baswedan dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto 

TRIBUNKALTIM.CO - Anies Baswedan respon isu Gerindra tinggalkan dirinya karena Prabowo Subianto jadi Menteri Jokowi.

Isu Partai Gerindra meninggalkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencuat.

Diketahui, Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto kini menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Indonesia Maju yang dibentuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Maruf Amin.

 Diperiksa Polda Sultra, Ini Kabar Irma Nasution Istri eks Dandim Kendari Dicopot KSAD Andika Perkasa

 Viral di WhatsApp, Ibu Guru Relakan Suami PNS Poligami, Gubernur Nurdin Abdullah Angkat Bicara

 Eks Anak Buah SBY, Kini Anggota Prabowo Subianto Menangis Dipecat Gerindra, Tak Jadi Anggota DPRD

 Setelah Anggota TNI Yonzipur Dipukul Preman, Kini Perwira Kowad yang Dianiaya, Ini Temuan Polisi

Sebelumnya, Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Syarif mengungkapkan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpesan kepada para kader Gerindra untuk kritis terhadap kebijakan pemerintah.

Khusus bagi kader Gerindra di DKI Jakarta, itu berarti mereka harus kritis terhadap kebijakan Gubenur DKI Jakarta  Anies Baswedan.

Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menekankan bahwa ia tidak ada masalah dengan Partai Gerindra.

Adapun Gerindra sebagai salah satu partai pengusung Anies Baswedan - Sandiaga Uno.

“Nah itu kalimat-kalimat kecil terus dikelola sedemikian rupa sehingga mengesankan ada permasalahan.

Tidak ada masalah,” ujar Anies Baswedan di Balai Kota, Selasa (29/10/2019).

Anies Baswedan mengatakan, tidak ada perubahan sikap Gerindra maupun koalisi pendukung lainnya.

“Tidak ada perubahan apapun, sikap Gerindra dan sikap partai-partai pendukung tidak ada pergeseran.

Yang pergeseran itu adalah framing-framing aja.

Supaya ada klik lah, kita paham betul itu,” ucap Anies Baswedan.

Ia juga menegaskan, pesan dari Prabowo Subianto itu juga tidak ada unsur kampanye.

“Ini bukan sedang berkampanye, sama sekali tidak.

Kita sedang menjalankan pemerintahan, menjalankan rencana.

Jadi tidak ada politik di sini,” tuturnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Syarif mengungkapkan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpesan kepada para kader Gerindra untuk kritis terhadap kebijakan pemerintah.

Khusus bagi kader Gerindra di DKI Jakarta, itu berarti mereka harus kritis terhadap kebijakan Gubenur Jakarta Anies Baswedan.

“Dua atau tiga minggu lalu itu pesan disampaikan beliau.

Beliau berpesan agar kader-kader partai tidak boleh diam.

Bantu rakyat kritis bersama rakyat,” ujar Syarif di Balai Kota, Senin (28/10/2019).

Syarif yang juga anggota DPRD DKI Jakarta itu mengatakan, pihaknya akan mengontrol apakah kebihakan Anies sesuai dengan Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah Daerah (RPMJD) atau tidak.

Ia mengatakan, kritik yang disampaikan itu lebih ke memberi saran kepada Anies untuk kepentingan rakyat. Bukan berarti menentang kebijakan-kebijakan Anies Baswedan.

“Kami kan bisa aja berbeda pendapat dengan Pak Anies Baswedan.

Masa kami diam, bukan menentang ya.

Catat, kritik itu pemberi saran.

Menentang itu beda ya dengan kritik.

Yang penting gini Pak Anies Baswedan berhasil bukan karena pujian, tapi karena masukan yang bersifat kritis,” ujar dia. 

Komentar Amien Rais, Prabowo Subianto gabung Jokowi

Ada Prabowo Subianto di Dalamnya, Begini Komentar Amien Rais Pada kabinet Indonesia Maju Jokowi.

Diketahui, Amien Rais kerap melontarkan kritik untuk setiap kebijakan yang diterbitkan Presiden Jokowi.

Namun, berbeda saat Jokowi dan Maruf Amin mengumumkan kabinet Indonesia Maju, yang di dalamnya ada Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional atau PAN Amien Rais mengaku masih menahan diri untuk melontarkan kritik terhadap kabinet Indonesia Maju bentukan Presiden Joko Widodo atau  Jokowi Indonesia Maju.

"Jadi sementara ini saya masih menahan diri, karena saya harus fair, harus sportif.

Berikan dulu waktu untuk konsolidasi dan lain-lain.

Kalau ternyata sudah enam bulan 'jebulnya' tidak bisa apa-apa, nanti kita buat perhitungan," kata Amien Rais setelah menjadi pembicara dalam kajian dengan tema "Islam dan Komunis (bahaya laten komunis)" di Masjid Jami' Karangkajen, Yogyakarta, Minggu (27/10/2019) malam.

Menurut Amien Rais, kabinet Indonesia Maju tidak perlu buru-buru dikritik.

Kata Amien Rais, kabinet yang baru dibentuk Presiden Joko Widodo itu perlu diberi waktu untuk merealisasikan cita-cita yang dijanjikan enam bulan hingga satu tahun ke depan.

"Jangan belum apa-apa ini (dianggap) kabinet yang tidak profesional, kabinet karut-marut, kabinet yang membuat banyak problem tidak nendang, dan lain-lain," kata dia.

Namun, apabila setelah batas waktu tersebut kabinet Jokow-Ma'ruf tidak kunjung menunjukkan mutu sesuai cita-cita yang dijanjikan, mereka perlu dikritik.

"Kalau jelas tidak bermutu tidak sesuai cita-cita yang dijanjikan maka mengapa tidak lantas kita mengambil peran yang lebih nyata lagi supaya 'dijewer' kalau sampai tidak 'deliver'.

Tidak 'deliver' artinya tidak melaksanakan janji-janjinya itu," kata Amien Rais.

Sementara itu, terkait masuknya Prabowo Subianto dalam kabinet Indonesia Maju, Amien mengaku tidak merestui juga tidak menentangnya.

"Kalau saya bapaknya Prabowo Subianto, saya merestui.

Saya enggak merestui, tidak menolak, tidak melawan juga," kata Amien.

Adapun Prabowo Subianto kini menjadi Menteri Pertahanan dalam kabinet Indonesia Maju.

Alasan Gerindra

Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan mengenai alasan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menerima tawaran Presiden Jokowi jadi Menteri Pertahanan.

Menurut Dasco, Prabowo menerima tawaran tersebut karena bidang yang ditawarkan sesuai dengan konsep partai Gerindra dalam bidang kemandirian pertahanan, pangan, dan energi. 

"Nah ini ada beberapa konsep kita yang diterima termasuk kemandirian Pertahanan, nah sehingga sesuai dengan konsep yang kita berikan itu.

Yang diberi tanggung jawab oleh Jokowi sehingga kami ya menyatakan dapat menerima karena konsep kami diterima," kata Dasco di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin pekan lalu.

Sebelumnya Politikus Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Prabowo Subianto tidak asal meminta pos Menteri saat ditawarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Senin (21/10/2019).

Prabowo Subianto meminta pos Menteri yang sesuai dengan kapasitasnya dalam bidang pertahanan.

"Kalaupun pak Jokowi minta yang masuk ada pak Prabowo Subianto ya harus sesuai dengan kapasitas pak Prabowo Subianto, jadi pak Prabowo tidak asal minta.

Misalnya tidak asal mau diberi Menteri tapi kepentingan beliau adalah kalau itu Gerindra bisa berkontribusi di situ, pak Prabowo Subianto bisa kontribusi maksimal di situ baru beliau bisa terima," kata Dahnil Anzar Simanjuntak di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin,malam, (21/10/2019).

Saat membuka komunikasi dengan pemerintah, menurut Dahnil Anzar Subianto, Prabowo Subianto menyerahkan sejumlah konsep dalam bidang pangan, ketahanan energi, dan pertahanan.

Bila kemudian Presiden menyetujui dan meminta Gerindra masuk ke dalam pemerintahan, maka Prabowo Subianto meminta pos yang sesuai dengan konsen partai Gerindra tersebut.

"Yang jelas memang itu kan kompetensi pak Prabowo Subianto ya kalau pak Prabowo Subianto kan memang di situ.

Dan sejak awal ketika memyampaikan konsepsi segala macam memang pak Prabowo Subianto jelaskan kekhawatiran beliau tentang Papua, pertahanan keamanan kita.

Tentang potensi TNI kita dan macam macam, itu memang concern beliau," katanya. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved