Disdik Berau Mulai Sosialisasi Bahaya Ngelem di Sekolah-sekolah,Ini Contoh Dampak Ngelem pada Remaja
Disdik Berau Mulai Sosialisasi Bahaya Ngelem di Sekolah-sekolah,Ini Contoh Dampak Ngelem pada Remaja
Ketua Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ) Berau, Abdul Jabbar Kareem sebelumnya mengatakan,
mereka yang terbiasa menghisap aroma lem yang mengadung bahan kimia berbahaya, bisa mengalami
kerusakan organ dalam tubuh.
Gagal pernapasan akut, kerusakan otak, aritmia hingga menyebabkan kematian,
harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat,
khususnya para orangtua. Karena ngelem ini dalam banyak kasus, dilakukan oleh anak dan remaja.
“Kandungan bahan kimia dalam lem, seperti zat toluena dan naftalena, dapat merusak selubung mielin.
Mielin adalah lapisan tipis di sekitar serabut saraf otak dan sistem saraf,” jelasnya.
Ngelem, kata pria yang akrab dipanggil Jaka ini, biasanya dilakukan dengan cara menghirup aroma dengan
tarikan nafas yang dalam, sehingga dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur atau aritmia.
Dalam beberapa kasus, ritme abnormal dapat menyebabkan gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian.
Hal ini juga dikenal sebagai sudden sniffing death syndrome (SSDS), yaitu sindrom kematian mendadak setelah menghirup lem.
Belum lagi dampak negatif yang bersifat psikologis. “Kebanyakan seseorang yang menghirup aroma lem
akan mengalami depresi, perilaku mabuk atau linglung, hidung merah atau berair, mata merah berair, bau
napas kimia, mimisan, mual atau kehilangan nafsu makan, mudah cemas dan gelisah,” jelasnya.