Pilkada Balikpapan

Istri Walikota Balikpapan Merasa Heran Dikaitkan Pilkada, Dipasangkan dengan Kandidat dari PKS Ini

Istri Walikota Balikpapan Merasa Heran Dikaitkan Berpasangan dengan kandidat dari PKS dalam Pilkada Balikpapan

Kolase Tribunkaltim.co
Arita Rizal Effendi digadang-gadang maju Pilkada Balikpapan, Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Istri Walikota Balikpapan Merasa Heran Dikaitkan Berpasangan dengan Kandidat dari PKS dalam Pilkada Balikpapan

Sosok istri Walikota Balikpapan, Arita Rizal Effendi menyatakan bahwa dirinya belum memutuskan berpasangan dengan siapa di Pilkada Balikpapan 2020 mendatang.

Kendati banyak isu yang sudah beredar mengaitkan dirinya dengan kandidat lain, ia tak mau ambil pusing. Arita menyebut belum ada melakukan komunikasi serius dengan kandidat mana pun yang hendak bertarung di Pilkada Balikpapan.

"Ibu belum pernah diputuskan atau memutuskan berpasangan dengan siapapun," katanya kepada Tribunkaltim.co, Kamis (7/11/2019).

Lebih lanjut istri Walikota Balikpapan 2 periode ini menegaskan bahwa dirinya tak mengambil jalur independen untuk maju bertarung di Pilkada Balikpapan. "Dan ibu tidak melalui jalur independen," ucapnya melalui saluran telepon.

Disinggung soal beredarnya flyer di jejaring media sosial, dimana istri Rizal Effendi ini berdampingan dengan politisi PKS Syukri Wahid, ia mengaku heran mengapa muncul unggahan tersebut.

"Ibu juga heran kok ada postingan tersebut," tuturnya.

Ia pun mengatakan sama sekali belum pernah bertemu secara langsung dengan Syukri Wahid, bahkan berkomunikasi membahas soal politik. "Iya, ibu tidak pernah ketemu dan berkomunikasi dengan beliau (Syukri Wahid) dan tim beliau," ungkapnya. 

Berita sebelumnya, mengenai Pilkada Balikpapan itu.

Beredar foto politisi PKS berdampingan bersama istri Walikota di Pilkada Balikpapan, Begini faktanya

Sebuah flyer beredar di jejaring media sosial, isinya terdapat gambar wajah Syukri Wahid (politisi PKS) dan Arita Rizal Effendi (istri walikota Balikpapan).

Di dalam flyer tersebut tertulis 'Bakal Calon Independen Wali Kota dan Wakil Wali Kota 2020-2025. Kontan hal tersebut menyedot perhatian publik, terutama di kalangan politik.

Saat Tribunkaltim.co mengonfirmasi Syukri Wahid ia mengaku telah mengetahui beredarnya flyer tersebut.

Menurutnya flyer politik tersebut merupakan aspirasi komponen masyarakat yang menginginkan dirinya maju di Pilkada Balikpapan 2020 mendatang.

Kendati demikian, Syukri mengaku tak mengetahui asal mula atau siapa pembuat flyer yang menyandingkannya dengan istri walikota Balikpapan, Arita Rizal Effendi.

"Saya belum daftar parpol. Di internal partai belum dikasih ruang untuk pendaftaran terbuka. Mungkin ada yang gereget. Saya dari dulu bilang wait and see, mereka kelajuan menginginkan itu," ungkapnya, Kamis (7/11/2019).

Saat ditanya apakah memang sudah ada jalinan komunikasi khusus dengan istri walikota yang resmi mendaftar di penjaringan partai Nasdem Balikpapan, Syukri mengaku belum sama sekali pra beredarnya isu tersebut.

"Ini lebih suara dari komponen masyarakat. Saya tak punya posisi menghakimi, ini bottom up dari bawah, kalau ini membuat terbuka komunikasi dengan beliau (Arita), saya membuka diri dan bisa berkomunikasi," ujarnya.

Usai beredarnya isu tersebut, jalinan komunikasi perlahan terjalin. Bahkan lanjut Syukri, dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan dan silaturahim kepada Yohana Palupi Arita.

"Ini sebenarnya lucu, dari bawah yang mempertemukan. Saya belum ada komunikasi. Prinsipnya kalau ada arus dorongan masyarakat, saya harus menghargai," tuturnya.

Disinggung soal keyakinan maju lewat jalur independen, Syukri mengatakan semua kemungkinan politik masih bisa terjadi.

"Waktunya masih lama (dukungan jalur independen), sampai April (2019). Kalau yang maju independen ada waktu 3 bulan, saya kira cukup untuk mengumpulkan dukungan," jelasnya.

Untuk diketahui pemberitaan sebelumnya, bagi siapa pun yang hendak maju lewat jalur independen perlu catat hal mendasar ini.

Ketua KPU Balikpapan, Noor Thoha menerangkan bahwa terdapat perbedaan dengan Pilkada sebelumnya. Bacalon yang maju lewat jalur independen harus mengumpulkan fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) elektronik, sebagai syarat dukungan.

"Harus menggunakan format B.1-KWK, format yang disediakan KPU, dan hukum wajib calon jalur perorangan. Bedanya format dulu tak diwajibkan tempel foto kopi elektronik," katanya.

Setelah mengisi format identitas, pendukung bacalon independen menandatangani dokumen tersebut. Kemudian menempelkan fotokopi KTP elektronik pada dokumen pendukung yang diberikan KPU sebagai penyelenggara.

"Ketika menyerahkan tak usah buru-buru. Sebelumnya diinput ke excel. Diketik dalam format excel, nanti kita kasih formatnya. Diketik rapi nama-nama data pendukung, sebelum ditaruh di karung. Kalau tidak kami setengah mati cocokan lagi," ungkapnya.

Pihaknya juga tak menerima lagi dokumen pendukung berupa kartu keluarga (KK). Pemilukada kali ini wajib menyertakan KTP elektronik, baik seumur hidup maupun yang masih terbatas tahunnya.

"Tak menerima KK sebagai dokumen dukungan. KTP elektronik. Kalau yang tak seumur hidup gak apa," jelasnya.

Untuk diketahui, bacalon independen harus mengumpulkan 8,5 persen dukungan warga dari daftar pemilih tetap (DPT), sebagai syarat sah mendaftar di KPU. Bila pada pemilu 2019 lalu DPT Balikpapan 464,114 pemilih, maka bacalon independen harus mengumpulkan KTP lebih dari 39,449.

"Kalau oke semua, baru buat SK, bahwa yang bersangkutan mememnuhi syarat dukungan minimal. KPU keluarkan SK syarat mendaftar diri sebagai kepala daerah," ujarnya, Minggu (21/10/2019).

Tahapan bagi bacalon independen diatur lebih dahulu ketimbang jalur partai, hal itu berdasarkan PKPU nomor 3 tahun 2017. "Mereka lebih dulu seragamkan dokumen. Jangan sampai keliru cara menghimpun dukungan," harapnya.

Partainya Prabowo Subianto Kukuhkan Kadernya Sendiri dalam Pilkada Balikpapan

Kader partainya Prabowo Subianto Kukuh bacalon Pilkada Balikpapan Kaltim, partai Nasdem Amini Poros selain Golkar.

Terobosan partai Gerindra menatap Pilkada Balikpapan memberikan titik terang, sementara partainya Surya Paloh, Nasdem, di Balikpapan pun sikapi soal Pilkada Balikpapan Kaltim ini. 

Nah, partai Gerindra Balikpapan Kalimantan Timur masih yakin.

Bakal sodorkan kadernya bacalon untuk berlaga di Pilkada Balikpapan 2020 mendatang.

Menjadi partai pemenang ketiga di Balikpapan Kalimantan Timur atau Kaltim, membuat mereka Gerindra percaya diri menatap Pilkada Balikpapan, Kaltim.

"Sudah pantas ikut meramaikan kontestasi ( Pilkada ) ini. Apalagi kita ada 6 kursi (parlemen). Untuk ukuran perolehan kursi di Balikpapan pemenang ketiga, wajar-wajar saja kita mengusung kader sendiri," kata Ketua DPC Gerindra Balikpapan, Muhammad Taqwa.

Pihaknya menunggu hasil survei yang mengukur elektabilitas dan popularitas kader mereka.

Sosok Sabaruddin Panrecalle yang didaulat maju di Pilkada Balikpapan 2020.

Selain itu pertimbangan partai dari tingkat DPC hingga DPP.

"Apakah Pak Sabaruddin Panrecalle layak kita majukan, berdasarkan survei dan pertimbangan internal partai dari DPC sampai DPP," tuturnya.

Disinggung soal poros baru, Taqwa blak-blakan bahwa Gerindra siap

Posisi Gerindra menjadi poros di dalam pertarungan politik 5 tahunan 2020 mendatang di Balikpapan.

"Kalau bicara poros baru. Misalnya teman-teman partai lainnya membangun koalisi dan sudah klop. Gerindra memungkinkan untuk buat poros baru. Saya pikir tidak masalah," tegasnya.

Masih Taqwa, ia menyebut kemungkinan banyaknya paslon yang bertarung di Pilkada Balikpapan tetap terbuka lebar.

Namun, faktanya hari ini yang bisa mengusung paslon sendiri hanya partai Golkar.

Sementara partai lainnya harus membangun kesepakatan politik untuk berkoalisi.

Bisa saja Pilkada 2020 nanti ada beberapa calon.

Bila lebih dari 1 calon, Gerindra ada di salah satu pasangan itu.

"Artinya mau dianggap poros baru atau (ikut) poros besar kita lihat perkembangannya seperti apa," selorohnya.

Sementara politisi partai Nasdem, Ahmad Basir alias AHB mengamini kemungkinan lahirnya poros politik selain Golkar, tak lain bila partai politik yang tergabung dalam fraksi Naspehando di parlemen solid mempertahankan kerjasamanya hingga Pilkada 2020 Balikpapan.

"Kita mebangun komunikasi jauh-jauh hari (Naspehando). Termasuk lintas fraksi.

"Kita ingin membangun Balikpapan bersama-sama seluruh komponen masyarakat," ujarnya.

Amunisi Pilkada Balikpapan Kaltim

Kali ini amunisi Pilkada Balikpapan, PDIP PKB Bakal Solid, Golkar Sibuk Cari Pendamping Rahmad Masud

Peta politik Pilkada Balikpapan sudah ada beberapa riak yang terungkap. 

Di antaranya ada kabar PKB dan PDIP, partainya Jokowi dan Megawati ini akan tetap kerjasama, berpeluang bersama-sama di gelanggang Pilkada Balikpapan Kalimantan Timur tahun 2020. 

Sementara Golkar sendiri pun dikabarkan sedang lagi cari pendamping buat Rahmad Masud yang dijagokan sebagai calon Walikota Balikpapan

Kini Rahmad Masud menjabat sebagai Wakil Walikota Balikpapan, temani Walikota Rizal Effendi yang berasal dari partainya Surya Paloh Nasdem

Nah, PDIP sebut 10 Januari 2020 peta politik Balikpapan bisa berubah.

Ketua DPC PDIP Balikpapan, Thohari Azis  mengatakan, arah politik Pilkada Balikpapan bakal berubah setelah 10 Januari 2020 mendatang.

Hal ini bisa terjadi karena diprediksi DPP PDIP bakal mengeluarkan rekomendasi bacalon yang diusung di Pilkada Balikpapan.

"Ini masih dinamis. Kecuali setelah 10 Januari (2019), pasti akan ada pergerakan peta politik.

Rekomendasi PDIP  diterbitkan untuk tahap pertama di 10 Januari," ungkapnya.

Bahkan Thohari menyebut,  rekomendasi nama bacalon yang dikeluarkan DPP ke daerah yang sedang Pilkada pada 10 Januari, merupakan rekomendasi istimewa.

Lantaran saat itu bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun partai berjuluk Wong Cilik.

"Menentukan siapa yang bakal diusung di Pilkada. Kenapa? Itu hari ultah PDIP, sehingga DPC mana pun yang dapat rekom 10 Januari, dipastikan itu rekom istimewa," ungkapnya.

Disinggung apakah Balikpapan bakal mendapat rekomendasi tahap I DPP PDIP,

Thohari mengaku belum mengetahui pasti. Belum lama ini ia mengikuti Rakornas di DPP, membahas strategi partai memenangkan agenda Pilkada serentak 2020.

"Saya presentasi memaparkan kondisi geo politik Balikpapan, evaluasi perolehan Pilgub, Pilres dan Pileg, calon yang mendaftar PDIP, perkiraan ada berapaan calon bertarung di Pilkada," ungkapnya.

Sebelum rekomendasi DPP pada awal Januari 2020, sebelumnya bakal dilakukan fit and proper test,  bagi kandidat yang mendaftar di penjaringan PDIP Balikpapan.

"Ada panggilan fit and proper test di Jakarta nanti. Jadwal survei di pertengahan Desember berjalan, DPP yang lakukan," ungkapnya.

Untuk diketahui, PDIP merupakan partai kedua terbanyak memperoleh kursi di DPRD Balikpapan dengan 8 kursi.

Hanya satu kursi  di bawah Partai Golkar yang memperoleh 11 kursi.

Banyak pihak yang menilai 2 poros kekuatan politik tahun 2020 berada di 2 partai tersebut.

(Tribunkaltim.co/fachri)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved