Sungai Segah Berubah Warna DLHK Berau Sebut Ada Aliran Air dari Drainase Perusahaan Perkebunan Sawit

Sungai Segah Berubah Warna DLHK Berau Sebut Ada Aliran Air dari Drainase Perusahaan Perkebunan Sawit

TRIBUNKALTIM.CO/ GEAFRY NECOLSEN
Kondisi air Sungai Segah tampak lebih jernih dari biasanya. Semejtara di titik lain, tampak berwarna kehijauan. 

Dari situ terlihat aliran airnya bening semua (mestinya keruh).

Kami berfikir ini disebabkan adanya pemupukan yang tidak diawasi dengan bagus

Biasanya mereka ( perkebunan sawit ) melakukan pemupukan di atas tanah.

Sehingga saat terjadi hujan, larinya ke drainase," kata Sujadi.

Air Sungai Sungai Segah yang biasanya keruh dan berwana kecoklatan, berubah menjadi jernih. Namun jika dilihat secara keseluruhan wilayah sungai, ada perubahan warna air dari coklat menjadi hijau. Fenomena ini pernah terjadi tahun 2015 lalu.
Air Sungai Sungai Segah yang biasanya keruh dan berwana kecoklatan, berubah menjadi jernih. Namun jika dilihat secara keseluruhan wilayah sungai, ada perubahan warna air dari coklat menjadi hijau. Fenomena ini pernah terjadi tahun 2015 lalu. (Tribunkaltim.co, Geafry Necolsen)

Namun dirinya tidak secara tegas menyebutkan, di perusahaan perkebunan sawit mana yang dimaksud.

Selain itu, pihaknya masih melakukan pengujian sampel untuk memastikan penyebab fenomena yang sudah terjadi untuk ketiga kalinya ini.

"Kami juga tidak enak kalau menuduh perusahaan sawit, karena itu kami menyarankan agar melakukan (pengelolaan limbah) seperti di tambang (batu bara). 

Sehingga air buangannya itu tidak langsung masuk ke Sungai," ujar Sujadi.

Meski begitu, Sujadi belum dapat menegaskan, apakah fenomena ini terjadi secara alami atau karena pencemaran.

Diakuinya di daerah lain juga sempat muncul fenomena semacam ini secara alami. Bedanya, di Berau memiliki dua Sungai besar yang berdampingan yakni Sungai Segah dan Sungai Kelay.

Begini warna kondisi air Sungai Segah dalam kondisi normal, berwarna cokleat dan keruh.
Begini warna kondisi air Sungai Segah dalam kondisi normal, berwarna coklat dan keruh. (TribunKaltim.Co/Geafry Necolsen)

Jika fenomena ini terjadi secara alamiah, menurut Sujadi, mestinya juga terjadi di Sungai lainnya.

"Karena kalau dibilang fenomena alam, mestinya juga terjadi di Sungai Kelay," jelas Sujadi.

Dari pengambilan sampel di sejumlah titik yang berdekatan dengan drainase, pihaknya. menemukan ada air yang tingkat keasamannya tinggi, pH hanya 2,9 yang menyebabkan ikan-ikan mati.

Sementara tingkat kekeruhan menurun di angka 12 (jernih), normalnya air Sungai Segah mencapai tingkat kekeruhan di atas 50.

BACA JUGA

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved