Kritik Anies Baswedan Joker dan Sebut Fahira Idris Pemain Pinggiran Keluarga Ade Armando Dapat Teror
Usai kritik Anies Baswedan Joker dan sebut Fahira Idris pemain pinggiran, keluarga Ade Armando dapat teror
TRIBUNKALTIM.CO - Usai kritik Anies Baswedan Joker dan sebut Fahira Idris pemain pinggiran, keluarga Ade Armando dapat teror.
Nama Dosen Universitas Indonesia Ade Armando diperbincangkan setelah menyebar meme Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mirip Joker, di Facebook dan Twitter.
Alhasil, Ade Armando pun dilaporkan Anggota DPD RI Fahira Idris ke Polda Metro Jaya karena dinilai menghina Gubernur DKI Jakarta.
• Ahok Rival Anies Baswedan Dapat Posisi Penting di BUMN, Dekat Erick Thohir eks Bos Inter Milan
• Bukan Anies Baswedan, Justru Keluarga Reino Barack Dicalonkan Nasdem Jadi Capres, Respon Surya Paloh
• Anggota SBY di DKI Jakarta akan Bongkar dan Hapus Anggaran TGUPP Anies Baswedan, Jadi Mirip Era Ahok
• Prabowo Subianto Pusing Ditekan Effendi Simbolon, Teman Adian Napitupulu: Kau Berani Sama Aku Ya?
Dosen Universitas Indonesia Ade Armando mengatakan Anggota DPD Fahira Idris, yang melaporkan dirinya atas kasus meme Joker Anies Baswedan hanyalah figuran.
Ade Armando mengatakan musuh utama dalam melawan Korupsi lebih besar dari Fahira Idris.
Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube CokroTV, Selasa (12/11/2019), mulanya Ade Armando menjelaskan laporan dirinya kepada pihak polisi adalah perwujudan ketakutan pihak yang dikritisi oleh Ade Armando.
"Apa yang terjadi pada saya sekadar mencerminkan ketakutan mereka," kata Ade Armando.
Ade Armando bercerita dirinya diadukan ke polisi karena menyebar meme Anies Baswedan yang disamakan dengan tokoh Joker.
"Saya diadukan ke polisi atas tuduhan mengubah, merusak gambar Anies," tutur Ade Armando.
Karena perbuatannya menyebarkan meme tersebut, Ade Armando diancam 8 tahun penjara.
"Ancaman hukumannya 8 tahun," tambah Ade Armando.
Setelah Ade Armando dikasuskan ke polisi, Ade Armando bercerita muncul isu dirinya kebal hukum karena pernah beberapa kali diadukan ke polisi namun tidak pernah terkena hukuman.
"Mereka membangun narasi bahwa selama ini, saya seolah-olah kebal hukum," kata Ade Armando.
Akibat perbuatan Ade Armando yang menyebarkan meme Anies Baswedan, Ade Armando dan kelurganya menerima ancaman dari orang-orang yang tidak senang kepadanya.
"Mereka mengancam saya, memaki-maki saya, menghina saya, dan keluarga saya," terang Ade Armando.
Ade Armando menerima ancaman tersebut dari media sosial.
"Melalui berbagai platform media sosial," tambahnya.
Kemudian selain dipolisikan, ada petisi yang ingin memecat Ade Armando dari Universitas Indonesia tempatnya mengajar.
"Mereka membuat petisi agar saya dipecat dari UI," kata Ade Armando.
Beredar tuduhan terhadap Ade Armando sebagai dosen yang suka membuat gaduh dan menjadi contoh buruk bagi mahasiswa-mahasiswa Universitas Indonesia.
"Mereka menuduh saya sebagai dosen yang suka membuat gaduh dan memberi contoh buruk bagi mahasiswa-mahasiswa UI," kata Ade Armando.
Ade Armando kemudian menyinggung seorang dosen Universitas Indonesia yang pernah terkena sanksi karena plagiarisme namun ikut memfitnah Ade Armando.
"Seorang dosen UI bahkan yang pernah diberi sanksi karena menulis makalah plagiat. Menyebarkan fitnah tentang saya melalui sebuah stasiun televisi nasional," jelas Ade Armando.
Menurut Ade Armando tindakan tersebut sama seperti yang dilakukan ke PSI.
"Ini sejalan dengan serangan mereka pada PSI yang terus diintimidasi agar bungkam," kata Ade Armando.
Ade Armando menegaskan dirinya tidak akan diam karena diancam.
"Sebagaimana anak-anak muda PSI, saya tidak akan diam melawan Korupsi," jelas Ade Armando.
Ade Armando ingin berjuang melawan Korupsi karena banyak efek buruk yang muncul dari Korupsi.
"Tapi kalau kita diam Korupsi akan tumbuh subur dan memakan kita dan memakan anak-anak kita, Korupsi menimbulkan penderitaan," papar Ade Armando.
Ade Armando mengatakan Korupsi tetap akan terus ada.
"Tapi Korupsi akan terus berusaha dilestarikan karena Korupsi menguntungkan segelitnir orang yang memiliki kekuasaan dan uang," jelas Ade Armando.
Ade Armando kemudian menyebut Fahira Idris orang yang melaporkan dirinya ke polisi hanya seorang figuran.
"Fahira atau para pembuat petisi agar UI memecat saya hanyalah pemain pinggiran," kata Ade Armando.
Ade Armando menjelaskan musuh utama yang harus dilawan lebih besar dan lebih kuat.
"Yang kita harus lawan jauh lebih besar dari itu, mereka berjamaah," tutur Ade Armando.
Fahira Idris Terima Banyak Masukan
Anggota DPD RI Fahira Idris melaporkan pembuat meme Joker Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ade Armando Armando karena banyaknya laporan yang ia terima.
Fahira Idris mengaku menerima ratusan sms, Whatsapp dan email terkait laporan meme Anies Baswedan.
Dikutip TribunWow.com dari unggahan video kanal youtube KompasTv, Minggu (3/11/2019), mulanya Fahira menjelaskan soal kritik Joker yang dilakukan oleh Ade Armando adalah hal yang salah.
"Kritik dengan (dibandingkan) mengubah wajah seorang Gubernur menjadi Joker itu sangat berbeda sekali," terangnya.
Fahira Idris kemudian menjelaskan berbagai cara mengkritik yang bisa dilakukan.
"Kritik itu bisa melalui bicara, atau menulis seperti yang saya lakukan," terangnya.
Ia menyayangkan status Ade Armando yang merupakan dosen.
Menurutnya sebagai dosen, Ade Armando seharusnya mengerti bagaimana cara menyampaikan kritik yang baik dan benar.
"Dia kan dosen, artinya orang terpelajar, harusnya tahu cara mengkritik yang baik dan benar seperti apa," tegasnya.
Ia takut jika Ade Armando tidak diluruskan, caranya mengkritik akan dirasa sebagai suatu hal yang biasa.
"Jangan nantinya itu seperti pembenaran cara mengkritik," jelas dia.
Fahira Idris kemudian mengkhawatirkan bila mahasiswa dan mahasiswi Ade Armando akan mengikuti caranya mengkritik.
"Dan akhirnya semua nanti murid-muridnya ini merasa itu fine-fine (baik-baik) saja," terang dia.
Ketika Fahira Idris ditanya mengapa dirinya tidak pernah keberatan ketika banyaknya meme jokowi yang beredar.
Ia menjawab di kasus meme Joker Anies Baswedan, sudah banyak yang mengajukan keberatan.
"Sudah banyak yang mengajukan keberatan (terhadap meme Joker Anies)," kata dia.
Ia mengatakan tidak semua kasus kritik meme dia yang melaporkan.
"Jangan memberikan beban itu kepada saya," katanya.
Fahira Idris menjelaskan Jokowi pasti sudah memiliki relawan yang akan melaporkan kasus meme begitu pula dengan Anies.
"Pak Jokowi yang melaporkan ya pasti relawannya, Pak Gubernur ya mungkin relawannya juga," tambahnya.
Lalu ia menjelaskan dirinya pernah menerima banyak masukan untuk melaporkan Ade Armando.
"Saya tanggal 1 November menerima 300 sms, 250 Whatsapp yang masuk dan 375 e-mail," terangnya.
Saat menerima pesan-pesan tersebut, Fahira mengaku masih belum mengetahui kasus yang terjadi.
"Saya belum tau ada kasusnya (meme Joker Anies)," tambahnya.
Namun ketika dirinya melihat akun Faceook dari Ade Armando Armando, ia mengatakan dirinya terkejut melihat meme Joker Anies.
"Begitu saya liat facebooknya Ade Armando Armando, saya sangat terkejut, saya melihat ada foto seperti itu dirusak memakai baju resmi gubernur," tuturnya.
Fahira Idris kemudian menjelaskan juga ada kata-kata yang tidak sepantasnya digunakan.
"Kemudian ada kata-kata gubernur jahat berawal dari menteri yang dipecat," jelasnya. (*)