Disebut Bersaing dengan Anies Baswedan, Ganjar Pranowo Terpilih Aklamasi Pimpin Kagama UGM

Disebut bersaing dengan Anies Baswedan, Ganjar Pranowo terpilih aklamasi pimpin Kagama UGM

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase Tribun Kaltim
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 

TRIBUNKALTIM.CO - Disebut bersaing dengan Anies Baswedan, Ganjar Pranowo terpilih aklamasi pimpin Kagama UGM.

Gubernur Jawa Tengah atau Jateng, Ganjar Pranowo digadang-gadang akan bersaing dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pilpres 2024 nanti.

Keduanya merupakan alumni UGM bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo disebut-sebut bersaing keras dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam organisasi alumni Universitas Gadjah Mada atau UGM.

Keduanya juga disebut bersaing dalam peta politik persaingan Capres 2024.

Saat pertemuan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Kagama di Bali, Ganjar Pranowo membantah semua itu.

Rizal Ramli Bandingkan Ahok Calon Bos BUMN dengan Arya Sinulingga, Sebut Politik Balas Budi Jokowi

Viral Karena Bentak Polwan Saat Konvoi dan Ayahnya Meninggal, Begini Kabar Terbaru Sonya Depari

Lawan Poros Jokowi, PKS Galang Kekuatan PAN dan Demokrat, Pinang Anies Baswedan dan Keluarga Cendana

Raut semringah terlihat dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Ia kembali terpilih sebagai Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada atau Kagama dalam Munas XIII yang diselenggarakan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Denpasar, Sabtu (16/11/2019).

Politikus PDIP ini terpilih lagi untuk Periode 2019-2024 secara aklamasi oleh para peserta Munas. 

Kepada awak media ia menegaskan akan merangkul semua pihak untuk sama-sama membangun Kagama agar menjadi lebih baik.

Termasuk salah satunya alumni Universitas Gadjah Mada yang saat ini menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan

"Kalau kawan-kawan ini mau, ya tidak hanya mas Anies, semuanya kalau perlu.

Yang punya waktu, punya tenaga pikirkan ekstra untuk membangun Kagama tentu kami sangat senang," ujarnya.

Ganjar Pranowo lantas menepis isu miring terkait keretakan hubungan dirinya dengan Anies Baswedan.

Menurutnya isu yang berkembang di luar menjadi sangat berbeda dengan apa yang terjadi dengan dirinya dan Anies Baswedan

"Kebetulan kemarin juga saya sempat bertemu dengan mas Anies, kok isunya ramai seolah olah kami mau bersaing. Padahal tidak," paparnya. 

Ganjar juga menegaskan, jauh hari sebelum pelaksanaan Munas, dirinya sudah menyampaikan kepada seluruh keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada jika ada yang berkenan untuk menjadi ketua agar berembuk dengan cara yang baik agar tidak timbul kegaduhan.

Tak Mau Kepedean Disebut Bersaing di 2024

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga memberikan komentar soal kemungkinan persaingan dirinya dengan Anies Baswedan di ranah yang lebih luas yakni persaingan capres di tahun 2024.

"Siapa yang bilang akan saingan?

Saya sudah lama berpolitik. 

Masak cuma disebut namanya saja sudah kepedean, enggak akh, " ujarnya sambil tertawa. 

Sementara itu, pemilihan Ketua Kagama berlangsung pada Jum’at (15/11) malam, di mana muncul tiga usulan nama.

Selain Ganjar Pranowo ada Budi Karya Sumadi (Menhub) dan Anwar Sanusi dari Sumatera.

Ketiga bakal calon tersebut kemarin ada di lokasi munas.

Ketiganya berembug sejenak, kemudian melaporkan bahwa Budi Karya dan Anwar Sanusi mengundurkan diri. Dengan begitu hanya ada satu bakal calon dan menyatakan siap dipilih.

Karena itu Ganjar Pranowo langsung ditetapkan menjadi Ketua Umum PP Kagama. 

Mengenai pembentukan kepengurusan, menurut Ganjar Pranowo akan dilakukan secepatnya. 

Kata Peneliti LIPI

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI, Siti Zuhro mengatakan masih terlalu dini bagi PKS untuk mempertimbangkan Anies Baswedan diusung dalam Pilpres 2024.

Menurutnya, PKS maupun partai lain lebih baik mempersiapkan kader-kadernya secara matang terlebih dulu.

"Too much too soon untuk manuver Pilpres 2024. Yang perlu dilakukan sebaiknya ya siapkan kadernya. Artinya kaderisasi yang betul-betul serius. Apakah Anies kader?

Tidak," ujar Siti Zuhro saat dijumpai usai menjadi pewawancara calon hakim agung di Gedung Komisi Yudisial, Kramat, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2019).

Dia lantas mengingatkan Anies Baswedan pernah mengikuti konvensi calon presiden yang diadakan Partai Demokrat untuk persiapan Pilpres 2014 lalu.

Namun, tindak lanjut dari konvensi tersebut pada akhirnya menguap begitu saja.

"Jadi menurut saja jangan terlalu berlebihan dan terlalu dini dalam merespons dinamika politik saat ini. Sebab kita tahu politik Indonesia sangat tidak bisa diprediksi," lanjut dia.

Untuk saat ini, mungkin saja baru Anies Baswedan yang digadang-gadang untuk diusung pada pilpres selanjutnya.

Namun, Siti menyebut masih banyak tokoh lain seperti Ridwan Kamil, Emil Dardak, Gatot Nurmantyo dan sejumlah kepala daerah yang memiliki prestasi.

"Apalagi kalau nanti ambang batas pencalonan presiden dikurangi atau bahkan ditiadakan, maka bisa jadi kondisi pencalonan semakin dinamis.

Desain pemilu kita untuk revisi undang-undang pemilu sekarang juga belum valid. Sebaiknya partai tidak lantas berhenti di sini (soal mencalonkan tokoh tertentu)," tegasnya.

"Oleh karena itu jangan sampai masuk angin, kan kita masih belum lepas dari hitungan tahun politik 2019. Dalam satu tahun (ke depannya) dinamika politik bisa berubah drastis, apalagi untuk 2024," tambah Siti Zuhro. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved