Mirip Arie Gumilar, Ketua SP Mathilda Kalimantan Mugiyanto Tolak Ahok BTP Jadi Bos BUMN Pertamina
Mirip Arie Gumilar, Ketua SP Mathilda Kalimantan Mugiyanto tolak Ahok BTP jadi Bos BUMN Pertamina
TRIBUNKALTIM.CO - Mirip Arie Gumilar, Ketua SP Mathilda Kalimantan Mugiyanto tolak Ahok BTP jadi Bos BUMN Pertamina.
Penolakan terhadap eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok BTP, menjadi bos BUMN Pertamina juga datang dari Ketum SP Mathilda Kalimantan, Mugiyanto.
Dilansir dari Tribun Bogor, Ketua Umum SP Mathilda Pertamina Kalimantan, Mugiyanto tampak ngotot saat mengulas soal penolakan terhadap sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Mugiyanto bahkan membeberkan beberapa alasan mengapa serikat pekerja Pertamina tegas menolak sosok Ahok untuk jadi bos mereka.
Nama Ahok kembali ramai dibahas terkait dengan posisi bos BUMN yang sebentar lagi akan dijabatnya.
Bak jadi harapan baru, Ahok pun menjelma jadi sosok yang ditunggu-tunggu kontribusinya untuk bangsa.
• Kabar Buruk Ketum PKB Muhaimin Iskandar Mangkir Panggilan KPK, Cak Imin Saksi Penerima Hadiah Proyek
Disinggung Janji Kampanye Tak akan Gusur, Anies Baswedan Pasangan Sandiaga Uno Beri Respon Ramah Ini
• MUI Bersikap Meski Sukmawati Tante Puan Maharani Minta Maaf, dan Mengaku Cinta Nabi Muhammad SAW
• Surya Tjandra, Wakil Menteri dari PSI akan Hapus IMB dan Amdal Demi Perintah Jokowi Soal Investasi
Dilansir TribunnewsBogor.com sebelumnya dari Kompas.com, menurut Jokowi, Ahok saat ini sedang menjalani proses untuk menjadi pimpinan di salah satu BUMN.
"Kita tahu kinerjanya Pak Ahok. Jadi, ini masih dalam proses seleksi," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Saat ditanya apakah Presiden Jokowi sendiri yang merekomendasikan Ahok untuk menjadi salah satu bos di BUMN, ia tidak menjawabnya.
Jokowi hanya mengulangi pernyataannya kembali bahwa Ahok tetap harus mengikuti seleksi.
"Ini kan masih proses seleksi," kata Jokowi.
Wartawan juga bertanya mengenai peluang Ahok lolos seleksi.
Presiden menjawab, sebagai mantan rekan kerja di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jokowi tahu betul bagaimana kinerja Ahok.
Meski demikian, Jokowi mengaku, tidak mengetahui di BUMN mana Ahok akan ditempatkan.
Jokowi menyerahkan sepenuhnya kepada Menteri BUMN Erick Thohir.
"Kita kan tahu kinerjanya. Penempatannya di mana, itu proses seleksi yang ada di Kementerian BUMN," ucap Jokowi.
Berbeda dengan Presiden Jokowi yang tampak sudah memberikan lampu hijau untuk Ahok, serikat pekerja Pertamina justru mengurai fakta sebaliknya.
Dalam tayangan Kompas TV, Ketua Umum SP Mathilda Pertamina Kalimantan, Mugiyanto menjelaskan alasan mengapa serikat pekerja Pertamina ngotot menolak Ahok.
"Kita semua yang ada di wadah federasi ini ingin membela Pertamina, ingin menjaga kelangsungan bisnis Pertamina," kata Mugiyanto dilansir TribunnewsBogor.com, Rabu (20/11/2019).
Alih-alih mengungkap alasan lain, Mugiyanto justru menyebut bahwa ada persyaratan formil yang jadi ganjalan besar Ahok.
Namun menurut Mugiyanto, persyaratan tersebut tertutupi oleh isu politik hingga SARA.
"Sebetulnya aturannya kan sudah jelas, di UU BUMN nomor 19 tahun 2003 dan Permen BUMN nomor 003 tahun 2015, itu kan mengatur persyaratan formil.
Ini kan permasalahannya dibawa ke isu politik, SARA. Seharusnya kita fokus," ungkap Mugiyanto.
Karenanya, Mugiyanto pun mengaku tak habis pikir dengan sosok Ahok yang tiba-tiba dicalonkan jadi bos Pertamina.
Sebab menurut Mugiyanto, ada banyak tahapan untuk bisa menjadi orang nomor satu di Pertamina.
Dalam keterangan itu, Mugiyanto juga tampaknya kecewa dengan keputusan Erick Thohir.
"Jadi di UU BUMN di pasal 16 jelas, seseorang yang mau diangkat jadi direksi BUMN itu harus melalui uji kelayakan dan kepatutan, ada nilainya, ada rating, publik harus tahu. Selama ini kan enggak, ini Pak Erick Thohir main comot aja seolah-olah menafikan persyaratan formil tadi," pungkas Mugiyanto.
Mugiyanto pun berujar soal kriteria bos Pertamina yang ideal.
"Kita butuhkan sosok yang bisa mensinergikan seluruh anak perusahaan Pertamina tadi untuk menyuport induk yaitu Pertamina sehingga Pertamina bisa berkembang," kata Mugiyanto.
Pernyataan yang diurai Mugiyanto itu pun lantas dikomentari Ima Mahdiah.
Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PDIP itu menyebut bahwa Mugiyanto sebenarnya sedang mengaburkan tujuan penolakan mereka terhadap sosok Ahok.
Menurut Ima Mahdiah, sebenarnya tidak ada masalah soal sosok Ahok sekalipun ia sempat disebut sebagai orang yang kasar.
"Yang saya lihat, dibilangnya karena Pak Ahok kasar, tidak masuk etika itu menurut saya mengaburkan tujuan sebenarnya.
Makanya ngomongnya soal etika.
Karena kalau dilihat, saya ikut beliau sudah lama, beliau bukan hanya sebagai Gubernur tapi juga pernah jadi pengusaha, jadi beliau tau caranya memanajerial," kata Ima Mahdiah.
Mengenai status mantan narapidana, Ima Mahdiah pun menyebut bahwa Ahok sudah menjalani hukumannya dengan penuh.
"Kalau orang bilang Pak Ahok tidak pantas karena beliau mantan napi.
Tapi beliau sudah menjalani hukuman dengan sehormat-hormatnya," ungkap Ima Mahdiah.
Disinggung soal status mantan narapidana, Mugiyanto pun kembali membahasnya.
Seolah tak mau kalah, Ima Mahdiah pun langsung menimpalinya, bahwa penyebutan mantan narapidana pada undang-undang itu hanya ditujukkan untuk kasus korupsi.
"Terkait dengan persyaratan formil, itu di syarat pemberhentian, kalau seseorang jadi narapidana itu akan diberhentikan," imbuh Mugiyanto.
"Tapi kalau di beberapa peraturan itu soal narapidana korupsi," ucap Ima Mahdiah.
"Itu kan persyaratan untuk menjadi tidak disebutkan ya, tapi di syarat pemberhentiannya dibaca lagi," ujar Mugiyanto.
"Pak Mugiyanto bisa baca UU No 19 tahun 2003, di situ tertera narapidana korupsi," jawab Ima Mahdiah.
Meski menolak sosok Ahok, tujuan soal akan memberantas mafia migas rupanya disetujui oleh Mugiyanto.
Namun alih-alih simpati dengan sosok Ahok, Mugiyanto justru balik menyinggung soal track record Basuki Tjahaja Purnama.
"Visi itu (Ahok memberantas mafia migas) siapapun sepakat.
Tapi harus dilihat juga track record-nya.
Siapa yang menjadi direksi.
Kalau kita ingin menyapu sebuah lantai ya sapunya harus bersih dulu," ungkap Mugiyanto.
Ia juga melanjutkan soal peraturan pada karyawan yang ada di Pertamina.
Peraturan itu menurut Mugiyanto harusnya juga berlaku untuk pemilihan bos Pertamina.
"Ada aspek materiil nya itu ada dari integritas. Kami di Pertamina ini punya yang namanya nilai budaya, standar etika. Kalau untuk karyawan saja, kalau karyawan dipidana katakanlah dihukum lebih dari 6 bulan itu bisa diPHK. Nah mustinya standar itu berlaku juga untuk direksi," pungkas Mugiyanto.
Sindiran yang diurai Mugiyanto itu pun segera dibalas Ima Mahdiah.
Menurut Ima Mahdiah, Ahok sebenarnya adalah sosok yang baik.
"Kalau saya lihat Pak Mugiyanto kayak mengaburkan permasalahan.
Kalau integritas, saya ikut beliau sudah lama, orang tahunya kalau Pak Ahok cuma marah-marah ketika di TV. Tapi beliau banyak bantu masyarakat.
Dan beliau juga sudah menjalani 20 bulan, sekarang sudah banyak berubah. Kalau soal etika tidak tepat," ucap Ima Mahdiah.
Kembali menyinggung sosok Ahok, Mugiyanto pun melayangkan sindiran tajam.
Alih-alih diam, Ima Mahdiah langsung menyimpulkan adanya sentimen di balik penolakan serikat pekerja Pertamina kepada Ahok.
"Masyarakat Indonesia itu banyak, orang yang punya kapasitas menjadi Pak Ahok itu banyak. Jadi sebetulnya selain Pak Ahok masih banyak yang (bisa) menjadi Pertamina 1. Kenapa harus Pak Ahok yang dipaksakan," ucap Mugiyanto.
"Kalau saya lihat ini sentimen. Bukan masalah etika, bukan masalah Undang-undang," timpal Ima Mahdiah.
Kata Iwan Falas Soal Ahok yang Bakal Jadi Bos Pertamina
Mengikuti bahasan yang sedang trend, Iwan Fals pun melayangkan pendapatnya soal sosok Ahok.
Melalui laman Twitter-nya yang sudah terverifikasi, Iwan Fals tampak membagikan foto editan soal sosok Ahok yang disebut sebagai "Sang Pendobrak !".
Sambil membubuhkan emoji senyum, Iwan Fals tampaknya ikut antusias saat membahas sosok Ahok.
Hal itu terlihat dari cuitan selanjutnya dari Iwan Fals yang meminta publik mendoakan sosok Ahok.
Jadi bentuk keoptimisannya, Iwan Fals berharap jika Ahok nantinya bisa membuat bangsa ini lebih baik.
"yah kita doakan saja beres kerjanya, merah putih jadi tambah berkibar," pungkas Iwan Fals dalam cuitannya, Selasa (18/11/2019).
Tak hanya itu, Iwan Fals juga tampak terhibur dengan publik yang antusias dengan sosok Ahok.
Padahal menurut Iwan Fals, nama Ahok belum resmi menjadi bos di BUMN.
Nama Ahok sendiri memang masih menjadi usulan untuk menjabat menjadi bos BUMN.
Karenanya, Iwan Fals pun tampak heran dengan publik yang sudah ramai membahas soal Ahok dan BUMN.
"...luar biasa Ahok ini baru diusulin aja udah geger lagi, ada apa ya," tulis Iwan Fals. (*)