Bukan tak Setuju Ahok tapi Fahri Hamzah Kecewa Erick Thohir, Kelemahan Eks Bos Inter Milan Dibongkar
Bukan tak setuju figur Ahok BTP, tapi Fahri Hamzah justru kecewa langkah Menteri BUMN Erick Thohir. Kelemahan eks bos Inter Milan itu pun dibongkar
TRIBUNKALTIM.CO - Bukan tak setuju figur Ahok BTP, tapi Fahri Hamzah justru kecewa langkah Menteri BUMN Erick Thohir. Kelemahan eks bos Inter Milan itu pun dibongkar.
Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah membeberkan kelemahan Menteri BUMN Erick Thohir yang bakal menunjuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok BTP sebagai pimpinan BUMN.
Menurut Fahri Hamzah, semestinya mantan bos klub Inter Milan ini memaparkan dulu visi-visi BUMN kepada masyarakat lalu siapa calon-calonnya.
"Kelemahan Erick adalah dia langsung berbicara mengenai orang seperti pak Ahok yang oleh sebagian publik dianggap sebagai tokoh yang kontroversial," papar Fahri Hamzah khusus kepada Tribunnews.com kemarin malam (19/11/2019).
• Dalam Mata Najwa, Fahri Hamzah Sebut Periode Kedua Pemerintahan Jokowi, Banyak Kesalahan Terlihat
Erick Thohir pun menurut Fahri Hamzah, mestinya juga menjelaskan dulu segala sesuatu mengenai BUMN kepada masyarakat Indonesia.
Kurang bicara mengenai strategi kelembagaan.
"Akibatnya, dia langsung menonjolkan pak Ahok. Hal demikian ya membuat Erick malah jadi terombang-ambing yang sebenarnya justru merugikan dia sendiri juga."
Padahal, tambahnya, kalau mulai dengan membenahi atau bicara tentang apa yang menjadi pilihan strategi dia untuk BUMN dan kebutuhan yang disiapkan olehnya untuk kementerian BUMN yang akan datang.
"Barulah lalu menyiapkan dan akhirnya menyebutkan nama-nama yang disiapkan untuk menjalankan perbaikan di dunia BUMN kita, saya rasa tidak akan muncul kontroversial yang besar seperti sekarang ini," urai Fahri.
• Ekonom Faisal Basri Ungkap Ahok BTP Bisa Dipecat Seperti eks Dirut BUMN Pertamina Era Rini Soemarno
Fahri Hamzah berharap publik bisa tahu terlebih dulu apa yang mau dia perbaiki dan siapa yang mau memperbaiki itu.
"Memang ada kekhasan dalam cara kita melihat pengelolaan dan penataan BUMN ke depan, karena BUMN tidak private dan tidak pula murni pemerintah," tekan politikus Partai Gelora ini.
Demikian pula mengenai figur Ahok BTP, Fahri Hamzah menegaskan tidak melihat kepada siapa orangnya.
"Sekali lagi saya tekankan kepada publik, bahwa saya tidak membela orang. Saya membela hukum. Membela kebijakan negara yang telah dibuat oleh negara. Saya katakan harus ada penyadaran yang menyeluruh bahwa seorang mantan narapidana bukanlah narapidana," ujarnya.
Menurut Fahri, seorang yang telah selesai menjalankan hukumannya ya sepenuhnya telah selesai.
"Orang yang telah dihukum negara, lalu selesai dan bebas, maka bebaslah dia penuh. Kecuali dalam pidana melebihi 5 tahun dia tidak boleh mencalonkan diri menjadi pejabat elected official."
Fahri juga menekankan agar masyarakat Indonesia selalu berpegang pada hukum.
"Hukum harus di tegakkan, meskipun langit mau runtuh sekalipun. Seperti Pasal 27 UUD jelas menyatakan bahwa semua warga negara samakedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan. Jadi kita wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dengan tanpa pengecualian."
Inilah fondasi dari seluruh regulasi antidiskriminasi di Indonesia, tekannya lagi.
"Dengan tidak saja buat Undang-Undang itu sendiri, tetapi juga yang telah di ratifikasikonvensi internasional dengan anti diskriminasi,hal itu semua sudah final."
• Komunikasi via WhatsApp, Sandiaga Uno Siap Bantu Erick Thohir Perbaiki BUMN, Seperti Ahok BTP
Oleh sebab itu, tambahnya lebih lanjut, kita tidak boleh melakukan diskriminasi secara permanen. Apalagi kalau tak ada sangkut paut dengan hukum.
"Misalnya, kalau dituduh orang buat buku tentang dia dan sebagainya, dan itu masih baru dugaan, maka itu belum masuk ke ranah hukum.
Hal itu bisa di stop apabila hukum telah berbicara untuk membatasinya.
"Memang tampaknya perlu pengetahuan yang luar biasa untuk bisa mengelola BUMN dengan baik," ungkapnya lebih lanjut.
Sebelumnya mantan Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 ini mengatakan, bila Undang-undang (UU) mempermasalahkan posisi Ahok BTP, maka ia akan siap membela mantan Gubernur DKI Jakarta di BUMN.
Ia menambahkan seluruh pihak harus bersikap adil karena seluruh masyarakat harus mendapatkan hak-haknya.
"Kalau itu semua clear UU memperbolehkan Ahok, kenapa tidak. Kenapa kita harus menghalang-halangi orang yang punya hak untuk melakukannya," imbuhnya.
• Fahri Hamzah Sebut Kesalahan Sukmawati Soekarnoputri tak Mengerti Beda Antara Nabi dan Tokoh Negara
Sementara itu, terkait posisi Ahok, Fahri Hamzah menganggap tak masalah kalau mantan Bupati Belitung Timur ini ditempatkan baik sebagai Komisaris maupun Direktur di BUMN.
Fahri Hamzah hanya ingin melihat dobrakan dan keberanian Ahok di perusahaan berplat merah tersebut.
"Masalah jabatan apa pun tidak masalah, kami ingin meihat keberanian Ahok," ungkap Fahri.
Terkait kritik yang dilontarkan kepada Ahok, Fahri Hamzah menilai itu merupakan hal biasa da tidak bisa dihentikan begitu saja.
"Sosial media, media massa, dan pengamat kan tidak bisa disuruh diam," ujarnya.
Fahri sebelumnya terkenal selalu berseberangan dengan Ahok.
Fahri Hamzah termasuk orang cukup sering mengkritisi Ahok.
Namun dalam hal ini, Fahri Hamzah siap membela Ahok di BUMN selama prosesnya tidak menyalahi aturan.
Fahri Hamzah juga menyarankan Ahok BTP untuk ditempatkan di perusahaan BUMN yang dituduhkan paling banyak korupsi.
"Masukanlah ahok di tempat - tempat yang dituduhkan paling banyak korupsi," ujar politikus Gelora.
• Viral di Instagram Foto Ahok Kenakan Seragam Petugas SPBU dengan Logo Pertamina, Kisah Sebenarnya
Sebelumnya, Ahok dikabarkan akan menjadi pemimpin satu di antara perusahaan BUMN.
Hal itu terkuak setelah Ahok terlihat menyambangi Kementerian BUMN beberapa waktu lalu.
Pertemuan Ahok dan Erick Thohir kala itu membicarakan seputar BUMN.
Erick Thohir selaku Menteri BUMN telah membenarkan kabar tersebut.
Erick Thohir menilai BUMN membutuhkan sosok pendobrak seperti Ahok.
Ahok dinilai konsisten dalam melakukan pembangunan.
Rekam jejaknya juga sudah diakui oleh masyarakat Indonesia.
Ahok dikabarkan akan mulai bertugas pada awal Desmber. (*)
***
Langganan berita pilihan tribunkaltim.co di WhatsApp klik di sini >> https://bit.ly/2OrEkMy
