Sungai Segah Kabupaten Berau Alami Perubahan Warna, Warga Mudah Tangkap Ikan Emas dan Marsapi

Sungai Segah Kabupaten Berau Alami Perubahan Warna, Warga Mudah Tangkap Ikan Emas dan Marsapi

Editor: Samir Paturusi
TribunKaltim.CO/HO
Ikan mas yang ditangkap warga dengan tangan kosong. Ikan mas berukuran raksasa ini ditemukan dalam keadaan lemas. 

TRIBUNKALTIM.CO,TANJUNG REDEB –Sungai Segah Kabupaten Berau alami perubahan warna, warga mudah  tangkap ikan emas dan marsapi

Fenomena perubahan warna air Sungai Segah, Kabupaten Berau memang terlihat indah, namun juga menakutkan dalam waktu bersamaan.

Sungai yang tadinya cokelat keruh, mendadak menjadi jernih dan berwarna kehijauan, bahkan terlihat seperti lautan ini membuat masyarakat was-was.

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Bersamaan dengan munculnya fenomena perubahan warna air sungai, banyak ikan ditemukan dalam kondisi lemas atau mati.

Masyarakat jadi mudah menangkap ikan, cukup dengan tangan, karena ikan dalam kondisi lemas. Diduga karena tidak mampu menyerap oksigen.

Baca Juga Polres Balikpapan Gencarkan Patroli, Kini Ketambahan Peralatan Ini, Mampu Masuk Gang Gelap Sempit

Baca Juga   Euforia Asian School Football Championship Tim Korea Selatan Bikin Remaja Putri Histeris di Lapangan

Baca Juga   Kesaksian Tetangga, Si Terduga Teroris di Samarinda Kadang Bakar Ikan, Orangnya Terbuka Suka Ngobrol

Baca Juga   Penangkapan Terduga Teroris di Samarinda, Polda Kaltim Minta Masyarakat Jangan Terlalu Khawatir

“Kemarin ada ikan mas besar ditangkap orang. Pakai tangan kosong aja. Karena ikannya sudah lemas,” kata Dody Rahman, warga Jalan Pulau Derawan, Kecamatan Tanjung Redeb, Kamis (21/11/2019).

Dody mengaku, seumur hidupnya belum pernah melihat ikan mas sebesar itu. Jika melihat ukuran tubuh ikan, Dody menduga, ikan mas itu mencapai berat lebih dari 5 kilogram.

“Mungkin saking lamanya ikan itu (hidup) di sungai, sampai sebesar itu,” imbuhnya.

Selain ikan mas berukuran jumbo, sejumlah warga juga berhasil menangkap ikan marsapi.

Ikan sungai yang sangat jarang terlihat di Sungai Segah atau Sungai Kelay.

Ikan ini terkenal sulit ditangkap, bahkan sangat jarang tersangkut mata kail atau jaring nelayan. Karena ikan marsapi, biasanya hidup di dasar sungai.

Ikan marsapi terkenal gesit dan tangguh dalam kondisi air yang ekstrem ini pun ditangkap saat dalam keadaan lemas karena kesulitan menyerap kandungan oksigen dalam air.
Ikan marsapi terkenal gesit dan tangguh dalam kondisi air yang ekstrem ini pun ditangkap saat dalam keadaan lemas karena kesulitan menyerap kandungan oksigen dalam air. (TribunKaltim.CO/Geafry Necolsen)

Selain berukuran besar, ikan marsapi juga terkenal gesit dan tangguh dalam kondisi air yang ekstrem.

Meski begitu, ikan marsapi yang umumnya berwarna cokelat dengan corak menyerupai bercak warna hitam ini, tak mampu bertahan dalam kondisi air yang memiliki kandungan asam tinggi.

Beberapa warga berhasil menangkap ikan marsapi yang ‘lari’ ke tepi sungai yang dangkal. Kemungkinan untuk mendapat oksigen.

Kesempatan ini lah yang digunakan warga untuk menangkap ikan marsapi. Menurut cerita warga bernama Romi, yang pernah mengonsumsi ikan marsapi ini, ikan ini punya nilai jual yang tinggi.

“Karena jarang ada orang yang jual. Saya lupa harganya berapa, tapi lebih mahal dari harga daging sapi,” ungkapnya.

Ikan marsapi, kata Romi memiliki kandungan lemak yang tinggi. “Kalau dibakar atau digoreng akan mengeluarkan air (lemak) terus. Tidak bisa digoreng sampai kering,” jelasnya.

Selain ikan-ikan berukuran besar, ikan-ikan kecil juga banyak ditemukan lemas atau mati.

Dinas Perikanan Kabupaten Berau bahkan menyarankan, agar para petani keramba, untuk segera memanen ikan yang ada dalam keramba Sungai Segah.

Sekretaris Dinas perikanan Berau Yunda Zuliarsih mengatakan, pihaknya telah menyurati para pelaku budidaya ikan air tawar keramba.

Dinas Perikanan menghimbau kepada pembudidaya ikan keramba untuk tidak menambah atau memasukan benih ikan baru ke dalam keramba mereka yang ada di sungai Segah.

“Kami juga menyarankan, agar para pembudidya ikan keramba ini segera memanen ikan mereka yang sudah layak untuk dijual dan dikonsumsi, supaya mereka tidak mengalami kerugian yang terlalu besar,” kata Yunda Zuliarsih saat ditemui di ruang kerjanya.

Pihaknya juga menyarankan, agar para petani keramba yang memindahkan ikan-ikan mereka ke dalam bak penampungan sementara,

agar tidak menggunakan air dari Sungai Segah untuk mengisi kolam penampungan ikan.

Pasalnya, jika ini dilakukan, dikhawatirkan tetap akan menyebabkan kematian. “Karena sumber airnya masih sama. Sama-sama dari Sungai Segah,” ujarnya.

Langganan berita pilihan tribunkaltim.co di WhatsApp klik di sini >> https://bit.ly/2OrEkMy

Langganan Berita Pilihan Tribun Kaltim di WhatsApp
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved