Tak Ingin Dipanggil Ahok Ini Arti Julukan Basuki Tjahaja Purnama Kini Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tak Ingin Dipanggil Ahok Ini Arti Julukan Basuki Tjahaja Purnama Kini Jadi Komisaris Utama Pertamina

Editor: Nur Pratama
Tribunnews/Instagram Agan Harahap
Tak Ingin Dipanggil Ahok Ini Arti Julukan Basuki Tjahaja Purnama Kini Jadi Komisaris Utama Pertamina 

TRIBUNKALTIM.CO - Basuki Tjahaja Purnama meminta untuk dipanggil BTP setelah keluar dari penjara.

Sejak meminta tak dipanggil Ahok, banyak orang yang penasaran dengan panggilan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Arti nama Ahok ini sempat disampaikan BTP sendiri saat ada anak SD yang menanyainya demikian.

Mantan Gubernur DKI Jakarta yang sekarang ingin dipanggil BTP tersebut pun menjelaskan arti nama Ahok yang sudah menjadi julukannya selama ini.

Dikutip dari Kompas.com (grup TribunJatim.com), Basuki Tjahaja Purnama menceritakan arti julukannya ke siswa-siswi SD yang sedang ditemuinya.

Salah seorang siswa saat itu penasaran dengan nama Ahok dan menanyakannya kepada yang bersangkutan.

7 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Ibu Hamil, Makanan laut sebaiknya Hindari Miliki kandungan Ini

Ditunjuk Bareng Ahok, Profil Emma Sri Martini Bos Telkomsel yang kini Direktur Keuangan Pertamina

UPDATE Menteri BUMN Erick Thohir Sebut Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina Ini Pernyataan Lengkapnya

RESMI Ahok jadi Komisaris Utama Pertamina, Erick Thohir Juga Tunjuk Chandra Hamzah jadi Komisaris

"Bapak, bolehkah saya tahu kenapa Bapak dipanggil Pak Ahok?" ujar siswa tersebut di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan.

Dengan spontan saat itu Ahok menjawab "Anak Hoki," kepada Siswa tersebut.

Ahok mengatakan, namanya menyimpan harapan ayahnya.

Ketika kecil, dia diberi sebutan 'Ban Hok' yang berarti Ban memiliki makna puluhan ribu, sedangkan Hok berarti belajar.

Jadi, Ban Hok bermakna puluhan ribu belajar, dirinya menjelaskan orangtuanya ingin dia selalu belajar.

"Lalu kalau orang kampung diganti A depannya, jadi Ahok. Bisa singkatan dari 'aku harapan orang kampung'," jelas BTP saat itu.

"Jadilah aku dipanggil Ahok dari kecil," tambahnya.

Ahok mengatakan, nama panggilannya itu sempat tidak digunakan ketika dia kuliah di Jakarta dan dirinya hanya dipanggil Basuki saja.

Namun, nama Ahok kembali digunakan ketika dia menjadi bupati di Bangka Belitung dan ketika maju sebagai cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta 2012.

"Saat sekolah di Jakarta dipanggil Basuki, eh jadi bupati dipanggil Ahok lagi.

Mungkin karena lebih menjual kali ya, makanya kan bisa ada kwetiau Ahok, martabak Ahok," ujar Ahok sambil tertawa.

Dikutip dari Tribunnews (grup TribunJatim.com) pada Jumat (18/1/2019), Ahok diketahui menulis surat menjelang kebebasannya.

Ahok menulis surat untuk seluruh pendukungnya dan warga di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Surat tersebut berisi permintaan maaf dan rasa syukur kepada orang-orang yang mendukung maupun membencinya.

Selain itu dirinya menuliskan melalui surat tersebut untuk tidak menyambut dirinya saat bebas nanti.

"Saya sarankan demi untuk kebaikan dan ketertiban umum bersama, dan untuk menolong saya, sebaiknya saudara-saudara tidak melakukan penyambutan apalagi menginap," tulisnya.

Basuki Tjahaja Purnama berharap tak lagi dipanggil dengan nama Ahok.

Ia ingin dipanggil dengan nama BTP, yang tak lain merupakan singkatan dari namanya.

"Saya keluar dari sini (Rutan Mako Brimob) dgn harapan panggil saya BTP bukan Ahok," kata Ahok.

Salah satu staf Ahok, Ima Mahdiah, menyampaikan, Ahok berharap dipanggil BTP karena ia sudah banyak belajar menguasai dirinya selama ditahan dan menjadi seseorang yang baru.

"Betul (karena sudah belajar menguasai diri), sudah menjadi baru he-he," pungkas Ima.

Akhirnya Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok BTP akan menjabat sebagai Komisaris Utama ( Komut ) PT Pertamina, Jumat (22/11/2019).

Pernyataan yang disampaikan Erick Thohir ini menjawab kabar seputar rencana mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Thahaja Purnama alias Ahok BTP menjabat di salah satu BUMN.

Pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir ini disampaikan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (22/11/2019).

"Insya Allah sudah putus dari beliau, Pak Basuki akan jadi Komut ( Komisaris Utama ) Pertamina," ujar Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).

Untuk jabatan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina akan didampingi oleh Budi Sadikin.

"(Ahok) akan didampingi Pak Wamen (BUMN) Budi Sadikin jadi wakil komisaris utama," lanjut dia.

Selain masuknya Ahok dan Budi Sadikin, mantan Dirut PT Telkomsel Emma Sri Martini menjabat Direktur Keuangan PT Pertamina.

"Juga ada Direktur Keuangan ( Pertamina ) yang baru, Ibu Emma dari yang sebelumnya Dirut PT Telkomsel," lanjut Erick Thohir.

Rencana penunjukan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk menjadi salah satu petinggi di perusahaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) menuai pro dan kontra.

Ada yang menganggap Ahok tak pantas jadi petinggi di salah satu perusahaan besar BUMN.

Sebab, mantan Gubernur DKI Jakarta itu dianggap bukan sosok yang bersih.  

Sebelumnya dikabarkan Presiden Jokowi sebelumnya membenarkan bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sedang menjalani proses untuk menjadi pemimpin di salah satu BUMN.

"Kita tahu kinerjanya Pak Ahok.

Jadi, ini masih dalam proses seleksi," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Jokowi menyebut Ahok bisa menjabat sebagai komisaris atau direksi di salah satu BUMN.

Namun ia belum mau menyebut BUMN yang akan ditempati Ahok.

Sementara itu, Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu atau FSPPB Arie Gumilar membenarkan telah membentangkan spanduk yang berisi penolakan terhadap Ahok untuk mengisi jabatan di Pertamina.

Dikutip dari Tribunnews.com, dalam spanduk tersebut tertulis beberapa tuntutan.

Di antaranya Pertamina tetap wajib utuh, tolak siapapun yang suka bikin rusuh, memilih figur tukang gaduh, bersiaplah Pertamina segera runtuh.

Arie Gumilar dan spanduk penolakan Ahok
Arie Gumilar dan spanduk penolakan Ahok (Instagram/tribunnews)
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved