Rencanakan Reuni Akbar, Inilah 6 Perbedaan Mencolok Aksi 212 Era Gubernur Ahok BTP & Anies Baswedan
Persaudaraan Alumni atau PA 212 akan mengadakan Reuni Akbar 212 di Monas, Jakarta, Senin (2/11/2019) mendatang.
Saat disinggung soal siapa yang menghambat acara Reuni Akbar 212, Haikal Hassan enggan menuturkan lebih jauh.
"Ya nanti kita buktikan, nanti kalau saya bicara kalau nggak ada bukti, ntar di Bareskrimkan nanti, kita akan buktikan dulu di lapangan, tapi masjid kami sudah dilarang," jelasnya.
Haikal Hassan justru menganggap negara tidak kompak karena sebagaian ada yang memberi izin Reuni Akbar 212 dan sebagian lagi tidak.
"Itulah, jadi negara nggak kompak sebagian memberikan izin, sebagian melarang, sebagian mengimbau tidak datang," ungkap Haikal Hasan.
Kemudian Haikal Hassan melontarkan pertanyaan kepada Tenaga Ahli KSP Ali Mochtar Ngabalin yang saat itu juga menjadi bintang tamu di acara tersebut.
"Ada hambatan apa sih, kalau kita mau reuni? Sekarang gini aja deh, ibarat begini kalau umpamanya ente nggak suka makan tempe ya makan yang lain aja deh, jadi kalau ente nggak suka reuni, ya nggak usah hadir gak pa pa, jangan mencela, jangan menghina, jangan maki-maki, jangan jelek-jelekin di sosial media, itu aja," tanya Haikal Hasan pada Ali Mochtar Ngabalin.
Tak butuh waktu lama, Ali Mochtar Ngabalin lalu menjawab pertanyaan Haikal Hassan.
"Kan tadi sudah saya bilang menyatakan pendapat di depan publik itu adalah regulasi negara memberikan ruang dan waktu UUD 1945, persoalannya adalah orang tidak menggunakan kesempatan itu menghalangi orang lain dalam menggunakan kesempatan di atas sarana dan prasarana umum gitu," terangnya.
"Demikian juga dengan tablig akbar atau pengajian atau reuni-reuni lebih kesan pada alumni universitas apa deh gitu," tambahnya.
Kemudian Haikal Hassan disinggung mengenai kenapa pemerintah masih kencang menanggapi Reuni Akbar 212 sedangkan orang yang dekat dengan Reuni Akbar 212, Prabowo Subianto sudah bergabung ke pemerintahan.
"Yang bisa menjawab bukan kita, yang bisa menjawab yang kenceng itu, yang melakukan pengencengan itu yang bisa menjawab kalau kita biasa aja, emang tiap tahun kita bikin kok, bahkan 10 tahun lagi, 20 tahun lagi akan kita peringati terus," tuturnya.
Haikal Hassan kemudian mengungkap bahwa seharusnya Indonesia bangga dengan adanya Reuni Akbar 212 karena bisa mengumpulkan banyak orang dengan tertib dan kompak.
"Tidak ada di seluruh dunia tempat berkumpul seperti ini tapi tertib, kompak dan damai," ujarnya.
"Coba cari orang berkumpul 7 juta di mana yang ada kalau bukan di Indonesia dan itu mesti kita bangga dong, negara mesti fasilitasi dong," imbuhnya.
Kemudian Ali Mochtar Ngabalin menjawab pertanyaan yang dilontarkan Haikal Hassan.