Balita Hilang Dititipkan di PAUD Samarinda, Upaya Menemukan Yayasan Undang Habib Minta Doa
Balita Hilang Dititipkan di PAUD Samarinda, Kalimantan Timur, Upaya Menemukan Undang Habib Minta Doa
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Ada balita hilang dititipkan di PAUD Samarinda, Kalimantan Timur, Upaya menemukan yayasan undang Habib minta doa
Cukup menggemparkan hingga kini, balita malang hilang begitu saja.
Padahal dititipkan pada sebuah PAUD di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, sekarang seperti apa nasibnya belum ditemukan, pihak yayasan berupaya keras.
Sekarang sudah sepekan balita hilang di Samarinda, yayasan TK- PAUD Janattul Athfal minta bantuan komunitas Indigo
Sepekan berlalu, balita laki-laki yang baru berusia 4 tahun bernama Yusuf Ahmad Gazali, yang hilang di PAUD di Samarinda,
hingga kini belum juga ditemukan, dan berbagai upaya terus dilakukan, bukan saja dari pihak Kepolisian, sejumlah relawan hingga komunitas indigo turut membantu mencari anak hilang tersebut.
Merasa sangat kehilangan disertai kebingungan, dengan melakukan segala upaya pencarian, tanpa putus asa usaha terus dilakukan oleh pihak Yayasan Paud tempat Yusuf bersekolah.
Semenjak beberapa hari belakangan, pihak yayasan mengaku, telah melakukan shalat berjamaah, zikir bersama hingga mengundang para Habib untuk membantu mendo'akan anak tersebut,
Tentu agar lekas ditemukan, yang dilaksanakan di Yayasan TK- Paud Janattul Athfal di Jalan AW Syahranie, Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu.
Ketua Yayasan tempat Yusuf dititipkan, Mardiana mengatakan pihaknya akan melakukan semua upaya guna menemukan Yusuf.
“Apapun lah kita lakukan, untuk upaya kita, dalam melakukan pencarian, asal bisa ketemu dengan Yusuf. Entah terburuknya sekalipun, harapan kami kalau bisa yusuf ditemukan dalam keadaan sehat,” harapnya, Jumat (29/11/2019).
Dirinya menceritakan sudah merasa rindu dengan anak yang baru beberapa minggu dikenalnya itu, karena batin sebagai orang tua pendidik Yusuf sudah sangat dalam.
Mardiana mengungkapkan, bila pelaksanaan shalat berjamaah ini akan rutin lakukan, sambil dilakukan pencarian anak itu,
Pihaknya turut dibantu oleh seluruh orang tua murid lainnya, bahkan sebagian warga sekitar sekolah.
“Kedepannya Yayasan Janattul Athfal, akan mengundang dari pihak keluarga Yusuf agar bisa bersama-sama, untuk melaksanakan shalat berjamaah,” tuturnya.
Sejauh ini pihak sekolah terus mendapat respon positif, berbagai Komunitas di Samarinda juga memberikan respon positif kepada pihak sekolah,
Bahkan memberikan bantuan langsung dengan mencari Yusuf ke berbagai tempat.
Shalat berjamaah itu sendiri, digelar dimulai dari shalat Maghrib dan shalat Isya.
Hal ini dilakukan guna memohon Ridho kepada Allah. SWT, guna memudahkan dan memberikan pengunjuk dalam upaya pencarian Yusuf.
Sebelumnya, balita bernama Ahmad Yusuf Ghazali (4) dinyatakan hilang, setelah dititipkan ke sekolah Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD,
Oleh kedua orang tuanya Bambang Sulistiyo (34) dan Melisari (30), warga Perum Ratindo 7, di Jalan AW Syachranie di Samarinda, Kalimantan Timur.
Pasangan Bambang Sulistiyo (34) dan Melisari (30) warga Perum Ratindo 7, Jalan P Suryanata, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu,
mempercayakan anak mereka untuk dapat diurus di tempat penitipan anak, atau daycare ketika sibuk bekerja.
Baca Juga • Timnas Indonesia vs Thailand Ini yang Bikin Indra Sjafri Optimis di SEA Games 2019
Baca Juga • Pengakuan Aji Santoso Bawa Persebaya Tak Terkalahkan Meski Tanpa Dukungan Bonek di Stadion
Baca Juga• Ani Idrus jadi Google Doodle Hari Ini, Simak Profil Wanita yang Berprofesi Sebagai Wartawati Ini
Baca Juga • Polemik Betrand Peto Minum ASI Sarwendah, Sebaiknya Pilih Ibu Susu atau Susu Sapi? Ini Jawabannya
Namun saat pasutri itu mendapat kabar, bahwa Ahmad Yusuf Ghazali, anak bungsu dari 3 bersaudara yang masih berumur 4 tahun,
hilang di tempat penitipan anak Jannatul Athfal tak jauh dari kediamannya, di Jalan AW Sjahranie, Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu, pada Jumat (22/11/2019) lalu.
Hilangnya Yusuf menimbulkan berbagai dugaan, dari Yusuf diculik oleh seseorang yang mengendarai kendaraan roda dua.
Selain itu ada pula yang menduga jika Yusuf terseret banjir saat balita itu keluar dari lingkungan PAUD hingga ke tepi jalan.
Muncul juga dugaan Yusuf tercebur ke parit sekitar PAUD dan hanyut terbawa arus.
Namun, relawan membantah balita itu tercebur ke parit usai melakukan pencarian sejauh 1,5 Km. Hasilnya, Yusuf juga tidak ditemukan.
Di hari hilangnya Yusuf, saat dihubungi oleh Tribunkaltim.co, orangtua Yusuf menuturkan, sebelum hilang anaknya mengenakan kaos merah dan celana biru.
Hilangnya Yusuf diketahuinya setelah menerima telepon dari pihak PAUD. Saat datang dan mendengarkan penjelasan ada hal janggal yang diperolehnya.
“Anak saya ini autis, pendiam dan kurang bisa berbicara. Kemarin kami dapat kabar dari PAUD, mereka menjelaskan kalau ada kemungkinan,
anak saya keluar pagar karena memang kondisi pagar terbuka, tapi kok saya kurang yakin. Sebab anak saya itu pendiam mas.
Misalkan saya minta dia duduk di satu tempat gitu, dia sudah tidak bakal ke mana-mana, apalagi anak saya itu takut air mas,” ungkap Bambang, Senin (25/11/2019).
Di saat kebingungan dan berusaha mencari keberadaan putranya, Bambang sempat mendengar kabar dari salah seorang warga,
Yang mengaku sempat melihat jika putranya dibawa seseorang menggunakan motor dan terjadi di saat hujan reda.
“Hari itu juga saya langsung ke PAUS, saya coba telusuri lokasi anak saya itu hilang. Nah pas juga waktu itu saya ketemu nenek-nenek yang ngaku, kalau dia sempat melihat Yusuf, diceritakan kalau anak saya dinaikkan ke atas motor sama orang.
Tapi saya tidak langsung percaya, soalnya kalau diperhatikan penglihatan orangtua kan berbeda, bisa jadi salah," ungkap Bambang.
Bambang menambahkan, putranya itu memang mengidap autis sejak lahir, dengan karakter kurang aktif, yang membuat anaknya akan selalu bersama orang yang disenanginya saja.
“Jika sudah senang dengan satu orang, maka Yusuf hanya akan senang dengan orang itu saja,” sebutnya.
Sementara itu, kepala sekolah PAUD Jannatul Athfal, Mardiana menjelaskan, Yusuf memang dititipkan kedua orangtuanya, disaat keduanya harus bekerja.
Diakui Mardiana bahwa sebelum hilang, 7 balita yang dititipkan kepada mereka termasuk Yusuf, tengah asyik bermain di ruang tengah, dan ketujuh balita ini telah dijaga oleh 2 orang pengasuh, Marlina (28) dan Yanti (28).
“Ada 7 balita yang dititipkan ke kami, dan saat itu ada 2 petugas yang mengawasi langsung ketujuh balita tersebut, saya juga kebetulan ada disitu juga.
Nah tidak lama, setelah itu tiba-tiba ada balita yang menangis, jadi saya inisiatif langsung pergi ke dapur untuk buat susu.
Pas saya balik, saya kaget kenapa Yusuf sudah tidak ada, dan disitu juga 2 pengasuhnya langsung kebingungan mencari,” ulas Mardiana.
Dalam perkara ini, pihak PAUD mengakui telah melakukan beberapa usaha pencarian, dari melakukan pengajian, berdo'a bersama anak yatim piatu, hingga orang pintar.
"Selama beberapa hari setelah Yisuf hilang itu, kami mencoba melaksanakan pengajian, kami juga undang anak yatim piatu untuk membantu mendo'akan agar Yusuf segera ditemukan,
dan sempet juga kemarin kami berpikiran untuk memanggil orang pintar, tidak ada niatan buat musrik ya, tapi kami mencoba alternatif lain," papar Mardiana.
Hilangnya Yusuf tak lepas dari lengahnya pengawasan, yang ternyata diakui bahwa salah satu pengasuh saat itu tengah buang air kecil, dan membuat pengasuh lainnya sibuk mengurusi ketujuh balita tersebut.
Mardiana juga mengatakan, bahwa dia dan 2 petugas pendidik, sudah mencari ke setiap ruangan di dalam PAUD, hingga keluar pagar, hingga menyatakan Yusuf hilang.
“Saya langsung periksa kondisi pagar PAUD, dan ternyata tidak tertutup, tapi memang saya yang lupa menutup pagar.
Nah setelah lama mencari, dan tidak ketemu juga, baru saya menghubungi orang tuanya memberikan kabar ini,” ungkapnya.
Tak hanya Mardiana, pengasuh Yusuf yakni Marlina ikut kebingungan dan syok dengan hilangnya Yusuf dari asuhannya.
“Saya kebetulan buang air kecil, saya balik tidak sampai 5 menit, Yusuf sudah tidak ada di tempatnya,” ucap Marlina.
Serta dari pengakuan ibu pendamping lainnya menyampaikan, kalau ia sempat heran saat tidak melihat Yusuf bersama anak lainnya.
"Saya sudah minta ke teman saya, yang pendamping satunya, agar Yusuf diperhatikan. Waktu kejadian, memang kondisi pagar terbuka," ujar Yanti menambahkan.
Baik pihak keluarga maupun pihak PAUD Jannatul Athfal, sangat berharap tidak terjadi hal yang diinginkan terhadap Yusuf, serta lekas ditemukan dan kembali ke keluarganya.
Sebelumnya, seorang balita berusia empat tahun yang dikabarkan hilang pada Jumat (22/11/2019) sore, hingga saat ini masih belum bisa ditemukan.
Balita ini hilang saat dititipkan di sebuah yayasan Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ).
BACA JUGA
Ini Delapan Tanda Awal Serangan Jantung yang Penting Diketahui, Bisa Menyerang Siapapun dan Kapanpun
Nikita Mirzani Beberkan Produk Kosmetik Bermerkuri hingga Wajah Temannya Rusak, Sempat Di-endorse!
Kabar Buruk Mafia Migas? Peneliti Beber Tugas Pertama Ahok BTP Benahi Pertamina dan Ungkap Caranya
Jelang Hari Guru Nasional 25 November 2019, Ini Lirik Lagu Hymne Guru dan Ucapan untuk Guru Tercinta
Pihak orangtua pun sudah melaporkan hal ini kepada Kepolisian sektor Samarinda Ulu.
Yusuf Ahmad Gazali balita berumur empat tahun ini hilang saat dititipkan di PAUD Jannatul Athfaal Yayasan Jannatul Athfaal, Jalan AW Syahranie, RT 12, Blok Mawar, No 11, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu.
Balita dari pasangan Bambang Sulistiyo (37) dan Melisari (30) warga Jalan Perum Ratindo 7, Jalan Pangeran Suryanata, Kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu, hilang sejak tanggal 11 November lalu.
Saat dikabarkan pihak PAUD perihal anak bungsunya itu, Melisari mendadak lemas dan langsung meninggalkan pekerjaannya menuju PAUD Jannatul Athfaal.
Anaknya memang mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembangnya, sehingga kedua orangtua Yusuf sepakat menitipkan dan menyekolahkan di PAUD tersebut.
"Saya dikabari anak saya hilang, anak saya susah berbicara, jadi saya sekolahkan di sana," jelasnya singkat, Senin (25/11/2019).
Berbagai dugaan muncul saat Yusuf dikabarkan menghilang, mulai dari penculikan hingga terjatuh di parit akibat dari kelalaian pengasuh saat mengawasinya.

Sejumlah relawan juga sempat terlihat memadati jalan AW Syahranie Jumat malam dan berlanjut hingga saat ini mencari keberadaan Yusuf.
Dirasa tak membuahkan hasil, pihak orangtua lantas melaporkan kejadian ini ke Polsek Samarinda Ulu.
Ayah balita tersebut, Bambang juga menjelaskan, saat kejadian ada dua pengasuh yang menjaga tujuh anak termasuk Yusuf.
Satu pengasuh sedang pergi ke toilet sedangkan satu lainnya membuat susu untuk anak-anak.
Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai ojek online tersebut merasa dirugikan pihak yayasan dan oknum yang memanfaatkan momen atas kejadian yang menimpanya.
"Saya mendapatkan rekomendasi dari teman soal yayasan itu, anaknya dari tidak bisa bicara sampai bisa," ucapnya.
• Tahapan Pilkada Samarinda 2020 Sudah Dimulai, Catat Jadwal Kegiatan Pemilihan Kepala Daerah
• Pengabdian Pankrasius Sebagai Guru di Perbatasan, Pesan Kapur Tulis di Samarinda Sebulan Baru Tiba
"Beberapa ada yang kasih kabar tapi kabarnya nggak benar, tolong lah jangan malah memanfaatkan, ini masalah nyawa anak saya," tambahnya lagi.
Sementara itu, ditemui terpisah, Lukman (40) paman Yusuf menduga kuat bahwa keponakannya itu menjadi korban penculikan.
Asumsi ini diperkuat dengan keterangan seorang nenek di sekitar PAUD Jannatul Athfaal yang sempat berbicara dengannya.
"Kami yakin diculik, nggak mungkin keseret banjir, jarak parit dan PAUD itu jauh, kalau terseret banjir, jenazahnya pasti ketemu saat dicari kemarin," jelasnya.
Dirinya melanjutkan, saat ini pihak keluarga besar pun telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan pencarian.
Dan tidak akan berhenti hingga Yusuf ditemukan.
Selain itu, pihak keluarga juga akan menuntut pihak yayasan, lantaran keponakannya hilang di saat jam pengawasan sedang berlangsung, bukan saat jam pulang.
"Semua upaya sudah kami lakukan dan semua masyarakat, ormas, serta instansi-instansi terkait seperti Dishub, Kominfo, Dinsos dan dinas-dinas terkait perlindungan anak termasuk kepolisian juga membantu," lanjut Lukman.
"Iya, anak kami ini hilang saat jam asuh, bukan saat pulang, artinya ini kelalaian dari yayasan yang seharusnya dijaga malah sampai kayak gini," tambahnya.
Polisi Lakukan Penyelidikan
Pihak Kepolisian saat dikonfirmasi terkait hilangnya balita empat tahun ini, Kapolsek Samarinda Ulu melalui Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu, Ipda M Ridwan mengatakan,
pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait hilangnya balita 4 tahun itu, termasuk memanggil empat saksi yaitu dua pengasuh, kepala PAUD dan warga sekitar tempat kejadia perkara (TKP).
"Kami masih kami selidiki dan belum bisa kami pastikan anak ini diculik, fokus ke pencarian dulu.
Sudah ada 4 saksi yang dimintai keterangan dan kami masih lakukan pendalaman lagi," tutupnya. (*)
Langganan berita pilihan tribunkaltim.co di WhatsApp klik di sini >> https://bit.ly/2OrEkMy
