Pengabdian Pankrasius Sebagai Guru di Perbatasan, Pesan Kapur Tulis di Samarinda Sebulan Baru Tiba

Pengabdian Pankrasius Sebagai Guru di Perbatasan, Pesan Kapur Tulis di Samarinda Sebulan Baru Tiba

TribunKaltim.Co/Christoper Desmawangga
PENDIDIKAN DI TAPAL BATAS - Wakil Kepala SDN 005 Desa Batu Majang, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu memperlihatkan ruangan yang dipenuhi tumpukan buku, serta kondisi belajar mengajar di kelas, Senin (25/11/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, MAHULU -pengabdian Pankrasius sebagai guru di perbatasan, pesan kapur tulis di Samarinda sebulan baru tiba

'Pahlawan Tanpa Tanda Jasa' ternyata tidak sirnah. Ungkapan legendaris yang telah diucapkan dari generasi ke generasi ini ternyata masih berlaku terutama di daerah pedalaman, serta perbatasan negara.

Tepat 25 November 2019, Tribunkaltim.co mengunjungi salah satu sekolah di Desa Batu Majang, Kecamatan Long Bagun, Kecamatan Mahakam Ulu, yakni Sekolah Dasar Negeri (SDN) 005.

Bangunan sekolah berbentuk leter U tersebut, sejatinya cukup memadai, bangunan beton, dengan fasilitas di setiap kelas telah dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap muridnya.

Baca Juga • Timnas Indonesia vs Thailand Ini yang Bikin Indra Sjafri Optimis di SEA Games 2019

Baca Juga • Pengakuan Aji Santoso Bawa Persebaya Tak Terkalahkan Meski Tanpa Dukungan Bonek di Stadion

Baca Juga• Ani Idrus jadi Google Doodle Hari Ini, Simak Profil Wanita yang Berprofesi Sebagai Wartawati Ini

Baca Juga • Polemik Betrand Peto Minum ASI Sarwendah, Sebaiknya Pilih Ibu Susu atau Susu Sapi? Ini Jawabannya

Memasuki pekarangan sekolah, lingkunganya gersang, nyaris tidak ada tanaman rimbun yang dapat berfungsi mengurangi hawa panas di siang hari.

Dua tiang berornamen ukiran khas Dayak menyambut murid di sisi bagian depan sekolah.

Sejurus kemudian, terdapat kantor dan ruang guru serta plang sekolah. Sedangkan ruang kelas berada di sisi kanan dan kiri sekolahan.

Terdapat sembilan ruang kelas dengan jumlah murid sebanyak 180 anak. Seperti layaknya sekolah lain, kelas satu hingga kelas enam terisi murid dimasing-masing kelas.

Namun, dibalik itu ada kisah haru dari para guru yang berjuang mencerdaskan anak bangsa di wilayah perbatasan.

PENDIDIKAN DI TAPAL BATAS - Wakil Kepala SDN 005 Desa Batu Majang, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu memperlihatkan ruangan yang dipenuhi tumpukan buku, serta kondisi belajar mengajar di kelas, Senin (25/11/2019).
PENDIDIKAN DI TAPAL BATAS - Wakil Kepala SDN 005 Desa Batu Majang, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu memperlihatkan ruangan yang dipenuhi tumpukan buku, serta kondisi belajar mengajar di kelas, Senin (25/11/2019). (TribunKaltim.Co/Christoper Desmawangga)

Pankrasius Papa, S.Pd, guru agama Khatolik sekaligus Wakil Kepala SDN 005 Desa Batu Majang berbagi kisah mengenai kehidupannya sebagai guru di perbatasan, dan kondisi pendidikan di sekolah tempatnya mengabdi.

"Selamat hari guru pak," sapa Tribunkaltim.co mengawali perbincangan di ruang guru, disambut senyum hangat penuh harap diiringi ucapan "Terima kasih, semoga guru-guru tetap setia mengabdi," tutur Pankrasius, Senin (25/11/2019).

Ditanya mengenai kondisi SDN 005, singkat dia menjawab, "Seperti inilah sekolahan kami," imbuhnya.

Dia menjelaskan, bangunan sekolah sudah cukup memadai, namun masih terdapat kekurangan, seperti toilet murid yang saat ini hanya menggunakan papan seadanya,

ketiadaan ruang perpustakaan yang memadai, ruang UKS, serta ruang Pramuka dan fasilitas IT juga tidak terdapat di satu-satunya SD di Desa Batu Majang tersebut.

Di SD tersebut, terdapat 16 guru, diantaranya empat berstatus PNS, sisanya berstatus honorer Pemkab Mahulu dan honorer sekolah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved