Anggaran Wisma Seniman Dicoret Anggota Prabowo dan Megawati, Anies Baswedan: Orang Berimajinasi
Akhirnya anggaran wisma seniman dicoret anggota Prabowo dan Megawati, Anies Baswedan: Orang berimajinasi
Polemik pembangunan hotel bintang lima di kawasan TIM, Cikini, Jakarta Pusat belakangan santer dipermasalahkan.
Kalangan seniman serta budayawan tak ingin kawasan budaya tersebut berubah jika diRevitalisasi terutama karena adanya pembangunan hotel.
Polemik ini berujung pemangkasan penyertaan modal daerah (PMD) Jakpro sebesar Rp 400 miliar untuk Revitalisasi TIM dalam Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara atau KUA-PPAS 2020.
Jakpro hanya diberikan Rp 200 miliar untuk Revitalisasi TIM.
DPRD DKI Jakarta baik dari Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto dan PDIP yang dipimpin Megawati, mencoret anggaran Rp 400 miliar untuk pembangunan Hotel bintang lima yang jadi bagian Revitalisasi Taman Ismail Marzuki.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut, Pemprov DKI Jakarta melalui Jakpro membangun wisma untuk seniman, bukan Hotel bintang lima.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra Syarif menjelaskan alasan anggaran pembangunan Hotel dalam Revitalisasi Taman Ismail Marzuki ( TIM) yang akan dikerjakan badan usaha milik Pemprov DKI, PT Jakarta Propertindo atau Jakpro dipangkas Rp 400 miliar.
Kata dia, hal itu karena seluruh anggota DPRD DKI Jakarta sepakat tak ada pembangunan Hotel di kawasan budaya itu.
Mayoritas anggota DPRD DKI Jakarta keberatan pembengunan Hotel tersebut masuk dalam rancangan APBD tahun 2020.
• Link Live Streaming RCTI Timnas U23 Indonesia vs Vietnam, Pecahkan Rekor Buruk Garuda Muda
Meski Pemprov DKI Jakarta berdalih bahwa tidak membangun Hotel melainkan wisma untuk seniman dari luar kota maupun internasional.
"Kalau Jakpro sepertinya DPRD tidak akan (ubah anggaran untuk bangun Hotel) karena itu menjadi concern publik.
Walau mengatakan wisma tetap itu penginapan lah, DPRD enggak mau," kata Syarif di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2019).
Masyarakat yang menolak khususnya datang dari kalangan seniman.
Para seniman tidak ingin Hotel komersial berdiri di kawasan budaya.