Mitos-mitos Tentang Gula yang Masih Banyak Dipercaya Masyarakat, Penyebab Gigi Berlubang dan Kanker
Mitos-mitos Tentang Gula yang Masih Banyak Dipercaya Masyarakat, Penyebab Gigi Berlubang dan Kanker
TRIBUNKALTIM.CO - Mitos- mitos Tentang gula yang masih banyak dipercaya masyarakat, Penyebab gigi berlubang dan kanker
Banyak mitos dan anggapan tentang gula yang banyak dipercaya oleh masyarakat, padahal belum tentu
kebenaraanya. Seperti bisa menyebabkan gigi berlubang dan diabetes
Gula banyak digunakan dalam bahan makanan dan minuman sebagai pemanis.
Banyak orang yang menyukai gula karena rasanya yang manis.

• Mitos-mitos Tentang Kesehatan yang Terbukti Benar, Makanan Pedas Membantumu Menurunkan Berat Badan
• BREAKING NEWS Malam Ini Terjadi Kebakaran Dekat Mapolda Kaltim, 6 Bangunan Dilalap Si Jago Merah
• Permintaan Maaf Billy Mambrasar Setelah Viral Cuitan Twitter Kubu Sebelah, Jokowi Tanggapi Santai
• Polemik Cuitan Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar, Dibully di Twitter, hingga Jokowi Pasang Badan
Tetapi banyak juga orang menghindari gula karena alasan kesehatan seperti diabetes dan lain-lain.
Tetapi di balik rasanya yang manis, gula menyimpan beberapa mitos yang banyak dipercaya oleh masyarakat.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah mitos tentang gula yang masih banyak dipercaya oleh masyarakat.
- Gula menyebabkan gigi berlubang

Mitos ini berkembang sudah lama dan turun-temurun karena sejak kecil kita sudah mengenal gula bisa menyebabkan gigi berlubang.
Faktanya, gigi berlubang disebabkan oleh asam yang diproduksi bakteri yang menggunakan gula sebagai makanannya.
Tidak hanya gula, bakteri tersebut juga memakan karbohidrat yang tertinggal dalam mulut kemudian memproduksi asam yang
menyebabkan gigi berlubang.
Jadi sebenarnya penyebab utama gigi berlubang bukan hanya gula saja tetapi juga makanan lain yang tertinggal dalam mulut.
Menjaga kesehatan dan kebersihan mulut adalah cara yang efektif untuk mencegah gigi berlubang.
- Gula menyebabkan anak menjadi Hiperaktif

Mitos ini banyak dipercaya oleh orang tua, bahwa konsumsi gula untuk anak bisa menyebabkan Hiperaktif.
Faktanya, gula memang menciptakan energi, tetapi tidak membuat anak menjadi Hiperaktif.
Penelitian menemuukan, orang tua salah mengenali reaksi yang timbul dari Hiperaktif ini.
Banyak yang mengira Hiperaktif disebabkan karena konsumsi gula, padahal anak-anak yang terlalu aktif bisa jadi karena kebahagiaan yang ia rasakan.
• Mobil Anda Tak Digunakan Selama 2 Minggu, Ini hal yang Dilakukan Pada Aki agar Kendaraan Tak Rusak
• Taukah Anda, Inilah Dampak Buruk Jarang Mengganti Oli Gardan Motor Matic, Jangan Disepelekan Ya
• Fakta atau Mitos, Saat Hamil Makan Buah Nanas Bisa buat Keguguran? Beginilah Penjelasan Pakar
- Gula menyebabkan diabetes

Gula banyak dihindari karena dipercaya bisa menyebabkan diabetes.
Diabetes tipe satu disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang penghasil insulin di pankreas .
Sedangkan diabetes tipe dua disebabkan karena faktor keturunan dan gaya hidup tidak sehat.
Gaya hidup tidak sehat dan memakan sembarang makanan akan menyebabkan obesitas, sedangkan orang dengan obesitas akan
mengalami pengembangan insulin yang meningkat dan menyebabkan diabetes.
Dengan kata lain, gula memiliki kontribusi untuk obesitas yang bisa menyebabkan diabetes, tetapi dengan gaya Hidup sehat dan diimbangi
dengan olahraga, risiko obesitas dan diabetes bisa dicegah.
- Gula dan kanker

Banyak yang masih percaya bahwa gula bisa memicu perkembangan kanker semakin cepat.
Faktanya, menurut Mayo Clinic, gula tidak berpengaruh dalam memicu perkembangan kanker semakin cepat.
Menurut penelitian tersebut, gula memang bisa memyebabkan sel kanker berkembang, tetapi tidak mempercepat.
Itu pun jika konsumsi gua dalam jumlah yang sangat banyak.
- Gula membuat kecanduan

Banyak juga yang masih percaya bahwa gula bisa membuat kecanduan.
Sebuah studi mengatakan bahwa orang yang menyukai gula belum bisa dikatakan kecanduan, karena kecanduan ada beberapa tipe
seperti obsesi konstan, kehilangan kontrol, penggunaan meningkat dan ketidakpuasan saat tidak terpenuhi.
Dalam studi tersebutm, dilakukan tes tentang gula dan hanya sedikit yang mengalami kecanduan.
Ini berarti gula yang dikatakan bisa membuat kedanduan adalah mitos saja.
(TribunStyle.com/Anggie)