Imam Salat Meninggal
Meninggal Saat Jadi Imam Salat Isya, Ayah dari Mahasiswa UIN Ini Bangga Karena Anaknya Mati Syahid
Meninggal Saat Jadi Imam Salat Isya, Ayah dari Mahasiswa UIN Ini Bangga Karena Anaknya Mati Syahid
"Cuman kabar itu gak jelas, dari telepon HP itu karena sambil panik, nangis-nangis, neleponnya cuma, ijul, ijul om, cepet pulang, akhirnya mungkin karena itu sudah di rumah sakit, HP-nya dikasih ke polisi kemudian menjelaskan bahwa (Ijul) sudah di rumah sakit, sudah dinyatakan meninggal."
"Katanya lagi imam, mesjidnya ambruk. Itu kan saya belum tahu posisinya seperti apa, kronologisnya, sempet pikir ini mau nipu apa bukan sih, soalnya malem-malem," kata Dede Setiadi saat ditemui TribunnewsBogor.com di kediamannya, Senin (2/12/2019).
Dede mengaku bahwa kabar serupa rupanya tak lama kemudian datang dari temannya sendiri yang mengirimkan foto KTP almarhum.
Orang tersebut mendapat sebaran via WhatsApp kemudian pesan itu diteruskan ke Dede.
"Dia nge-share, ini kayaknya kenal. Ini anak saya, saya bilang. Di-share kabarnya ke saya," kata Dede.
Dede mengaku lebih kaget lagi ketika mendengar cerita tentang sosok almarhum yang tak diketahuinya semasa hidup.
Cerita itu ia dengar dari para pelayat yang datang saat almarhum dikebumikan pada Minggu (1/12/2019) tak jauh dari rumahnya di Gunungputri.
Dede menjelaskan bahwa anak pertama dari dua bersaudara itu jarang menjadi imam di kampungnya sendiri di Bogor.

Termasuk enggan saat disuruh untuk memberikan kultum atau tausiyah.
"Kalau pulang disini di mesjid disuruh imamin, gak mau. Jul, ayo imamin, siapa yang nerusin papa nanti ?, Ah gak berani, katanya. Kalau disuruh kultum di sini juga gak mau, gemeteran katanya, suka grogi.
Tetapi sudah meninggal, orang-orang cerita bahwa dia sering ngimamin dimana-mana, suka ngasih tausiyah. Saya kaget sama sekali, masya Allah. Ternyata anak saya ada kegiatan soleh yang saya tidak tahu dari dia, dia nutupin dari saya. Saya tahunya dari pelayat-pelayat itu," ungkap Dede.
Dede pun mengaku bahwa saat itu perasaannya campur aduk antara rasa sedih tapi juga bangga.
Sebab anaknya itu ia yakini meninggal dalam keadaan syahid yakni saat mendirikan salat.
"Sedih, bangga pokoknya campur aduk. Cuman kalau melihat fotonya, barang-barang dia, suka sedih lagi. Wajar lah manusiawi ya, yang penting kita harus sadar memang itu takdirnya di situ, meninggal saat melaksanakan salat, saat bersuci.
Itu cukup bagi saya menyatakan anak saya syahid menurut Islam. Saya aja akhir hayat saya belum tentu bisa begitu," kata Dede.