Awak Kabin Garuda Indonesia Beber Sejumlah Kebijakan Aneh Zaman Ari Askhara, Seperti Gaya Kerajaan

Awak Kabin Garuda Indonesia beber sejumlah Kkebijakan aneh zaman Ari Askhara, seperti gaya kerajaan .

Kontan
Awak Kabin Garuda Indonesia Beber Sejumlah Kebijakan Aneh Zaman Ari Askhara, Seperti Gaya Kerajaan 

TRIBUNKALTIM.CO - Awak Kabin Garuda Indonesia beber sejumlah Kkebijakan aneh zaman Ari Askhara, seperti gaya kerajaan .

Pasca keluarnya keputusan pencopotan Ari Askhara sebagai Dirut Garuda Indonesia polemik masih terus bergulir .

Salah satunya datang dari internal perusahaan BUMN tersebut .

 Jelang Lawan Timnas Indonesia U23 Pelatih Myanmar Keluarkan Protes Keras

 Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Sabtu 7 Desember 2019 Libra Belum Siap Punya Pasangan, Leo Bakal Putus

 Jumlah Pelamar atau Saingan Seleksi CPNS 2019 Ditampilkan 7 Desember, Sebagian Sudah Bisa Dilihat

 Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu 7 Desember 2019, Sagitarius Dapat Kabar Baik, Cancer Dapat Kejutan

Ketua Umum Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia ( IKAG I), Zaenal Mutaqqin mengatakan mendapat kebijakan yang aneh selama dipimpin oleh eks Direktur UtamaDirut ) Garuda, Ari Askhara.

Sebagaimana diketahui, Ari Askhara baru dicopot menjadi Dirut lantaran penyelundupan spare part Harley Davidson dalam Pesawat Garuda.

Hal itu diungkapkan Zaenal Mutaqqin saat hadir di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Jumat (6/12/2019).

"Saya melihat dari awal kepemimpinan Beliau, memang ada hal-hal yang terlihat kebijakan-kebijakan yang aneh," ungkap Zaenal.

Zaenal menngatakan banyak perombakan jabatan yang tidak sesuai aturan.

"Contoh di awal itu dilakukan perombakan jabatan yang tidak sesuai dengan yang diatur sebelumnya," ungkap dia.

Zaenal menjelaskan bahwa Ari Askhara sangat mudah merotasi jabatan.

"Jadi seperti untuk di karyawan darat itu pak, mereka yang sudah menjabat puluhan tahun sebagai kilo-kilo di suatu tempat itu bisa di rotasi dirolling dengan secara mudah dan gampang sekali itu," ungkapnya.

Padahal menurutnya, pemindahan jabatan harus didasarkan kemampuan seseorang.

"Kita punya aturan di mana kemampuan seseorang untuk ditempatkan di luar negeri, di dalam negeri, itu ada aturan mainnya," lanjutnya.

 Prediksi Timnas Indonesia U23 vs Myanmar, Garuda Terbaik Pertahanan, Rapor Lawan Berbanding Terbalik

 7 Fakta Selebgram Cantik Meninggal, Kabar Suntik Putih hingga Tudingan Overdosis, Penjelasan Kakak

Kemudian, Zaenal membeberkan bagaimana Ari Askhara melakukan kebijakan aneh kepada para pegawai awak kabin.

"Begitu juga dengan kami Pak di Awak Kabin itu dengan mudahnya mereka menggantikan seseorang, menunjuk seseorang untuk menjabat anak perusahaan."

"Contoh temen kami yang tidak tahu persoalan catering itu ditunjuk ke catering menjadi VP di ACS," cerita Zaenal.

Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra.
Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra. (KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA)

Zaenal mengungkapkan, bahwa Ari Askhara terlalu mudah membuat suatu kebijakan.

"Itulah kebijakan yang saya pikir tidak sesuai dengan peraturan. Jadi apa yang diucapkan itu menjadi peraturan, apa yang disebutkan itu menjadi peraturan."

"Contoh ketika ada waktu sharing session umurnya sudah 36 tahun kemudian meminta pada Pak Ari untuk dilanjutkan pegawainya menjadi 46, hari itu juga jadi 46," jelas Zaenal.

Akibatnya Zaenal menyebut bahwa gaya kepemimpinan Ari Askhara seperti kepemimpinan gaya kerajaan.

"Artinya ini kan orang-orang seperti ini memimpin dengan gaya-gaya kerajaan, negara, apa pusat publik."

"Itu yang saya (pikir) aneh bagi kami mbak," ujarnya.

Tak berhenti di sana, Zaenal juga mengatakan bahwa Ari Askhara telah mengabaikan hak kelompoknya untuk berserikat.

"Diabaikannya hak berserikat dan berorganisasi kami sejak 2014 pada saat kepemimpinan Beliau."

"Di bulan Juli kami minta perundingan PKB, perjanjian kerja sama itu diabaikan sama mereka sampai saat ini kami masuk ke PHY," jelas dia.

Lihat videonya mulai menit ke-1:11:

 Prediksi PSS vs Persib, Elang Jawa Dapat Tambahan Amunisi, Maung Bandung Belum Aman dari Degradasi

 6 Desember Malam, Peringkat Sementara Indonesia SEA Games 2019 Posisi Dua, Beda Tipis dengan Vietnam

Pada kesempatan itu, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu turut mengomentari pemecetan eks Direktur Utama Garuda, Ari Askhara.

Said Didu mengungkapkan bahwa Ari Askhara merupakan sosok yang istimewa di BUMN.

"Nah Ari ini agak istimewa loh di BUMN," ujar Said Didu.

Said Didu mengatakan demikian lantaran Ari Askhara dengan mudah mendapat jabatan penting di BUMN dalam selang waktu yang relatif pendek.

"Tahun 2014 baru masuk BUMN langsung direksi. Biasa, tapi dalam waktu empat tahun dia lima kali pindah menjadi direksi dan terakhir Dirut Garuda," jelas Said Didu.

Said Didu menduga, Ari Askhara selama ini diistemewakan oleh Menteri BUMN sebelumnya, Rini Soemarno.

"Berarti rata-rata hanya delapan bulan, jadi menurut saya orag ini agak diistemewakan oleh menteri sebelumnya," duga Said Didu.

Menduga Ari Askhara diistemewakan, Said Didu lantas menduga bahwa pejabat publik itu selama ini merupakan orang titipan.

Meski demikian, Said Didu menegaskan bahwa Ari Askhara bukan berarti titipan dari Rini Soemarno.

"Agak diistimewakan biasanya orang yang diistimewakan seperti ini adalah orang ada titipan yang kuat."

"Saya tidak tahu, siapa tahu Bu Rini juga dapat titipan, kita enggak tahu," ungkapnya.

Kemudian, Said Didu berpendapat bahwa Ari Askhara merupakan penikmat jabatan.

"Tapi dari gayanya juga dan saya bilang begini orang kalau sudah jadi penikmat jabatan itu sudah pintu masuk jalan sesat, itu istilah saya," ujar Said Didu.

Hal itu terlihat dari gaya hidup Ari Askhara selama ini.

"Nah hari ini kita lihat persis, dia betul-betul penikmat jabatan lihat saat hari ulang tahun proklamasi, jadi Bung Karno dia, pas turun dari pesawat kemarin , disambut temen-temennya pake Moge jadi ya itu penikmat betul, berangkat ke luar negeri," ucapnya.

 

 Kabar Mengejutkan dari Persib, Kapten Tim Supardi Nasir Mendadak Tinggalkan Tim Jelang Lawan PSS

 Akun Gosip Malaysia Bagi Kabar Mengejutkan soal Punggawa Timnas Indonesia U23 Jelang Lawan Myanmar

 24 Hari Busana Muslim Rabbani Beri Diskon 50 Persen All Item Tanpa Syarat, Ada di Outlet Terdekat

 Hasil Akhir Inter Milan vs AS Roma, Romelu Lukaku Tumpul Nerazzuri Batal Berpesta

Sebagai pejabat publik termasuk di BUMN, tidak pantas seseorang menjadi penikmat jabatan.

"Kalau kita pejabat publik janganlah menjadi penikmat jabatan itu tidak bisa," ungkap Said Didu .(*)

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved