Soal Penghapusan UN Usulan Mendikbud Nadiem Makarim, Wawali Bontang Basri Sebut Jangan Terburu-buru

Soal Penghapusan UN Usulan Mendikbud Nadiem Makarim, Wawali Bontang Basri Rase Sebut Jangan Terburu-buru.

Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Mathias Masan Ola
tribunkaltim.co/Ichwal Setiawan
BASAH-BASAHAN — Wakil Wali Kota Bontang, Basri Rase turut larut dalam agenda berlimbur atau menyiramkan air ke seluruh pengunjung prosesi penutupan Erau Pelas Banua di Kelurahan Guntung, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG -Soal Penghapusan UN Usulan Mendikbud Nadiem Makarim, Wawali Bontang Basri Sebut Jangan Terburu-buru.

Penghapusan Ujian Nasional ( UN ) yang diwacanakan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim pada 2021 mendatang dapat respon dari berbagai pihak. Salah satunya wakil Walikota Bontang Basri Rase, menurutnya Pemerintah jangan terburu-buru menjalankan sebuah kebijakan baru.

Sudah jadi barang lumrah bila terjadi pergantian Menteri di pemerintahan selaras dengan perubahan arah kebijakannya.

Baca Juga;

Ramalan Zodiak Hari Ini Jumat 13 Desember 2019, Aries Berhasil Maju, Scorpio Jangan Mendramatisir!

Jokowi Tarik Semua Guru jadi PNS Pusat, IGI Senang, Kesejahteraan Merata Lepas dari Tekanan Petahana

Cut Tari Jadi Nyonya Richard Kevin, Sang Kakak Ungkap Waktu Pacaran dan Alasan Pilih Nikah di 12.12

Momen 12.12 Cut Tari Resmi Jadi Nyonya Richard Kevin dan Nadia Saphira Sah Jadi Nyonya Mikael Mirdad

Namun, Basri Rase melihat seyogyanya pemerintah harus melihat dengan benar kondisi mikro di lapangan bagaimana. Yang dimaksud adalah daerah di seluruh wilayah Indonesia.

Membaca kesiapan sarana dan prasarana infrastruktur baik fisik maupun non fisik harus dilakukan. Apabila benar UN dihapuskan, setidaknya sistem yang menggantikannya juga harus mempertimbangkan aspek-aspek tersebut.

"Kalau saya jangan terburu-buru melihat penjelasan Menteri Pendidikan di televisi," ucapnya.

Basri Rase mencontohkan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer ( UNBK ), pada akhirnya tak semua daerah yang melaksanakan sistem ujian tersebut.

Hanya daerah yang masuk kategori maju saja yang bisa melakukannya. Sementara daerah pelosok, yang jauh dari jangkauan teknologi hanya bisa gigit jari.

"Contoh UNBK diterapkan, tak semua dearah melaksanakan, kecuali daerah maju. Itu jadi masalah ada yang pakai, ada yang tidak. Artinya apa? Berbeda juga," ujarnya.

Baca Juga;

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved