Breaking News

Di Mata Najwa Menguji Ujian Nasional, Sophia Latjuba Sebut UN Seperti Global Warming, Harus Dihapus

Di Mata Najwa Menguji Ujian Nasional, Sophia Latjuba sebut UN seperti Global Warming, harus dihapus.

YouTube/Najwa Shihab
Di Mata Najwa Menguji Ujian Nasional, Sophia Latjuba Sebut UN Seperti Global Warming, Harus Dihapus 

"Karena ini dalam rangka memerdekakan guru, memerdekakan pendidikan," ujar Budi Trikorayanto.

Pernyataan tersebut disampaikan Budi Trikorayanto dalam acara Sapa Indonesia Malam yang kemudian diunggah oleh kanal YouTube KompasTV, Rabu (11/12/2019).

Budi Trikorayanto mengungkapkan UN selama ini telah membuat disorientasi pendidikan di Indonesia, guru hanya fokus pada UN.

"Apalagi ketika UN menjadi tolak ukur kelulusan dan itu menjadi politik pendidikan daerah ya, target 90 persen harus lulus," jelas Budi Trikorayanto.

Budi Trikorayanto mengatakan penghapusan UN adalah kebijakan pendidikan yang tambal sulam.

"Harusnya melihat UN itu sebagai standar penilaian, kalau mau membebaskan guru itu bukan hanya masalah UN,

standar-standar pendidikan nasional itu sangat membelenggu sebenarnya," ungkapnya.

Meski demikian, Budi Trikorayanto menilai langkah penghapusan UN merupakan langkah yang sangat baik untuk membenahi pendidikan di Indoensia.

Penjelasan Nadiem Makarim

Sementara itu, Mendikbud Nadiem Makarim menjalani rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPR RI Komisi X, Kamis (12/12/2019).

Dalam rapat tersebut, pria yang akrab disapa mas menteri ini menjelaskan secara rinci tentang program assessment pengganti UN.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Dikutip dari laman Kompas.com, Nadiem mengatakan dalam assessment tersebut akan merujuk pada penilaian PISA, yaitu literasi dan numerasi.

"Kita telah menarik inspirasi dari berbagai asesmen di seluruh dunia, tidak hanya Indonesia. Kita bekerja sama dengan organisasi yang membuat PISA, yaitu OECD yang semuanya mengasesmen murni kompetensi bernalar," ujarnya.

"Artinya konten dari asesmen kompetensi sangat sulit dibimbelkan," lanjut Nadiem.

Nadiem menilai, kedua hal tersebut sangat penting dimiliki oleh tiap individu.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved