Lepaskan Intervensi, Rocky Gerung Sebut Sinyal Jokowi-Megawati Pecah Kongsi Menguat, Persiapan 2024

Sudah ada tanda-tanda, Rocky Gerung menyebut bahwa ada potensi pecah kongsi antara Jokowi dengan Megawati.

Editor: Doan Pardede
(Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)
Dari kiri, Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP, Puan Maharani, Presiden terpilih, Joko Widodo, Wakil Presiden terpilih, Jusuf Kalla, Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, dan Ketua Umum DPP Partai Hanura, Wiranto berbincang usai pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP di Marina Convention Center (MCC), Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (19/9/2014). Pada Rakernas Keempat PDIP ini mengusung tema Berjuang untuk Kesejahteraan Rakyat. 

Pertanyaan terakhir, Rocky Gerung disebut selalu merasa paling benar jika diundang di acara debat.

Mendengar itu, Rocky Gerung pun kembali tertawa dan memuji kritik tersebut.

"Oke itu kritik yang bagus, mustinya carikan orang untuk jadi lawan berpikir saya, saya nggak tahu siapa, tapi saya tetap ingin dialektika berpikir itu hidup di Indonesia, jadi kalau anda sebut saya sok tahu, ya memang saya menganggap begitu sebelum dibuktikan terbalik," katanya lalu tertawa.

Berikut videonya:

Jokowi-Mega Potensi Pecah Kongsi

Pengamat Politik Rocky Gerung membaca bahwa saat ini ada upaya dari Presiden Joko Widodo untuk keluar dari bayang-bayang Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Bukan hanya itu, Rocky Gerung juga menilai bahwa keduanya saat ini berpotensi pecah kongsi.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Rocky Gerung Official Minggu (15/12/2019), Rocky Gerung menyebut adanya intervensi dari Istana atas terpilihnya Airlangga Hartarto jadi Ketua Umum Golkar.

"Saya kira itu benar (pesanan istana), karena sinyalnya keras sekali, harus aklamasi, jadi kalau ada pesaingnya pasti istana akan intervensi dan kita tahu juga Bambang Soesatyo orang pertama yang mengajukan ide supaya Presiden Jokowi 3 periode, dan presiden menjawab itu seperti tamparan pada saya, dan beneran ditampar balik, sehingga Bambang Soesatyo mengundurkan diri dari," jelas Rocky Gerung.

Bahkan menurutnya, Bambang Soesatyo dengan sendirinya harus mengundurkan diri karena istana tidak menginginkan dirinya.

"Itu buruk buat demokrasi karena, kita tahu selama Jokowi memerintah juga dalam 5 tahun pertama juga beberapa partai kan diintervensi, PPP, jadi kelihatannya tabiat orde baru untuk mengendalikan partai politik masih terbawa atau dibikin lebih sublim oleh rezim ini, seolah-olah tidak intervensi tapi sinyalnya semua adalah sinyal intervensi," beber Rocky Gerung.

Dalam hal ini, kata Rocky Gerung, tampak ada persaingan antara Megawati dengan Jokowi.

"Ya itu terlihat begitu (ada persaingan), sangat terlihat dan saya sangat menyesalkan, tradisi golkar sebetulnya adalah golkar ini disebut baru, kan jadi partai modern, yang musti tumbuh secara profesional. Jadi saya bisa duga betapa nanti golkar itu akan hidup dalam dendam, karena ada orang yang disingkirkan dalam persaingan, dan itu di hari terakhir saya dengar macam-macam," jelasnya.

Lebih lanjut Rocky Gerung juga mencium adanya sinyal untuk mempersiapkan Pilpres 2024.

"Ya ini investasi buat 2024, yang potensial menghalangi disingkirkan dari sekarang, atau dianggap tidak mungkin meng-generate dana-dana politik pasti dia disingkirkan, jadi di belakang itu selalu ada bau tukar tambah politik yang basisnya adalah berapa uang yang bisa disetor ke kekuasaan," jelas Rocky Gerung lagi.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved