Begini Tanggapan Ustadz Sholahuddin Siregar Mengenai Salat Gerhana Matahari Cincin
Begini Tanggapan Ustadz Sholahuddin Siregar Mengenai Salat Gerhana Matahari Cincin
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN-Begini tanggapan Ustadz Sholahuddin Siregar mengenai Salat Gerhana Matahari cincin
Ratusan warga Balikpapan mengikuti salat Gerhana Matahari yang terjadi di beberapa wilayah termasuk di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, Kamis (26/12/2019)
Warga Balikpapan mulai anak-anak hingga orang dewasa pun tak mau ketinggalan untuk menyaksikan fenomena alam yang jarang terjadi tersebut.
Tak lupa warga Balikpapan pun mengucap syukur, walau melihat gerhana dengan menggunakan alat terbatas. Adapula yang sengaja datang ke Masjid At Taqwa untuk salat Gerhana Matahari cincin.
Ustadz Sholahuddin Siregar Ketua Dewan Masjid Agung At Taqwa Balikpapan mengatakan, baru saja melaksanakan salat Gerhana Matahari cincin.
Salat Gerhana Matahari cincin di zaman Rasulullah sudah ada, karena pada saat itu mereka tidak yakin mengenai hari kiamat itu.
"Dan tidak yakin bahwa bulan dan matahari akan ketemu, maka Allah pertemukan sehingga dalam surah Al Qoyimah ayat 7-12 disebutkan begitu mereka melihat maka akan terbelah, sehingga sebagian dari mereka baru yakin ajaran dari Rasulullah Muhammad SAW," kata ustadz Siregar.
Siregar menyebutkan, bahwa untuk meningkatkan iman dilaksanakan salat gerhana.
"Tadi itu baru sedikit, baru sedikit yang sadar mengenai kebesaran Allah," ucap Siregar.
Selain kebesaran Allah bahwa herhana itu menggingatkan akan tanda-tanda hari kiamat, tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
"Semua akan takut dengan datangnya kiamat, begitu besarnya tanda-tanda hari kiamat, besarnya huru-hara dihari Kiamat.
Di khotbah saya sampaikan, bahwa para ilmuan pada senang menunggu gerhana matahari, tetapi kita muslim diimbau untuk meningkatkan iman kita," katanya .
Dianjurkan dalam hadist bahwa pada saat laksanakan salat gerhana, dianjurkan untuk dilamakan rukuknya,
karena ada doa yang akan dikabulkan, dan perbanyak takbir dan tahmid, serta perbanyak sadakah.
Sempat terhalang awan, Gerhana Matahari cincin di Tanjung Selor terlihat jelas.
Sementara itu, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) Stasiun Tanjung Harapan, Tanjung Selor melakukan pengamatan Gerhana Matahari, Kamis (26/12/2019).
Pengamatan dilakukan di rooftop kantor BMKG secara manual, tanpa bantuan teleskop.
Terlihat dua orang pegawai BMKG meletakkan cermin di lantai rooftop.
Salah seorang antara mereka mengenakan kacamata khusus untuk melihat dari jauh pergerakan bulan masuk ke lingkaran matahari.
Awan tebal sempat beberapa kali menghalangi pengamatan.
BACA JUGA
Warga Balikpapan Berbondong-bondong Salat Gerhana Matahari Cincin di Masjid At Taqwa Klandasan
Pos Pengamanan Natal dan Tahun Baru Km.54 Samboja Dihiasi Pernak Pernik Starwars
Peduli Bencana Banjir, Kapolres Berau dan Anggota Bantu Warga Bersihkan Saluran Air
Ibu Kota Negara di Kaltim, Walikota Balikpapan Rizal Effendi Sebut Pendapatan 3 Sektor Meningkat
Beberapa juru foto dari media massa di Tanjung Selor tampak diuji kesabarannya.
"Iya, ada awan tebalnya. Tadi sempat hilang, muncul lagi," kata Rahmat di tempat pengamatan.
Gerhana Matahari terjadi karena posisi bulan berada di antara Bumi dan Matahari sehingga terlihat menutup cahaya matahari.
Bentuk Gerhana Matahari cincin terjadi ketika bulan tidak cukup besar menutupi seluruh lingkaran matahari.

BACA JUGA
Inilah Catatan Penanganan Kasus Polda Kalimantan Utara Selama 2019
Voyeurisme di Samarinda, Kelainan Seks yang Membuat Penderitanya Senang Mengintip Orang Lain
Pertama di Kaltara, Energize Tunggu PLTU Malinau Berhasil Melalui Tahap Uji Coba Isolasi
Tragedi 2016 Bom Molotov di Gereja Oikumene, Korban Alvaro Terkini Membaik Gemar Main Drum Bernyanyi
Sehingga matahari tampak seperti cincin bercahaya di sekeliling bulan.
Di Tanjung Selor, Gerhana Matahari cincin berlangsung kurang lebih 2 menit.
"Cahaya matahari tertutup oleh bulan dan tidak sampai ke bumi dalam beberapa menit," kata Darso Purnanto, Staf Observasi BMKG Tanjung Harapan.
Saat masuk ke fase puncak atau cincin, sinar matahari meredup hingga menyebabkan suasana seperti senja. Suhu udara menurun menjadi 28 derajat Celcius dari awalnya 30 derajat Celcius.

Fase Gerhana di Tanjung Selor mulai masuk pukul 12.14 Wita. Fase cincin mulai 14.09 Wita, puncak Gerhana 14.10 Wita.
"Semua fase Gerhana durasinya kurang lebih 2 jam Mas," kata Darso kepada wartawan.
Adapun Kantor Perwakilan Kemenag Kalimantan Utara meneruskan imbauan salat gerhana kepada Kemenag Kabupaten / Kota, Kepala KUA, ulama, pimpinan ormas Islam, imam masjid, aparatur pemda, dan masyarakat.
BACA JUGA
Warga Balikpapan Berbondong-bondong Salat Gerhana Matahari Cincin di Masjid At Taqwa Klandasan
Gerhana Matahari Cincin, Kemenag Sebut Beberapa Masjid di Balikpapan Ini Melaksanakan Salat Gerhana
Doa saat Terjadi Gerhana Matahari Cincin Hari Ini, Kamis 26 Desember 2019, Bisa Dibaca Berulang
Sempat Mendung, Komunitas Fotografi di Berau Berburu Gerhana Matahari Cincin
Gerhana Matahari cincin menampakan diri di langit Kabupaten Berau, Kamis (26/12/2019).
Fenomena astronomi ini menjadi daya tarik bagi masyarakat. Para pengendara memilih menghentikan laju kendaraannya, sementara para pekerja kantoran keluar ruangan untuk menyaksikan fenomena ini.
Namun ada juga yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri. Untuk mengabadikan momen gerhana cincin melalui lensa kamera.
Yudi Rizal, salah satu anggota komunitas fotografi di Kabupaten Berau sudah mempersiapkan kamera, lengkap dengan aksesorisnya.
Menggunakan lensa dengan rentang 150-500mm miliknya, Yudi Rizal membidik matahari melalui layar LCD kamera.
“Gerhana Matahari cincin ini fenomena yang langka, katanya hanya terjadi satu atau dua tahun sekali,” ujarnya, seraya emasang filter lensa kamera.
Tidak hanya pehobi fotografi dengan kamera mirrorless atau DSLR yang ingin mengabadikan fenomena ini.
Sejumlah warga juga berupaya mengambil gambar dengan handphone.
“Tapi gambarnya enggak jelas, karena cuma pakai HP (handphone),” kata Jupita Putriani, salah seorang staf di Dinas Komunikasi dan Informatika ini.
Sementara warga lainnya rela merogoh sakunya demi melihat secara langsung gerhana matahari dari roof top sebuah hotel berlantai delapan.
Mereka yang datang ke hotel ini harus memesan makanan atau minuman agar bisa menggunakan fasilitas hotel ini.
“Ya ini kan pemandangan yang tidak bisa kita lihat sehari-hari. Sesekali melihat langsung dari tempat yang tinggi,” kata Rais, warga Kota Tanjung Redeb.
Sebagian besar warga menggunakan kacamata hitam, agar tidak silau saat melihat gerhana matahari.
“Tapi saat dipakai malah gelap,” imbuhnya. Warga juga mengaku takut, menatap langsung ke matahari akan menyebabkan sakit mata.
Saat fenomena ini berlangsung, wilayah Kabupaten Berau sebenarnya tengah ditutupi awan.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau, Tekad Sumardi mengatakan, wilayah Berau pada hari Kamis (26/12/2019) memang sedang berawan.
Fenomena ini, kata Tekad Sumardi juga tidak berdampak terhadap ketinggian air laut maupun gelombang.
“Berbeda dengan gerhana bulan yang mempengaruhi pergerakan air laut,” tandasnya.
(*)